The Agreement

13.6K 2K 597
                                        

Rekomendasi Lagu

2am - one spring day 

beast - how to love 

gna - I will get lost 

nct - long slow distance

***

Aksa dan Sekar sedang berada di dalam mobil menuju sebuah tempat pertemuan para lawyer Rafiqy dan kuasa hukum dari keluarga Ardan. Aksa bisa merasakan tangan Sekar gemetar sekarang dan saat akhirnya mereka sampai di salah satu rumah milik Argi, Sekar semakin kuat menggenggam tangan Aksa tanpa sadar.

"Are you okay?" Aksa bertanya sesaat setelah mematikan mesin mobil. Kali ini tubuhnya sudah menghadap Sekar yang masih menunduk takut.

"Kalo lo nggak mau ketemu, lo bisa di kamar aja sama Kak Nay. Gue yang akan handle semuanya" Aksa meyakinkan masih dengan menatap Sekar tenang.

"Aku takut ketemu papahnya Ardan" Sekar menjawab pelan. "Takut banget"

"Takut kenapa?"

"Takut papanya nuduh kamu yang bikin aku pergi. Takut kamu bakalan diapa-apain. Aku nggak mau"

Aksa mengusap puncak kepala Sekar yang membuat Sekar akhirnya menatap Aksa. Gadis itu menemukan ketenangan yang selalu Aksa perlihatkan pada dirinya. Ketenangan yang menyembuhkan dan menguatkan.

"I'll take a risk if it is for you. I will handle everything. Trust me"

Aksa dan Sekar masuk ke pintu utama. Sudah ada kedua orang tua Ardan disana juga beberapa orang asing yang tidak Sekar kenal. Sekar bisa melihat tatap mata marah dari ayah Ardan dan itu membuat Sekar tiba – tiba mematung hingga Aksa dengan perlahan merengkuh Sekar dari samping dan membawa gadis itu duduk di ujung sofa. Aksa yang saat itu mengenakan topi hitam, segera melepas topinya dan mengenakannya pada Sekar.

"Kalo udah nggak nyaman banget, let me know. Gue bakal bawa lo keluar dari sini" Aksa berkata pelan dari jarak dekat. Sekar mengangguk kecil dan kemudian memilih duduk bersandar menghindari tatapan banyak orang dengan sedikit bersembunyi di samping tubuh Aksa.

Argi – Nayla dan Om chandra datang lima menit kemudian. Aksa menebak, laki – laki muda yang berjalan di belakang Om chandra adalah asisten pribadi yang membantu Argi selama ini.

"Okay, semuanya sudah lengkap. Silahkan dimulai" Om Chandra membuka pertemuan.

Segalanya berjalan alot. Dari kubu Ardan mengatakan bahwa hak perusahaan keluarga Sekar dilimpahkan ke keluarga Ardan sepenuhnya seperti hitam di atas putih. Keluarga Ardan dianggap sebagai keluarga terdekat dari almarhum ayah dan bunda Sekar.

"Itu kalo Sekar masih di bawah umur kan? Sekarang dia udah 21 tahun. Dia sudah dewasa" Chandra menginterupsi.

Ayah Ardan terlihat tersenyum miring. "Sekar memang sudah 21 tahun tapi Sekar tidak kuliah di jurusan bisnis dan dia juga tidak capable untuk menjalankan sebuah bisnis besar"

Sekar menggenggam tangan Aksa erat. Tangisnya sudah akan tumpah.

Chandra berdecak kemudian menghembuskan nafasnya kasar yang membuat semua orang yang berada di ruangan ini menoleh ke arah laki – laki yang duduk santai di sofa. "Kalo Cuma capable atau nggak, itu sih urusan gampang. Gue beli saham perusahan lo. Oh, gue lupa, lo bahkan Cuma punya 10% saham keluarga Sekar, kan?" Chandra berkata setengah mengejek. "Lagian lo masih sempet ngurusin urusan kerjaan? Anak lo terancam penjara belasan taun"

"DIAM KAMU!" Ayah Ardan tersulut emosi. Bodyguard dari kedua belah pihak sudah siap menjaga bos mereka masing – masing. "Anak saya tidak ada sangkut pautnya dengan ini!"

FriendmatesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang