Stay

12.7K 2K 511
                                    

Sama seperti Argi dulu, kali ini Ryan mengalami patah hati pertamanya dalam konteks romansa. Bedanya, Ryan tidak mabuk-mabuk-an. Laki - laki ini hanya meneguk cola dingin dari kulkas milik Argi. 


"Lo tau Kak Rere nggak suka dibentak, Ry?" Naren bertanya. Laki -laki itu duduk di sofa atas sementara Ryan, Argi dan Aksa duduk di karpet bawah.

Ryan mengangguk. "Dari kecil Freya selalu kena bentak bapaknya. Kadang bapaknya juga main fisik. Makanya dia kalo dibentak, kepala sama telinganya langsung pusing"

"Tapi bukannya self-arguing Kak Rere bagus ya kalo lagi argumen?" Kali ini Argi yang bertanya.

"Tapi dia selalu diem dan milih buat walk out kalo lawan udah pake nada tinggi" Ryan berkata dengan menatap ke arah depan tanpa emosi. 


Sesaat kemudian laki - laki itu meremas kaleng cola yang sudah hampir habis isinya itu dengan emosi tertahan. "Dan begonya, gue melakukan hal itu ke dia. Emang goblok!" umpat Ryan kasar. 


Tidak ada yang mengomentari. Tidak juga menyalahkan. Lagi - lagi semuanya hanya membersamai. Memastikan sahabat mereka tidak melakukan hal bodoh. 


"Instagram Kak Rere nggak ada" Naren memberikan kabar "Twitternya juga nggak ada" 


Ryan mengusak rambutnya kasar. Laki - laki itu baru akan beranjak untuk pergi ke kost Freya sebelum tangannya dicekal oleh Aksa. 


"Jangan sekarang, Ry. Lo sama Kak Rere masih butuh waktu buat nurunin emosi. Besok lo ketemu. Besok lo jelasin. Besok" Aksa berkata dengan tenang.

"Bener Aksa, Ry. Barusan Nayla juga ngabarin kalo Rere baik - baik aja. Kayaknya kakak lo tau kalian berdua berantem. Makanya dia ngasih tau gue itu biar gue ngomong ke lo. Istirahat aja dulu." Ucap Argi sambil menepuk pundak Ryan. "Pake kepala dingin, Ry. Bukan pake emosi sesaat".


Sayangnya Freya Danisha tidak pernah benar-benar mau encounter masalahnya. Gadis ini memilih bersembunyi dan menghindar. Puluhan pesan dari Ryan tidak ia baca. Telepon dari Ryan tidak ia acuhkan. Gadis ini bahkan memilih mengambil tugas mba Ade untuk project yang diharuskan berada di luar kantor agar ia tidak perlu melihat Ryan menjemputnya. 


Freya menghindar selama lima hari lebih. Ryan hanya mendapat kabar dari Nayla bahwa Freya baik - baik saja. 

"Rere belum mau ketemu lo, Ry. Nanti kalo dia udah baikan, pasti bakalan mau ditemui" Ucap Nayla untuk kesekian kalinya saat Ryan bolak balik ke kamarnya hanya untuk menanyakan kabar Freya pada Nayla. 


Whatsapp

Ryan
It's okay kalo lo belum mau ketemu gue
Just please, jangan lupa makan
Jangan sakit
✔️✔️


***

Freya membaca semua pesan dari Ryan. Ia hanya men-setting whatsappnya menjadi tidak terlihat online. 

Jika ditanya apa perbedaan kentara antara dirinya dan Nayla adalah, sahabatnya itu berani menyelesaikan masalah sementara Freya tidak. Ia terlalu pengecut untuk mendengar penjelasan. Ia bisa mendengar orang berdebat, ia bahkan bisa adu argumen berjam - jam. Ia juga bisa bertengkar in real, tapi saat ia menjadi subjek dimana ia harus mendengarkan penjelasan dari kesalahan pahaman yang menyangkut dirinya, Freya selalu menghindar. 

FriendmatesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang