Kak Nayla
Udah sampe rumah, kar?
Lusa bisa ketemu? Sekalian kamu ngembaliin jaket
Sekar duduk berjongkok di depan mesin cucinya saat dia membaca pesan dari Nayla. Sekar bolak - balik membaca pesan yang dikirimkan seseorang yang baru 3 jam lalu ia kenal itu tapi rasanya seperti ia baru saja ditanyai kabar oleh seseorang yang sudah lama mengenal dirinya. Di pesan itu seperti ada nada khawatir yang kentara yang membuat Sekar hanya bisa meneteskan air matanya. Ia merasa hangat dan nyeri disaat bersamaan.
Belum sempat Sekar membalas pesan milik Nayla, terdengar suara pintu apartemen yang terbuka. Sekar segera mengusap air matanya dan mengantongi handphonenya. Sekar mendengar gelak tawa di ruang tengahnya. Bisa dipastikan bahwa itu adalah Ardan dan Mila.
"Hai, Kar" Mila menyapa Sekar ramah. "Udah balik? maaf ya tadi mobil gue macet. Nggak ngerti harus minta tolong siapa. Jadi gue telepon Ardan" Lanjut Mila panjang.
Sekar tersenyum. "Santai aja mil. Gue juga tadi muter dulu nyari buku terus baru balik"
"Eh ada film bagus deh di netflix. Mau movie marathon nggak?" Mila bertanya dengan riang sambil mengambil tempat duduk di sofa milik Sekar. Ardan yang duduk di sebelahnya mengangguk setuju seperti tidak penting pendapat dari Sekar tapi toh Sekar akan menurut. Disini, hanya Sekar yang lebih muda dari mereka. Jadi selamanya, mereka menganggap sekar sebagai orang yang harusnya nurut-nurut saja.
Ardan duduk di tengah sementara Sekar duduk di sebelah kiri Ardan dan Mila duduk di sebelah kanan Ardan. Lengan Ardan merangkul Sekar sementara tangan kanannya mengelus lembut luka-luka di lengan kanan Sekar.
Mila melihat itu dan seketika memekik. "Lo nggak ngelukai diri lo sendiri lagi kan Kar?"
Sekar tersenyum kecil. "Nggak mil. Itu udah lama. cuma recoverynya aja lama" Ucap Sekar setengah tersenyum. Ardan tidak berkomentar apapun tapi laki-laki itu mengeratkan gengaman tangannya dan mengusap kepala Sekar halus.
Sesekali Ardan akan menciumi rambut Sekar dan mendaratkan kecupan di kening dan pipi Sekar.
Ardan akan selalu seperti ini jika sedang manis.
"Lagi bahagia ya kamu?" Sekar bertanya pelan saat film sudah mulai. Ardan tersenyum dan mendekatkan wajahnya pada Sekar. Kemudian mendaratkan ciuman pada ujung hidung Sekar.
"Iya. mama papa tadi telepon. Nanyain aku. Katanya juga besok mereka mau balik"
Sekar tersenyum. "Besok mau ketemu? sama aku juga?"
Ardan tersenyum lebar. "Iya dong. Kamu harus ikut. Mama sama papa pasti kangen sama kamu"
Sekar mengangguk dan merangkul pinggang Ardan dan merasakan kehangatan pada tubuh kekasihnya ini. Somehow, Sekar sangat butuh kehangatan ini. Ia suka saat Ardan being clingy seperti ini.
Sejam sudah film berjalan. Sekar sudah berbaring di pangkuan Ardan. Tangan kiri laki-laki ini mengusap lengan Sekar lembut sementara tangan kirinya memainkan anak rambut Sekar. Sekar baru saja akan mengambil air minum saat ia menyadari Mila telah tertidur di pundak Ardan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendmates
Ficción General[Selesai - Sudah Terbit] Friendmates; stories of four best friends and their complicated-yet-struggling ways to get their soulmates. Ryan harus sekuat tenaga mengejar gadis yang serupa alpha woman. Aksa dengan predikat brengseknya, ternyata tidak bi...