Naren - Sugeng Tanggap Warsa, Mas

14K 2.2K 1.3K
                                    

Naren terbangun jam 8 pagi. Ia meraih handphone yang semalaman ia charging di dekat tempat tidurnya. 

23 Maret. 

Grup 4L sudah penuh dengan sumpah serapah khas mereka yang akan selalu mengumpat dan membuka aib jika salah satu dari mereka berulang tahun. Tapi kado mereka sudah sampai dengan selamat di kamar ini. Naren melihat ke arah meja belajarnya dimana 5 bungkusan sudah ada di sana. Tiga dari para monyet dan dua dari pacar-pacar mereka--minus aksa yang tidak punya pacar. 

Naren belum membukanya sama sekali karena ia sebenarnya sudah tau isinya. Seperti kebiasaan mereka dari dulu, alih-alih kado random, mereka akan minta dibelikan barang yang bermanfaat. Dan untuk kali ini, Naren menawarkan 3 items.

apple watch

airpod

dan ipad

"emang MAGADIR LO REN" Ryan berteriak paling keras

"Tau! lo tajir nyet! kenapa minta barang branded ke kita?" Aksa menimpali setelahnya

"malu-maluin nama gunandya di belakang nama lo, nyet" Argi tidak kalah mengumpat. 

tentu saja ketiganya manusia itu mengumpat bersamaan saat naren menawarkan barang yang ingin sahabatnya hadiahkan untuk dirinya. Naren terpingkal. Setelahnya ia merevisi list kado ulang tahunnya. Ia hanya mengatakan ia ingin baju kerja baru. 

Tapi sepertinya Argi Kalandra tetap membelikan Ipad. Terlihat dari bentuk kadonya. 

Grup Gunandya's penuh dengan ucapan ulang tahun yang diberikan pada Naren dengan bahasa jawa krama inggil yang khas. Termasuk dari eyang kakung dan eyang putrinya. Tapi baru saja Naren akan terharu, chat dari ayah Tendra membuyarkan khidmatnya. 

Om Jayagayan
Yo Naren, Ponakanku sing gagah tur ngganteng, HAPPY BIRTHDAY! 
HAPPY HAPPY BIRTHDAAAAY! SAENGIL CHUKAHAE

Jelas saja ucapan selamat dari ayah Tendra mendapat serangan dari banyak kubu karena dianggap tidak sopan menggunakan bahasa asing--bahkan 2 bahasa asing-- padahal jelas peraturannya semua harus menggunakan krama inggil jika ada di grup ini. Naren menggeleng dan terkekeh melihat replies di grup keluarga besarnya ini. 

Setelah keluar dari grup, Naren melihat beberapa pesan dari rekan kerjanya yang entah tau darimana dirinya hari ini berulang tahun. Narena belum berniat membalas karena ia sebenarnya mencari keberadaan pesan dari Kinna.



Tapi nihil. Gadis itu tidak mengiriminya pesan apapun.



Ada sedikit perasaan kecewa meskipun harusnya Naren tidak merasa harus kecewa karena kenyataannya, Kinna memang tidak tau tanggal lahirnya. 

Tapi harusnya dia kan nyari tau ulang tahun calon suaminya. Masa nggak?

Naren bermonolog dengan inner mind nya sendiri yang malah membuat dirinya meringkuk di kasur super luasnya dengan perasaan tidak karuan. 

Kedua orang tuanya ada urusan ke luar kota tadi malam sehingga ayah dan ibunya itu sudah terlebih dahulu memberikan selamat dan doa jam 9 malam tadi. Sehingga final, Naren akan sendirian di hari ulang tahunnya hari ini. Sebenarnya ia bisa saja mengajak yang lain untuk makan bersama tapi Naren cukup berperi-kesahabatan dengan membiarkan hari minggu ini menjadi waktu untuk Argi jalan bersama Nayla berdua, Ryan chilling and netfix bersama dengan Freya sementara Aksa tidur sampai siang karena laki-laki itu sedang sibuk-sibuknya seminggu kemarin. 

Naren terpikir untuk mengajak Kinna keluar tapi kembali urung karena Kinna tidak terlihat online dari kemarin sore. 

"AAAAAAAAAAAAKKKKKKKKKKKKK GINI AMAT 22 TAHUN!" Naren akhirnya berteriak frustasi di atas tempat tidurnya.

FriendmatesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang