"Lo abis kesambet yak El?" ujar Akio kepada El yang kini sedang bermain game di ponselnya.
"Maksud lo?" tanya El yang langsung menghentikan aktivitasnya karena pertanyaan aneh dari Akio.
"Ya itu, kok lo bisa-bisanya nembak cewek lain bukannya lo masih belum bisa move on dari si Ica?"
"Gue gak nembak tuh cewe, gue cuma minta dia buat jadi pacar gue udah itu aja"
"Sama aja munaroh" ujar Mikko sambil melemparkan kulit kacang kearah El.
"Lo udah move on dari Felicya?" tanya Yuan yang sepertinya juga mulai penasaran.
"Ck gatau gue, intinya gue masih sayang banget sama dia"
"Terus kenapa lo pacaran tuh cewe bambang?" ujar Mikko yang merasa geregetan kepada El.
"Tau lo El, mau jadi jadi pleboy juga lo kayak si Mikko?" tanya Akio yang langsung mendapat tatapan tajam dari Mikko.
"Heh lo ngatain gue playboy?" Mikko langsung membalas ucapan Akio karena merasa tersinggung.
"Loh kenapa? Emang bener kan? Hobi lo aja godain cewek terus juga pacar lo ada dimana-mana, so gak salah dong gue"
"Halah bilang aja lo iri kan sama gue dan ketampanan yang gue miliki ini?"
"Idih najisun banget gue iri sama lo, lagian gue lebih keren kali daripada lo" ujar Akio yang kini membenarkan kerah bajunya serta memakai kaca mata hitam yang selalu dibawanya agar terlihat lebih keren.
"Iya lo emang lebih keren, percis kayak abang-abang tukang urut. Hahaha" ujar Mikko sambil tertawa terbahak-bahak, sedangkan Akio langsung cemberut dan melepas kacamatanya itu.
*****
Felicya memasuki kelasnya yang terlihat masih sepi, lalu duduk di bangkunya dengan tenang. Setelah dua hari dirawat dirumah sakit, ia merasa sangat bosan dan juga suntuk. Sebenarnya ayah dan bunda Felicya tidak mengizinkan Felicya untuk bersekolah dulu karena kondisinya belum terlalu baik, tapi Felicya tetap memohon sampai akhirnya diperbolehkan dengan catatan Felicya harus berhati-hati. Felicya pun menyetujuinya dengan senang hati, ohiya hari ini Felicya merasa sangat senang karena bundanya baru saja memutuskan untuk berhenti bekerja dan menjadi ibu rumah tangga untuk merawat dirinya. Sebenarnya Felicya tidak meminta itu semua tapi dirinya sangat senang karena sekarang ia tidak akan merasa kesepian lagi.
"YA AMPUN ICAAA" suara lengkingan Gladis membuat Felicya sedikit terkejut dan langsung menutup telinganya.
"Gak usah teriak-teriak kenapa sih, berisik tau masih pagi juga" ujar Jihan yang baru saja meletakkan tasnya dengan sedikit kesal.
"Hehehe maafkan hamba yang mulia" ucap Gladis sambil membungkukan tubuhnya kearah Jihan, "Lo kok malah sekolah sih Ca, harusnya kan lo istirahat aja dirumah sampe lo sembuh total"
"Gue udah sehat kok lagian juga bosen gue dirumah terus gak ngapa-ngapain"
"Eh iya lo tau gak Ca" ujar Gladis yang kini sudah duduk disebelah Felicya.
"Gatau dan gak mau tau"
"Ck, gue serius anjir. Lo udah denger belum gosip yang lagi heboh banget disekolah kita ini"
"Gosip? Gosip apaan?"
"Itu loh gosip tentang si El mantan lo itu, lo beneran belum tau?"
"Gimana Ica bisa tau kalo dari kemarin aja dia gak masuk sekolah dodol" ujar Jihan sambil menjitak pelan kening Gladis.
"Oiya gue lupa, jadi tuh Ca gue kasih tau ya kalau sekolah kita itu lagi dihebohkan soal El yang katanya pacaran sama anak kelas sepuluh"
"Oh, terus?"
"Katanya nih ya si El itu nembaknya pas pulang sekolah dipinggir lapangan, gila beruntung banget gak sih tuh cewe bisa jadi pacarnya si El yang notabenya most wanted di sekolah kita ini"
"Beruntung apaan, yang ada tuh cewe baru aja kena musibah" ucap Jihan yang merasa tidak setuju dengan ucapan Gladis.
"Oh baguslah" jawab Felicya santai.
"Loh lo gak cemburu gitu Ca?" tanya Gladis sambil menatap Felicya penasaran.
"Ya enggak lah, justru gue seneng karena sekarang gue gak perlu repot-repot lagi ngejauhin dia"
"Tuh dengerin" ucap Jihan kepada Gladis dengan tatapan penuh kemenangan.
*****
"Ekhm.. ekhm hm" Dino terus berdehem sebagai kode untuk mengalihkan perhatian Sargas yang kini sedang membaca buku disampingnya.
"Apa?" tanya Sargas yang kini sudah menatap dino dan menutup buku yang sebelumnya tengah ia baca.
"Akhirnya peka juga lo hehe, sebenernya ada pengen gue tanyain sama lo"
"Apa?"
"Ica cantik ya gas manis juga"
Ucapan yang dilontarkan Dino barusan membuat Sargas langsung menyerngit bingung, ah dia jadi teringat akan gadis itu. Sudah dua hari Sargas tidak bertemu dengannya, kemarin Sargas sempat ingin menjenguk Felicya tapi belakangan ini kedai menjadi lebih ramai sehingga ia harus lembur membantu pekerja lainnya dan setelah itu ia juga harus mengurus ibunya yang juga baru pulang dari rumah sakit.
"Hm" Sargas tidak berbohong, Felicya memang cantik dan juga manis, ia juga terlihat sedikit menggemaskan, ck lo mikir apa sih gas. Eh sebentar kenapa tiba-tiba Dino berkata seperti itu? Apa jangan-jangan...
"Lo suka dia?" tanya Sargas.
"Ya bisa dibilang gitu lah, lo gak keberatan kan?"
"Kenapa gue harus keberatan?" bukannya menjawab Sargas malah bertanya balik kepada Dino.
"Ya gue sih takutnya lo juga suka sama dia, gue gak mau nikung temen sendiri soalnya"
"Gue gak tertarik"
"Syukurlah, gue jadi lega buat ngedeketin dia" ujar Dino sambil tersenyum dan setelah itu menepuk pundak Sargas.
Saat ini Sargas memang tidak memiliki perasaan apapun untuk Felicya, tapi kenapa tiba-tiba muncul perasaan tidak suka pada dirinya ketika mendengar pernyataan Dino yang ternyata menyukai Felicya? Karena tidak mau pusing, Sargas pun segera menepis perasaannya itu lalu kembali membaca buku miliknya yang tadi sempat terganggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SARGAS✓ (Completed)
Fiksi Remaja[completed] Tentang seorang remaja laki-laki yang bernama SARGAS ARRAYAN G. Dia bukan cowok keren, apalagi terkenal. dia hanya seorang anak baru di sekolahnya yang kehidupannya penuh dengan teka-teki. Felicya Almeera Pratama atau yang kerap disapa...