Jika kalian pernah merasakan sebuah ketenangan dimana kalian merasa itulah titik ternyaman kalian, berarti kalian kini sedang merasakan apa yang Felicya rasakan. Felicya merasa nyaman berada di dekat sargas.
jalanan cukup lancar di sore hari ini,tak sampai dua puluh menit mereka sudah sampai di rumah nya Felicya. Mungkin orang lain akan iri ketika melihat rumah Felicya yang besar dan megah tetapi bagi Felicya rumah itu terlihat menyeramkan karena keadaan rumahnya selalu sepi dan sunyi seperti tidak ada kehidupan, untungnya ia masih mempunyai bi Ijah yang selalu menemaninya.
Saat di perjalanan pulang Felicya menanyakan segala sesuatu yang berkaitan dengan Sargas, seperti warna kegemaran Sargas, alamat rumah nya, hobi sargas, idola nya dan yg lain-lain tapi Sargas hanya menjawab dengan satu kata atau bahkan tidak menjawabnya karena menurut sargas pertanyaan Felicya sangatlah tidak penting. Ah iya, Felicya bahkan sampai lupa kalau sebelumnya ia sempat berjanji tidak akan banyak bertanya lagi kepada Sargas. Hm dasar pikun:)
Menurut Felicya, Sargas bukanlah cowok yang dingin, sebenarnya Sargas itu seperti cowok-cowok yang lain nya akan tetapi penampilan Sargas membuat orang-orang yang melihatnya beranggapan bahwa Sargas orang yang dingin dan tertutup.
Dari jarak sedekat ini, Felicya bisa mencium wangi tubuh Sargas yaitu wangi vanilla. Dalam hati Felicya ingin sekali memeluk sargas agar bisa mencium aroma itu lebih dekat karena tanpa sadar aroma itu bisa membuat Felicya merasa tenang sekaligus nyaman, tapi untung nya Felicya masih punya kesadaran, memangnya ia siapanya Sargas sampai-sampai Felicya berani memeluknya, bisa-bisa nanti Sargas menurukannya di jalan atau bahkan lebih parahnya Sargas bisa membencinya.
Felicya turun dari motor Sargas dengan senyuman yang begitu merekah bahkan Sargas sempat terpana ketika melihat Felicya tersenyum kepadanya. Manis, batinnya.
"makasih ya ka, lo udah mau nganterin gue pulang"
"Hm"
"Oiya kalo lo mau, lo bisa jemput gue lagi besok kak. Gimana?" ucap Felicya dengan tidak tahu malunya.
"gak bisa gue sibuk"
Felicya mendengus kesal, tetapi ia tetap senang karena bisa berada di dekat Sargas hari ini.
"Gue balik"
"Hati-hati dijalan ka, oiya hati-hati juga nanti kangen loh sama gue hehe" ucap Felicya dengan pedenya sedangkan Sargas sudah berlalu dari hadapan Felicya.
*****
El nath berdecak sebal karena ada yang mengetuk pintu kamarnya secara terus-menerus sampai mengganggu aktivitasnya yang sedang bermain game. Akhirnya El pun mulai berjalan menuju pintu sambil menyisir rambut menggunakan jemarinya sedangkan satu tangannya lagi ia masukkan ke dalam saku celananya.
Ia menatap tiga orang dihadapannya dengan satu alis yang terangkat.
"Lo pada ngapain ke sini?"
"Nimba aer, ya mau mainlah" jawab Akio yang langsung main masuk ke dalam kamar milik El.
"Gue lagi sibuk"
"Sibuk apasih? Paling juga lagi main game kan? Atau sibuk ngerenungin nasib lo yang terus terusan ditolak sama Ica? Hahah" ucap Mikko sambil tertawa sedangkan El yang mendengar itu langsung menatap Mikko dengan sinis.
"Jadi lo kesini mau main atau mau ngeledek gue?"
"Eits sorry bos, gue cuma bercanda doang elah"
"Dasar gagal mup on" sambung Akio yang kini sudah merebahkan tubuhnya di kasur king size milik El.
"Dasar jomblo akut" balas El.
"Eits sorry sorry aja, sebenernya mah banyak yang udah ngantri sama gue cuma diantara mereka belum ada yang pas sama ukuran sepatu yang gue kasih"
"Lo kata Cinderella" sahut Mikko sambil melemparkan bantal ke muka Akio.
"Ck, garing lo" ucap El yang kini ikut merebahkan tubuhnya disebelah Akio.
"Garing bukannya yang gigi tajem itu ya?" tanya Akio.
"Itu taring bego" jawab Mikko sambil menempeleng kepala Akio dengan kesal.
"Loh taring bukannya orang yang suka nyuri di rumah orang itu ya?"
"Itu maling bambang, dahlah kesel gue lama-lama sama lo"
"Kesel bukannya nama makanan yang dijual dipinggir jalan itu ya?" tanya Akio untuk kesekian kalinya.
Seketika semua temannya terdiam dan menatap Akio dengan penuh tanda tanya.
"Iya kesel lele" ucap Akio dengan santainya.
"Bunuh temen sendiri dosa gak sih?" ujar Mikko yang sudah frustasi dengan sikap Akio yang menurutnya semakin tidak waras sedangkan Akio yang mendengar ucapan Mikko itu hanya nyengir kuda saja.
"Gue laper" ucap Yuan yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya.
"Wah kode tuh El, buruan gih lo ambilin makanan atau cemilan kek yang banyak buat kita-kita. Ohiya sekalian sama minumannya ya El" ucap Akio memerintah.
"Biasanya lo pada juga ngambil sendiri kan" jawab El.
"Ck apa salahnya sih sekali-kali lo layanin kita, kita kan tamu disini El. Masa tamu lo suruh-suruh"
El menatap Akio dengan kesal, pasalnya tidak ada habisnya jika terus menerus berbicara dengan Akio ini. Akhirnya El pun menyerah dan mulai turun kebawah untuk mengambil beberapa camilan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SARGAS✓ (Completed)
Teen Fiction[completed] Tentang seorang remaja laki-laki yang bernama SARGAS ARRAYAN G. Dia bukan cowok keren, apalagi terkenal. dia hanya seorang anak baru di sekolahnya yang kehidupannya penuh dengan teka-teki. Felicya Almeera Pratama atau yang kerap disapa...