Cheating

13.1K 2.1K 660
                                    


Sekar sedang menunggu kedatangan Ardan malam ini. Laki -laki itu jarang datang ke apartement Sekar sejak semuanya membaik. Alasannya karena Ardan sedang berkonsetrasi menyelesaikan skrispinya. Ardan sekarang sudah sudah semester sebelas dan tidak kunjung bisa menyelesaikan skripsinya dengan banyak alasan yang ia paparkan kepada kedua orang tuanya. Itulah kenapa di saat Mila--sahabat sekaligus teman seangkatan Ardan--sudah bekerja, Ardan masih betah menjadi mahasiswa.

Sekar juga mengganti kunci pintu depan. Bukan Sekar yang mengganti sebenarnya. Ibu Ardan yang meminta pihak apartemen mengganti untuk Sekar. Sehingga hanya Sekar yang bisa masuk ke apartemennya.



Suara bel terdengar. Sekar membuka pintu dan melihat Ardan dengan dandanan kasualnya membawa donut dan kopi dari gerai ternama. "Desert before bed?" Ardan berkata dengan manis. Sekar tersenyum hangat dan membiarkan Ardan masuk.

Keduanya setuju untuk menonton film di apartemen Sekar. Ardan juga membawa popcorn yang ia sengaja beli dari salah satu bioskop.

"Niat banget kamu?" Sekar mendengus geli saat Ardan mengeluarkan popcorn dari bungkus plastik putih.

"aku juga mau beli makanan kesukaan kamu tapi kamu bilang udah makan malam. Yaudah nggak jadi"


Keduanya menonton film dengan duduk bersebelahan. Bagi Sekar, Ardan versi manis adalah versi terbaik dari seorang Ardan Syailendra. Laki - laki itu sangat baik dan hangat jika sisi emosi buruknya sedang tidur nyenyak. Ardan benar-benar menjelma sebagai kekasih yang baik dan romantis. Kadang, Ardan akan membawakan buket bunga besar tanpa alasan hanya untuk Sekar. Kadang, Ardan juga menemani Sekar begadang mengerjakan project tanpa protes.

Seperti malam ini. Ardan memperlakukan Sekar bak putri Raja. Manis dan hangat.

Keduanya memang memilih menonton film dengan genre Romantis. Tidak ada niat apapun karena memang Sekar belum menonton film ini hingga saat ada adegan romantis, keduanya mau tidak mau merasa canggung.

Ardan mengeratkan pelukannya di pundak Sekar yang membuat Sekar menoleh pada sosok laki - laki di sebelahnya. Sekar melihat Ardan menatapnya dengan lembut hingga tanpa Sekar sadari, Ardan semakin mengikis jarak keduanya.



"Boleh?" Ardan berkata lembut saat jarak bibir Sekar dan Ardan hanya berjarak 2cm.

Sekar mengangguk.

Kedua menyatukan bibir cukup lama hingga keduanya harus menarik nafas bersamaan dengan kening yang masih menempel.



Sekar menatap Ardan saat keduanya mencoba mengambil oksigen sebanyak-banyaknya. 



Sepersekian detik yang ia lihat bukanlah Ardan. Tapi Aksa. Sekar melihat Aksa. Bukan Ardan. Hingga suara Ardan menarik kembali kewarasan Sekar.



"Boleh, lebih jauh dari ini?" Laki - laki itu bertanya dengan suara rendah. Suara Ardan membuyarkan semuanya. Tiba-tiba yang Sekar rasakan hanya sesak. Meskipun Ardan mengusap pipinya lembut saat ini. Ardan juga mengucapkan kata manis dengan menatap Sekar hangat. Tapi kepala Sekar mendadak memutar semua memorinya bersama Aksa alih - alih Ardan.


Sayangnya, semua yang Ardan lakukan hanya menyihir Sekar dalam hitungan detik. Menit selanjutnya, yang ada di otak Sekar hanya sosok Aksa. Hanya Aksa Keanu. Sehingga saat bibir Ardan kembali menempel, dada Sekar mendadak sakit.

FriendmatesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang