65

24.3K 1.3K 64
                                    


Selfi menoleh ketika pintu kamar ruang rawatnya diketuk pelan. Dibandingkan harus beranjak, Selfi memilih mengeluarkan suaranya. Kondisinya sudah membaik satu minggu di rumah sakit dan sudah dibolehkan untuk pulang hari ini.

"Masuk" seru Selfi.

Pintu kamar terbuka, terpampang lah wajah Kakaknya yang menggunakan kaus hitam dibalut jaket denim berwarna abu-abu.

"Udah selesai?" tanya Dewa.

Selfi mengangguk cepat sambil memeriksa kembali apa dia sudah membawa semuanya.

"Nggak mau kabarin Bagas dulu, kalo hari ini pulang" ucap Dewa berjalan masuk duduk di sofa sambil menatap Selfi.

Selfi kembali menggeleng. "Males!"

Dewa bangkit dari sofa lalu beralih keranjang Selfi. "Seenggaknya kasih tau sahabat lo" bujuk Dewa.

"Enggak mereka semua mulutnya nggak ada remnya, pasti nanti ngadu sama Bagas" Tolak Selfi.

Dewa menepuk-nepuk puncak kepala Selfi pelan. "Mau sampai kapan?"

"Apanya?" Tanya Selfi bingung.

"Marah sama Bagas?"

"Nggak tau" Selfi berseru lirih. Ia menyandarkan kepalanya di pundak Dewa.

Dewa menghela nafas. "Boleh gue kasih wejangan" seru Dewa.

"Fi coba lo pikirkan ini baik-baik, jangan lama-lama marahnya. Coba buat maafin apapun kesalahan Bagas, mungkin lo udah muak dengan kata maaf. Coba untuk lebih ikhlas Fi, lo harus maafin Bagas. Baik atau enggaknya hubungan Lo nantinya itu semua ada di tangan lo. Bagas tulus sayang sama lo, sekarang di balik deh kalo dulu lo ada di posisi Bagas. Pasti lo akan lakuin hal yang sama, gue juga akan gitu. Karena menurut gue kalo gue boleh milih, gue akan milih sahabat gue dibandingkan pacar. Karena bagi gue teman susah di cari, apalagi lo udah anggap dia sebagai keluarga lo. Disini gue nggak membela siapa pun, itu pendapat gue"

Selfi mendengarkan dengan baik, ia merasa tertusuk dengan perkataan Kakaknya.

"Tapi Kak menurut gue, Bagas terlalu berlebihan" elak Selfi membela diri.

"Iya lo ngomong gitu karena sudah terbiasa dengan kehadiran Bagas di sisi lo. Ada ketakutan dalam hati lo Bagas akan ninggalin lo, karena Bagas lebih mengistimewakan Via dibandingkan lo. Dan dengan jahatnya Via memanfaatkan itu, manusia banyak salah Fi. Lo juga dan gue juga, semua manusia di bumi ini"

"Belajar memaafkan walaupun lo muak dengan orang itu" ucap Dewa.

"Wangi" lirih Selfi.

"Lo pake parfum apa Kak" tanya Selfi tiba-tiba saat mencium aroma parfum Dewa yang menurutnya sangat enak.

"Mengalihkan pembicaraan" decak Dewa sebal.

"Ishh kangen tau lama nggak ketemu" ucap Selfi manja lalu memeluk tubuh Dewa erat.

"Gue juga" sahut Dewa membalas pelukan Selfi.

"Rasanya sakit banget mengingat apa yang Ibu lakuin ke gue padahal waktu Ibu datang ke rumah, gue nggak berpikiran negatif tentang Ibu. Gue selalu berfikir apapun yang dilakuin Ibu sama gue ya karena Ibu benci sama gue, tapi gue nggak pernah marah. Dibalik rasa bencinya gue yakin ada sedikit rasa cinta buat gue Kak" Selfi menghela nafasnya.

"Gue sangat berterimakasih sama lo, Ayah dan Mama karena menerima gue di keluarga ini. Kalo gue boleh jujur, gue kesepian Kak. Kesepian saat kalian sibuk, gue pengen cerita semua keluh kesah yang gue rasain. Tapi disisi lain gue berfikir, gue nggak boleh egois dan nuntut orang buat selalu ada sama gue terus. Gue harusnya lebih bersyukur karena masih ada orang baik di dunia ini"

BAGASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang