Yuna menunduk begitu guyuran tepung mengotori kepalanya.
"Telur!" Seru Calista.
Lagi, ia merasakan benda keras menghantam kepalanya dan cairan lengket.
"Apa lagi ya?" Timpal Clara.
"Taburi sayur busuk, minyak lalu bakar. Ia pasti jadi bakwan." Sahut Kaina tertawa.
"Terlalu bagus jadi bakwan. Bakwan saja ada harganya. Dia itu nggak ada harga diri, murahan, menjijikan, kampungan. Iyuuuuhhh jijik banget." Iza berdiri menjauh.
Clara tanpa aba-aba langsung menyiramkan jus alpukatnya yang ia beli. Dan aliran dingin itu meresap di kulit kepala dan menetes dari rambut Yuna.
"Woaaaahhh, kamera, kamera cepet foto." Kaina merogoh saku roknya.
"Kau begitu menjijikan Yuna." Decih Calista.
Yuna menggigit bibir. Menahan tangis.
"Ayo hadap sini dong!" Kaina menggerutu gemas.
"Nah kan bagus, langsung update ig."
"Sudahlah."
"Apaan sih lo Yud? Ganggu orang aja." Ketus Kaina. Ia bergeser minggir saat Yuda menyeruak di antara mereka.
"Lo suka dia? Tumben bela." Clara menarik sudut bibirnya. Calista bersedekap dengan dagu terangkat tinggi.
"Nggaklah, gue cuman mau kasih tau apa yang diomongi Bu Beti kemarin." Yuda mengahadap Yuna, "lo dipanggil Bu Beti keruangannya sekarang."
"Ambil seragam baru lo Clara."
"Buat apa?"
"Dia nggak mungkin kan ke ruangan Bu Beti dengan kondisi begini. Bisa-bisa dia ngadu."
"Najis banget seragam gue di pake. Nih, ambil. Nggak usah balikin. Gue nggak sudih make bekas sampah."
"Awas lo ngadu. Gue bikin mampus."
Yuna mengambil seragam itu yang masih terbungkus plastik. Ia perlahan berdiri. Terus menundukkan kepalanya dan berjalan cepat ke toilet. Tak ia hiraukan orang-orang yang menepi menatap dirinya bingung, jijik dan lain-lain.
***
"Kenapa kamu bolos?"
Yuna memilin jemarinya. Pandangannya menunduk.
"Kamu tidak suka pelajaran ibu atau kamu tidak suka ibu?"
Yuna menggeleng.
"Kenapa? Tak biasanya kamu seperti ini Yuna."
"Aku ..."
"Ibu mendengar kabar tak menyenangkan tentangmu. Ada yang menjahilimu di sekolah?"
Diam. Yuna menatap kedua sepatunya. "Tidak ada bu."
"Ya sudah, ibu berharap ini tak terulang lagi. Kamu murid beasiswa kan, jangan bolos. Pertahankan nilaimu. Memang tak mudah, tapi ibu yakin kamu kuat dan pintar."
Yuna mengangguk.
***
Vote dan komen ya😊
5 November 2019Oh ya di fizzo aku juga ada cerita mirip2 kayak gini judulnya Black Sugar bercerita tentang karma agak dark juga sih tapi nyangkut kehidupan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga tahun [End]
Ficción GeneralWaktu memang adalah hal menakutkan di dunia ini. Tak memandang pangkat, derajat, kekayaan, dan status. Ia akan terus berjalan. Tanpa diminta atau bisa dihentikan. Dan manusia pun bisa berubah karenanya. Sebelum tiga tahun dan setelah tiga tahun. Buk...