"I will explain everything. Just please, do not go anywhere" Ucap Ryan dengan menatap Freya dalam jarak dekat.
Freya terbatuk kecil dan memutus kontak mata keduanya. "Makan dulu. Minum obat. Baru ngobrol. Itu juga kalo gue udah kelar ngerjain report" Freya berkata cepat yang membuat Ryan tersenyum kecil.
Setelahnya, Ryan kembali ke tempat tidurnya dengan membawa nampan berisi makanan. Laki - laki itu makan dengan menyalakan player yang ia hubungkan pada bluetooth speaker di kamarnya.
Semua lagu yang sekarang berkumandang adalah lagu - lagu korea kesukaan Freya. Tidak ada satupun lagu yang Ryan tau artinya tapi laki - laki itu tidak berniat mengganti dengan lagu kesukaannya. Harus dengan lagu Freya.
Freya benar - benar mengerjakan reportnya selama satu jam lebih tanpa melakukan hal lain. Walaupun ini pekerjaan Mba Ade, karena Freya sudah mengambil alih, ia harus menyelesaikan dengan baik. Belum lagi besok ia masih harus presentasi di depan direksi yang terkenal sangat teliti. Dalam team sekretaris di kantornya, Freya adalah yang paling muda. Semua kakak - kakak seniornya di teamnya tidak ada yang memperlakukan Freya dengan buruk. Karena itulah Freya tidak ingin mengecewakan apa yang Tuhan sudah berikan dengan baik padanya.
"Done!" Ucap Freya selesai menekan tombol send pada laman emailnya dan meregangkan tubuhnya sambil menutup laptop milik Ryan. Gadis itu memutar kursi milik Ryan dan menemukan laki - laki itu sedang tertidur dengan menutup matanya dengan lengan kanannya.
Sleeping Ryan is Freya's favorite. Laki - laki itu terlihat sangat imut saat tidur. Bagi Freya, Ryan terlihat lebih muda darinya hanya saat tidur. Karena Ryan saat bangun - ngomel - marah - jahil adalah Ryan yang sok tua bagi Freya. Tapi Ryan dengan pose tertidur adalah Ryan yang lucu. Tipikal anak kecil yang hanya tumbuh besar tapi tetep imut.
Freya tidak mau membangunkan Ryan sehingga gadis itu dengan pelan - pelan mengambil blazer dan tasnya. Tapi gerakannya berhenti saat Ryan memanggil namanya saat ia baru selesai mengenakan blazer miliknya.
"Mau kemana?" Ryan berkata dengan suara sedikit serak. Laki - laki itu sudah tidak lagi menutup matanya. Ryan sudah bangun dan bersandar pada bantal dan memandang Freya dengan bingung. "Kan kita belum ngobrol?"
"Gue kira lo tidur" Freya berkata kikuk "Gue nggak mau ganggu lo"
"Lo udah ganggu tidur gue seminggu terakhir, in case you forgot" ceplos Ryan yang membuat Freya memerah.
Ryan bangkit dari tempat tidurnya dan duduk di karpet bawah. Laki - laki itu menepuk space di sampingnya. Meminta Freya duduk di sampingnya. Freya menghembuskan nafasnya kecil dan menurut. Gadis itu duduk di samping Ryan tanpa memandang Ryan.
"Sorry"
Freya mendengar permintaan maaf Ryan dengan hanya menatap kuku tangannya. Menolak menoleh ke arah Ryan yang duduk di sampingnya.
"Gue bener - bener minta maaf" Ryan berucap dengan tulus. "Gue salah banget kemarin karena ngebentak lo. Gue juga salah karena ngebohongin lo"
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendmates
General Fiction[Selesai - Sudah Terbit] Friendmates; stories of four best friends and their complicated-yet-struggling ways to get their soulmates. Ryan harus sekuat tenaga mengejar gadis yang serupa alpha woman. Aksa dengan predikat brengseknya, ternyata tidak bi...