Encounter

11.2K 2K 574
                                        

Aksa melihat Lova menggerakkan kakinya di bawah meja dengan tempo cepat meskipun gadis ini terlihat asyik dengan iphonenya. Dengan pelan Aksa menepuk lutut Lova dan menatap gadis di sampingnya hangat. 

"Lo kenapa?" tanya Aksa dengan senyum tipis di bibirnya

Lova menggigit bibir bawahnya tanpa sadar kemudian melihat ke arah pintu masuk cafe. "Gue gugup"


Aksa terkekeh. "Gugup kenapa sih? kan lo beberapa kali ketemu mereka"

"Kan nggak proper ketemuannya. Either numpang lewat doang, di club sama pas gue setengah mabok"


Aksa tertawa kecil. "Yaudah. Nanti kenalan proper"


"Tapi tiba - tiba malu, Sa" Lova berkata cepat. 


"Sahabat - sahabat gue bukan tipe manusia judgemental. lagian mereka pada bawa pawang. Mulut mereka nggak akan pedes kalo lagi sama pawang - pawang mereka" Jelas Aksa santai


Lova balik tertawa. "Kok pawang sih?"


"Ya karena emang yang bisa menaklukkan tingkah sahabat - sahabat gue cuma cewek - cewek mereka. Makanya gue sebut pawang" 


Lova mengangguk paham kemudian gadis itu mulai bercerita panjang lebar sambil menghadap Aksa yang duduk di sampingnya. "Gue kan mau ngepoin cewek - ceweknya ya biar gue tau interest mereka, tapi akun IG nya digembok semua" Ucap Lova dengan bibir mengerucut tanda kecewa.


Aksa tersenyum kecil. " Mereka sedang melindungi pacarnya Argi"


Lova mengerutkan keningnya "Melindungi?"


Aksa mengangguk. "Lagi ada yang kepo sama Kak Nay. Jadi semua kunci akun". Lova hanya mengangguk paham tanpa berniat ingin tau lebih jauh karena sudah bukan ranahnya.


Argi datang pertama. Ia menuju meja Aksa dan melakukan bro fist dengan sahabatnya itu. Setelahnya Argi berkenalan dengan Lova. Lima menit kemudian Ryan datang dengan Nayla dan Freya. Kedua gadis itu langsung mengambil tempat dudul di depan Lova dan bersalaman dengan Lova. Terakhir yang datang adalah Naren dan Kinna. Kedua manusia yang resmi bertunangan itu menggunakan warna baju yang senada. 


"Beuuuuhhh couple abis ya, ren" Ceplos Ryan terkekeh sementara Naren segera menoyor kepala sahabatnya itu. 


"Iri bilang bos" 


"Mas. Sampun kados niku ih" Kinna memperingatkan yang membuat Naren menggaruk keningnya yang tidak gatal. 

"Dia nggak papa dikaya gituin, Na. Biar otaknya lurus dikit" Naren memberi alasan.



"Sialan lo" Ryan balik mengumpat.


Lova tersenyum melihat interaksi orang - orang baru di depannya. Aksa yang berada di samping Lova mendekatkan diri ke telinga kanan Lova. "Gue bilang juga apa. Mereka adalah para bucin akut"

FriendmatesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang