Bruised

12.4K 2.1K 601
                                    

Sekar hadir ke kantor keesokkan harinya dengan mengenakan masker penutup mulut rapat. Sekar mengatakan pada Kinna bahwa dirinya terserang flu pilek setelah pulang dari Villa sehingga kemarin harus absen dan hari ini harus menggunakan masker agar tidak menulari yang lain. Kinna percaya—walaupun tidak sepenuhnya-- karena seharian Kinna bersama dengan Sekar sementara gadis itu berulang kali ijin ke kamar mandi. Kinna melihat Sekar beberapa kali menyeka keringat dingin di keningnya dan memakan obat yang entah itu apa.



"Kamu beneran nggak papa, Kar?" Kinna bertanya saat keduanya antri absen di dekat lift. Sekar hanya mengangguk dan kemudian mengeratkan tangannya pada tali tasnya.

"Aku anterin sampe apartment kamu ya, Kar? Aku dijemput Mas Naren hari ini" Kinna menawarkan bantuannya tapi Sekar menggeleng.

"Gue dijemput Ardan" jawab Sekar cepat.

"Pacar kamu ya?"

Sekar mengangguk. "Iya"




Keduanya menunggu di depan lobby bawah. Naren sudah mengabarkan bahwa laki-laki itu akan telat dua puluh menit lebih lama karena macet. 

Kinna dan Sekar duduk di kursi panjang. Sama seperti Kinna, Sekar juga belum dijemput. Sesekali Kinna melihat Sekar memegang perutnya tapi detik kemudian Sekar kembali bersikap seperti biasanya.

Range Rover putih milik Naren terlihat di gerbang masuk perkantoran. "Kar, Mas ren udah dateng. Kamu beneran nggak mau dianter? Kamu keliatan pucet banget"

Sekar lagi – lagi menggeleng. Baru Kinna mau melangkahkan kakinya mendekati mobil Naren yang makin dekat di pintu lobby tiba-tiba pergelangan tangannya dipegang erat oleh Sekar. Kinna langsung duduk berjongkok melihat keadaan Sekar yang masih duduk. Orang – orang di sekitar mulai ikut panik saat Sekar terlihat kesulitan bernafas.



"Kar, kamu kenapa? Kar?" Kinna bertanya panik karena nafas Sekar terdengar bising. Tidak ada jawaban dari Sekar/



Dengan tiba-tiba kepala Sekar jatuh pada pundak Kinna. Gadis itu kehilangan kesadarannya. Kinna panik tapi belum hilang panic statenya, Kinna merasa seseorang mendekati keduanya dengan tergesa dan kemudian tubuh Sekar diangkat oleh seseorang.

Aksa mengangkat tubuh Sekar dengan mudah. Naren dengan cepat membuka pintu belakang dan membantu Aksa untuk membaringkan Sekar di kursi belakang. Kinna masuk dan duduk dengan memangku kepala Sekar. Gadis itu masih bernafas tapi keringat dingin tidak berhenti mengucur dari keningnya.

Kinna berinisiatif membuka masker mulut milik Sekar agar gadis itu bernafas dengan baik tapi setelah membuka masker milik Sekar, Kinna memekik ngeri hingga membuat Naren maupun Aksa yang duduk di depan melihat ke arah belakang.



Wajah Sekar penuh lebam.




Naren dan Aksa mengumpat bersamaan sementara tubuh Kinna mendadak gemetar. Ia tidak pernah melihat tubuh orang yang babak belur seperti ini dengan mata kepalanya sendiri. Ia hanya pernah melihat semuanya di TV dan melihat hal ini langsung sontak membuat Kinna menangis sambil memeluk Sekar.

FriendmatesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang