That Heart

12.7K 2K 447
                                    

Sekar melihat undangan yang ia terima  di meja kerjanya. Tadi malam Nayla meminta alamat kantornya untuk mengirimkan sesuatu. Sekar tidak menyangka bahwa itu adalah undangan pernikahan kakak Argi. Disitu juga tertulis nama "Ardan" yang berarti Sekar juga harus mengajak Ardan ke pesta pernikahan keluarga Rafiqy itu.


"Dateng kan, kar?" Kinna bertanya dengan melongok dari biliknya. Kinna sekarang memanggil Sekar dengan panggilan Sekar setelah sebelumnya Kinna memanggil Sekar dengan panggilan Aruna. 

Naren yang meminta. katanya agar panggilan "Na" hanya untuk "Kinna". Dan Kinna menurut. 


"Kayaknya dateng. Lo dateng kan?"

Kinna tersenyum manis dan mengangguk cepat. "Iya. Diajakin sama Mas Naren"


Sekar ikut tersenyum melihat wajah penuh cinta tiap Kinna mengucapkan nama tunangannya. Aneh bagi Sekar karena dirinya pun dijodohkan sama seperti Kinna tapi Sekar tidak pernah merasa ada perasaan berbunga setiap mendengar nama Ardan disebut. 


***

Sekar menghamburkan banyak gaun yang pagi ini harus ia pilih untuk ia pakai ke pesta pernikahan keluarga Rafiqy. Semalam saat Sekar mengabarkan pada Ardan bahwa ia diundang ke pesta pernikahan mewah itu, Ardan terlihat sangat senang--dan bangga. 

"Mama sama papa pasti bangga banget kalo tau aku bisa temenan sama salah satu trah rafiqy" ucap Ardan saat itu sambil memeluk Sekar. 


Sekar tidak tau korelasi mengapa seseorang harus bangga dengan kepemilikan orang lain. Ditambah, Sekar yakin Argi Kalandra tidak menganggap Ardan sebagai temannya sama sekali. 


Pagi ini saat Ardan menelpon Sekar, laki-laki itu masih dengan excitement nya akan datang ke pernikahan yang memang tidak sembarang orang yang diundang. Sekar bahkan bisa membayangkan akan semegah apa dan seketat apa protokoler di acara pernikahan keluarga Rafiqy itu karena yang datang memang hanya orang - orang penting dan pengusaha - pengusaha besar. 



Sekar memoles wajahnya dengan make up--yang sudah lama tidak ia sentuh. Akhirnya setelah sekian lama, Sekar baru menyadari bahwa kantung matanya semakin tidak manusiawi. Wajahnya terlalu tirus hingga seperti mayat hidup. belum lagi bibir yang sudah lama tidak tersenyum membuat Sekar terlihat seperti robot saat memaksa untuk tersenyum. Untunglah, kemampuan memoles wajahnya masih bisa dikatakan bagus sehingga sekarang Sekar mengakui wajahnya lebih mendingan dibanding tadi. 


Sekar sudah selesai dengan persiapannya saat terdengar pintu apartemennya terbuka. Ardan masuk dengan tergesa dan raut muka yang terlihat sangat bingung. laki-laki itu sudah  dengan setelan jasnya yang rapi tapi rambutnya terlihat berantakan.


"Langsung berangkat,yang?" Sekar bertanya 

Ardan menggeleng. Laki-laki itu mengusak rambutnya kesal. "Aku pengen kesana tapi"

"Tapi kenapa?" Tanya Sekar cepat



"Mila sakit. Katanya nggak enak badan dari semalam"



Kembali. Mila.


FriendmatesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang