Move On

11.8K 2K 562
                                    


Ryan datang mengunjungi rumah Freya yang ditempuh selama satu jam setengah. Ryan berhenti di depan pagar rumah berwarna hitam yang sudah mulai mengelupas catnya dengan halaman paving yang berlumut. Terakhir kali Ryan datang ke rumah Freya adalah saat SMA kelas XI. Saat Freya sakit karena stress kedua orang tuanya akan bercerai. Ryan memperhatikan rumah Freya dan menyadari bahwa tidak ada yang berubah sejak 6 tahun lalu yang berarti tidak ada renovasi apapun di rumah Freya sampai detik ini. 

Ryan baru akan menghubungi Freya saat menyadari ada dua motor dan dua orang laki - laki berbadan besar sedang duduk di serambi depan rumah Freya. Gadis itu juga ada disana. Bersama dengan ibu dan Donny, adik laki - laki satu-satunya Freya yang masih duduk di bangku SMA kelas 12.

Ryan turun dari mobilnya dan membuka pintu gerbang rumah Freya yang membuat gadis itu terbelalak kaget melihat kehadiran Ryan. Freya berdiri dan menghampiri Ryan yang sedang berjalan masuk di pelataran rumah Freya.


"Lo ngapain kesini?" Freya bertanya dengan raut muka kaget dan kesal yang kentara. 

Ryan hanya bisa mengerutkan keningnya. Feelingnya mengatakan bahwa ada yang tidak beres karena Freya bukan tipe orang yang akan marah jika Ryan berkunjung. Entah di tempat kerja atau saat gadis itu sedang berkumpul dengan grup kpop fansnya. Tapi kali ini, di rumah ini, Freya terlihat sedikit marah melihat kehadiran Ryan. 


Baru Ryan akan menjawab, Donny memanggil dari tempat duduk. "Mas Ryan, Sini" kemudian Donny berkata entah apa pada dua orang yang berada di depan tempat duduk Donny dan ibu Freya. Ryan tidak benar- benar melihat wajah ibu Freya karena tertutup pot tanaman yang berada di samping ibu Freya. 


"Lo pulang aja" 

"Gue bakal pulang setelah ketemu ibu lo. Nggak sopan, Re"

"Nggak papa. Gue aja yang nanti bilang ibu. Lo balik aja"

"Lo kenapa sih?" Akhirnya Ryan bertanya tapi belum sempat Freya menjawab, salah satu orang bertinggi badan besar datang menghampiri Ryan dan Freya. 



"Bisa kita ngobrol sama masnya?"

"Nggak mas. Dia mau pulang. Urusan masnya sama saya. Bukan sama dia" Freya berkata cepat dan dingin. 

"Tapi kata adik mba, masnya bisa bantuin mba"

Ryan bisa melihat Freya memejamkan matanya gusar. "Mas, Sa---"

"Ada apa ya mas? " Sergah Ryan "bisa jelaskan ke saya?"


Ryan melihat Freya menatapnya kesal tapi gadis itu menyerah karena Ryan terlebih dulu berjalan dan duduk di samping Donny setelah sebelumnya mencium tangan ibu Freya yang ternyata sedang menangis. 


"Gini mas. Bapak Zidan mengambil hutang di bank kami dengan jaminan rumah ini. Dan bapak sudah menunggak selama 8 bulan sehingga rumah ini akan masuk bursa lelang bulan depan" Salah satu orang berwajah sangar menjelaskan dengan tenang pada Ryan.


Freya memilih berdiri alih - alih duduk di samping Ryan. Gadis itu berdiri di belakang ibunya dengan melipat tangannya di depan dada dan Ryan bisa melihat Freya selalu menghindar dari sorot mata Ryan. 

"Selama beberapa bulan ibu Rani berusaha mencicil untuk tapi baru bisa membayar 3x cicilan sehingga masih kurang 5 bulan untuk cicilan kembali lancar. Sehingga mau tidak mau, rumah ini akan masuk bursa lelang jika per hari ini tidak ada cicilan yang masuk"

FriendmatesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang