Waktu memang adalah hal menakutkan di dunia ini. Tak memandang pangkat, derajat, kekayaan, dan status. Ia akan terus berjalan. Tanpa diminta atau bisa dihentikan. Dan manusia pun bisa berubah karenanya.
Sebelum tiga tahun dan setelah tiga tahun. Buk...
Surat dari Masa Depan adalah cerita mini series dari Tiga Tahun. Tidak memiliki sangkut paut dengan cerita Tiga Tahun Juna dan Yuna. Namun, tergabung dalam Cerita Tiga Tahun.
Sinopsis:
Hidup Sasa kacau. Setelah bertengkar dengan orang tuanya. Satu-persatu temannya menghilang ketika di butuhkan. Ia hamil. Namun, Rio sebagai pacarnya malah meninggalkannya. Dan menyebut dirinya tidur dengan laki-laki lain. Disaat tak tau lagi mau kemana, penyesalan menghampirinya. Ia pulang. Namun, kabar duka datang padanya. Orang tuanya meninggal karena kecelakaan saat mencarinya. Putus asa. Stres. Sasa memilih mengakhiri hidup. Tetapi, lagi-lagi Tuhan masih baik. Dua anak jalanan yang ditolongnya memberi botol ajaib. Botol itu ia isi surat mengenai dirinya, hidupnya, dan penyesalannya. Dan berharap botol itu bisa melintasi waktu. Ke masa lalu. Ke tiga tahun lalu, sebelum ia kenal teman-temannya. Dan malam itu, jarum jam menghitung mundur. Bergerak cepat. Tiap detiknya terdengar keras. Memutar cepat. Sangat cepat. Lalu terhenti. Dan sebuah do'a terkabul. Dengan cara menakjubkan.
Prolog :
Sasa, berpikir teman-temannya akan selalu disampingnya disaat duka dan senang. Pacarnya Rio akan selalu melindunginya, membantunya, dan sayang padanya. Ia memberikan semua pada pacarnya termasuk harga dirinya sebagai perempuan. Melihat pergaulan anaknya mulai melampaui batas dan tak terkontrol. Lita menasihati anaknya namun Sasa mengiyakan sambil lalu. Lita mulai menegur saat Sasa pulang larut malam. Hingga menyebabkan pertengkaran. Karena segala cara sudah dilakukan. Lita mengekang Sasa, membatasi jam-jam malam anaknya, meminta Sasa putus dengan Rio, dan tidak berteman lagi dengan teman-temannya. Tapi, Sasa tidak mau. Jiwa mudanya memberontak. Ia mengatakan ibunya tak pengertian, tak sayang padanya, pemarah, pengatur, hingga julukan monster ia torehkan pada ibunya. Mereka terlibat perang dingin. Sampai suatu malam, Sasa pulang dalam keadaan mabuk. Lita marah besar paginya. Sasa ikut tersulut. Ayahnya berusaha mendamaikan. Hingga Sasa mengatakan, "Akupun tidak ingin terlahir dari orang tua sepertimu. Aku membencimu selamanya." Sasa pergi. Meninggalkan ayahnya yang tercengang dan ibunya yang menahan perih.
Sejak itu, ia tak pulang ke rumah. Berhari-hari ia menginap di tempat temannya. Hari pertama sampai tiga hari, teman-temannya masih baik. Masih bersedia menampungnya. Namun, seiring hari, teman-temannya yang ia banggakan dan pikir tak pernah meninggalkannya. Justru satu persatu menghilang. Dan diperparah Rio yang memutuskannya tanpa sebab. Dua hari berselang ia melihat Rio sudah bergandengan mesra dengan cewek lain. Sasa marah, mengamuk, dan tak terimah. Tapi, Rio tak peduli dan memilih berlalu dengan pacar barunya.
Teman-temannya Cindya, Dina dan Tia tak mau menemuinya lagi. Dua hari ia menjadi gelandangan di jalan. Sampai hari ketiga, ia memutuskan pulang. Tetapi yang ia temukan rumah itu kosong. Dan ditambah lagi, orang taunya meninggal karena kecelakaan saat mencari dirinya yang kabur. Kabar buruknya, ia hamil. Rio tidak mau tanggung jawab.
Sasa sangat menyesal. Ia menangis di kamar orang tuanya seminggu lebih. Jarang makan dan minum. Ia berencana untuk bunuh diri. Malam itu ia keluar. Bertelanjang kaki menuju jembatan. Sampai disana ia melihat dua anak kecil berbaring beralaskan koran. Dua-duanya belum tidur. Mereka memegang perut. Lalu saat melihat Sasa mendekat, dua anak kecil itu duduk mengamatinya. Merasa kasihan. Sasa merogoh sakunya, ternyata masih ada uang dua puluh ribu lima ratus. Ia cari toko yang masih buka dan sebuah rumah makan padang buka di ujung jembatan. Ia membeli dua nasi bungkus ikan dan ia berikan pada anak itu yang sangat gembira. Mereka makan dengan sangat lahap dan semangat. Melihat keceriaan anak itu, ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri.
Salah satu anak itu memberikannya botol. Katanya, botol itu botol ajaib. Dengan memasukkan surat ke dalamya lalu dilemparkan ke air atau ke suatu tempat. Maka botol itu akan sampai ke seseorang yang dituju. Sasa mengambil saja karena tidak enak untuk menolak. Lalu malam itu, ia menulis sebuah surat dan dimasukkannya ke dalam botol. Botol itu ia letakkan di atas meja. Lalu ia pergi tidur.
Dan tiba-tiba, jarum jam menghitung mundur. Berputar cepat. Sangat cepat. Bunyi detiknya terdengar berkali-kali. Beberapa menit kemudian terhenti pada jarum jam pendek ke enam dan jarum panjang ke dua belas.
"Sasa, ayo bangun! Ini hari pertama kamu sekolah. Ayo cepat, nanti kamu terlambat!"
★★★
Silahkan mau baca. Namun, cerita ini hanya bisa di temukan di Google Play Store/Google Play Book😊
Harga 10.000 Dengan 85 halaman dan 6 part.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cerita Tiga Tahun Juna dan Yuna tetap lanjut kok. Akan update besok 😉