Protection

11.8K 2K 814
                                    

Sekar terbangun entah setelah berapa lama ia tidur. Tapi tubuhnya menegang saat ia menyadari dirinya sendiri di kamar besar ini. Tiba - tiba otaknya chaos tidak bisa membedakan mana mimpi dan kenyataan. Seingatnya kemarin ia bersama Aksa tapi saat ini ia hanya sendiri disini. Tidak ada tanda-tanda kehidupan di luar sana.


was it a dream? he was holding me tightly and hugging me softly.. were they dreams?


Mendadak nafasnya kembali tercekat. Sekar sudah duduk di atas tempat duduk dengan menunduk memegang kepalanya pusing. Rasanya dunianya mendadak kosong. Tapi sebelum semua memburuk, Sekar melihat ke arah pintu saat ia mendengar ketukan pintu kecil dan sesaat kemudian pintu terbuka.


Aksa ada di sana. 


Tanpa aba - aba Sekar kembali menangis dengan menutup wajahnya. Ia tidak bermimpi. Aksa benar - benar disini. Ia masih menangis saat ia merasakan Aksa menangkup kedua pipinya yang membuat Sekar membuka matanya yang sudah basah. 


Aksa tersenyum hangat. Laki - laki itu menyeka air mata Sekar dan mengusap pipi Sekar lembut. "Kenapa? ada yang sakit?" Aksa bertanya pelan. 


Sekar menggeleng. "I thought everything was dream" 

"Which one?"

"You. I thought you were a dream" 


Aksa tersenyum dan kemudian mencium ujung hidung Sekar singkat. "Your pain was a nightmare but I will wake you up. With all the things that I can do."


Aksa bangkit dan menuju meja kecil di samping tempat tidur dan memberikan tote bag berwarna coklat di tangannya. "Lo bisa mandi di kamar mandi itu dan ganti pakaian pake ini"

"Bajunya siapa?" Sekar bertanya saat melihat isi totebag dan menemukan sebuah piyama lengan panjang berwarna biru tua dengan gambar lucu yang sudah pasti ini bukan milik Aksa. 

"Lova" Jawab Aksa tenang. "Lova yang ngasih pas kemarin gue mau jemput lo"


Sekar terlihat ragu. "Is it okay?"

"what?" Aksa bertanya kali dengan posisi Aksa yang sudah kembali duduk di depan Sekar

"Is it okay for you being here? and I wear Lova's clothes?" Sekar bertanya polos.

Aksa mengusak rambut Sekar lembut. "You don't need to worry everything else. I will handle everything. Just please stay and trust me. will you?"

Sekar mengangguk kecil. Mencoba mempercayai Aksa. "But.. you will explain everything to her, right? or.. should I talk to her personally?"

Aksa terkekeh kecil. "I will explain everything, sez. There will be no misunderstanding. Trust me"


***

Untuk sementara Sekar tinggal di apartemen Argi. Freya kedapatan untuk menemani dan jelas tidak akan disia-siakan oleh Freya. 

"Ternyata jadi temen Argi aja gue udah bisa tinggal di apartemen mewah. Nggak harus jadi sugar baby" Ceplos Freya saat delapan orang berkumpul di ruang tengah malam harinya dengan makanan yang tersaji lengkap di depan mereka. 

FriendmatesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang