Suara tembakan terdengar keras. Bukan hanya sekali tapi dua kali. Arah tembakannya ke atas yang memang bertujuan hanya untuk memecah konsentrasi Ardan. Tapi suaranya terlalu keras hingga Nayla berteriak sambil menutup kedua telinganya. Ardan kehilangan fokusnya dan moment itu dimanfaatkan Argi untuk maju kedepan dan menendang perut Ardan keras hingga laki – laki itu menabrak rel besi di belakang badannya. Sementara Ryan di saat yang sama segera menarik Nayla cepat ke dalam rangkulannya. Tapi sayangnya, letak pecahan kaca yang Ardan pegang terlalu dekat dengan wajah Nayla sehingga pecahannya tepat mengenai bibir dan pipi Nayla.
Argi sudah tidak lagi berkonsentrasi pada Ardan karena konsentrasinya berpindah pada keadaan Nayla yang sudah mengeluarkan darah dengan tangan dan badan yang gemetar hebat dalam lindungan Ryan.
"It's okay. Ada gue. Ada gue" Ryan masih memeluk kakaknya dengan Argi yang berada di depannya.
Ardan yang melihat hal itu dengan cepat berniat menghujamkan pecahan beling pada punggung Argi tapi usahanya gagal.
Pak Oni lebih cepat mengambil tindakan dengan mengunci Ardan dari belakang. Sesaat sebelum Ardan dibawa dari balkon, Ryan sudah lebih dulu memberikan bogem mentah pada Ardan saat Argi mengambil alih Nayla. Laki - laki itu meronta hebat tapi tetap tidak bisa menghadapi kekuatan dari Pak Oni dan dua satpam yang membantu Pak Oni mengamankan Ardan.
Ardan berusaha melapaskan diri. Ia masih sempat memaki semua orang di ruangan itu. Termasuk Sekar. "Dasar munafik! Jalang! Nggak mau gue sentuh tapi kenyataannya tidur sama cowok lain! SOK SUCI!" Ardan berkelakar.
Sekar menolak melihat ke arah Ardan. Gadis itu masih gemetar. Aksa bangkit dengan cepat. Tangannya sempat dicekal oleh Sekar tapi kali ini Aksa tidak tahan lagi. Laki – laki itu bangkit dan memberikan satu pukulan keras pada Ardan.
"Bogem tadi nggak seberapa dari semua hal yang bisa aja gue lakuin ke lo sejak awal gue tau kalo lo nyakitin Sekar. I have stabbed you with hundred knives in my mind. Penjara nggak bikin gue takut. Jadi buat terakhir kali gue mau ngasih tau, sekali lagi lo nyentuh Sekar apapun bentuknya, gue nggak akan membunuh lo di otak lo lagi. I will kill you in real." Aksa berkata dengan nada menyeramkan. Setelahnya Ardan dibawa turun oleh Pak Oni dan satpam yang lain.
Naren sudah lebih dahulu membawa Sekar turun. Argi masih mencoba menenangkan Nayla yang masih gemetar hebat. Melihat darah yang semakin banyak, akhirnya Argi memilih untuk mengangkat tubuh Nayla dan membawanya turun. Ryan yang menyadari Rere mulai lemas saat berada di lift pun akhirnya memilih menggendong tubuh Freya.
Keadaan di luar apartemen sudah sangat ramai. Bukan hanya warga yang menonton tapi juga para wartawan yang entah tau darimana soal hal ini. Naren memeluk Kinna dari samping dengan kepala yang ditekan sedemikian rupa dengan jaket milik Naren yang sudah bersimbah darah. Freya dalam gendongan Ryan yang membuat dada Ryan penuh dengan darah yang masih keluar dari lengan kiri Freya. Aksa memapah Sekar yang sudah memakai jaket Aksa yang menutupi pundak dan kepalanya. Argi yang juga masih menggendong Nayla yang masih gemetar di pelukkannya. Argi Kalandra frustasi. Yang ada dipikirannya sekarang hanya membawa Nayla dan ketiga gadis lainnya dengan aman sampai ke rumah sakit.
"Anjing rame banget!" Ryan mengumpat kasar karena pintu keluar tertutup wartawan dan warga yang berkumpul menonton. Tapi tidak berapa lama beberapa laki – laki bertubuh besar membuka jalan. Argi sempat siaga tapi kemudian ia melihat Pakdhe Namar dan sekumpulan laki – laki besar itu menunduk ke arah Pakdhe. Argi mengangguk paham. Orang – orang ini adalah orang - orang Rafiqy dan sebagian lainnya mungkin polisi yang ditunjuk ayah Argi.
"Ke arah sini mas" Pakdhe memimpin di depan. Jalan terbuka dan masing – masing masuk ke mobil yang sudah tersedia.
Keempatnya sampai di IGD rumah sakit terdekat – yang untungnya masih di bawah naungan Rafiqy- sehingga tanpa banyak kesulitan, baik Nayla – Freya – Sekar dan Kinna mendapat penanganan dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendmates
General Fiction[Selesai - Sudah Terbit] Friendmates; stories of four best friends and their complicated-yet-struggling ways to get their soulmates. Ryan harus sekuat tenaga mengejar gadis yang serupa alpha woman. Aksa dengan predikat brengseknya, ternyata tidak bi...