SARGAS35

1K 82 0
                                    

Sargas baru saja selesai bekerja di kedai kopi milik Hendri, sekarang ia tengah melajukan motornya untuk segera pulang ke rumah. Saat diperjalanan, tiba-tiba terjadi sesuatu pada motornya.

"Ck, kenapa harus mogok segala sih" runtuk Sargas dalam hati, ia pun akhirnya memilih untuk mendorong motor miliknya itu.

Setelah 15 menit mendorong motornya, Sargas merasa sedikit lelah dan memilih untuk berhenti sebentar. Ia duduk dimotornya sambil meminum air putih yang kebetulan dibawanya. Saat sedang minum, Sargas mendengar seperti ada orang yang sedang menangis kesakitan. Ia sedikit merinding karena disekitarnya tidak ada siapa-siapa apalagi dihadapannya itu adalah rumah kosong yang tidak berpenghuni dan jarang sekali ada orang yang berlalu lalang didaerah itu, Sargas pun mencoba mengabaikannya dan memilih untuk melanjutkan perjalanannya. Tapi saat ia ingin pergi, suara tangisan itu tambah terdengar ditambah dengan suara orang yang sedang tertawa penuh kesenangan. Karena penasaran, Sargas akhirnya mencoba mencari tahu asal suara itu. Suara tangisan itu semakin dekat ketika ia memasuki karangan rumah kosong itu, Sargas pun mulai mengintip dari celah jendela walaupun hanya terlihat sedikit saja karena jendela itu penuh dengan debu.

Sargas mematung ditempatnya, ia baru saja melihat seorang perempuan yang sedang disiksa oleh orang yang berpakaian sangat tertutup. Ia meneliti perempuan yang tengah meringis kesakitan itu dan betapa kagetnya ia ketika mengenali bahwa wanita itu adalah Felicya. Sargas menyaksikan langsung kejadian itu walaupun kelihatan tidak terlalu jelas, tanpa mau membuang waktu lagi Sargas akhirnya segera menghubungi polisi. Sebenernya ia ingin langsung menolong Felicya, tapi ia melihat ada beberapa senjata tajam yang dibawa orang itu dan pasti itu akan beresiko tinggi.

Setelah menghubungi pihak berwajib, Sargas mengintip lagi ke jendela itu. Ia terkejut bukan main ketika melihat orang itu kini tengah menyayat tangan Felicya dengan pisau. Karena sudah merasa tak tahan, Sargas akhirnya memutuskan untuk masuk ke tempat itu dengan perlahan. Ia mengendap-endap agar tidak ketauan oleh orang tersebut. Ketika jarak mereka sudah semakin dekat, Sargas melihat orang itu tengah mendekat kearah Felicya sambil mengarahkan sebuah pisau yang terlihat begitu tajam seperti ingin menusuk Felicya. Tanpa pikir panjang, Sargas langsung mengambil sebuah balok yang berada didekatnya lalu memukul orang tersebut dari belakang hingga orang itu jatuh tersungkur.

"Ka-kak Sargas" ucap Felicya sambil menunjukkan senyumnya dengan paksa dan kemudian ia tidak sadarkan diri.

Sargas langsung menghampiri Felicya dan melepaskan ikatan yang berada di tangan serta kaki Felicya, pada saat itu juga polisi datang dan langsung menghampiri mereka semua.

"Tangkap dia pak!" ujar Sargas sambil menunjuk orang yang barusan dipukulnya dan polisi itu langsung memborgol tangan orang tersebut.

"Saya akan segera mengamankan dia" ucap polisi itu yang kini sudah siap membawa orang tersebut.

"Tunggu pak, boleh saya melihat wajahnya?" tanya Sargas yang sangat penasaran dengan wajah sang pelaku tersebut.

Polisi itu akhirnya mengangguk dan mulai membuka masker dan topi yang dikenakan orang tersebut, Sargas sangat terkejut ketika mengetahui siapa pelakunya.

"Sa-sandra"

*****

Sargas menatap wajah Felicya yang terlihat sangat pucat dan mengenaskan. Ia membawa Felicya ke rumah sakit ini menggunakan taxi dan meninggalkan motornya di depan rumah kosong itu.

Barusan Sargas sudah menghubungi orang tua Felicya menggunakan ponsel milik gadis itu, untung saja ponselnya tidak dikunci ataupun dipola sehingga ia tidak perlu susah payah ketika membukanya.

Sargas menatap wajah Felicya dengan lekat,  bagaimana bisa seorang gadis seperti Felicya mendapatkan masalah seperti ini? Apalagi sampai mengancam nyawanya. Dan kenapa juga Sandra sampai melakukan ini semua kepada Felicya? Apakah karena masalah waktu itu ketika mereka bertemu di depan toilet? Tapi seharusnya tidak sampai seperti ini, atau ada masalah lain? Tapi sebesar apa masalah itu sampai Sandra ingin menghabisi Felicya dengan begitu kejam? Ah ayolah Sargas menjadi penasaran akan ini semua. Gadis itu bahkan baru saja menampakan senyumannya kepada Sargas siang tadi sepulang sekolah, tapi sekarang? Gadis itu kini terbaring lemah dengan wajah pucatnya.

"Eugh" suara rengkuhan Felicya yang baru siuman itu membangunkan sargas dari lamunannya.

Felicya mengerjabkan matanya dengan perlahan kemudian memegangi kepalanya yang terasa berdenyut pusing. Ia menatap ruang yang serba putih dihadapannya itu dengan bingung sampai akhirnya ia teringat akan kejadian yang baru saja menimpanya bahkan hampir merenggut nyawanya.

"Minum dulu" ucap Sargas sambil mengarahkan segelas air kepada Felicya.

Felicya menatap gelas itu lalu bergantian menatap Sargas. Sargas yang paham akan itu langsung mengarahkan gelas itu ke mulut Felicya dengan berhati-hati, Sargas membantu Felicya untuk minum karena posisi gadis itu kini tengah terbaring.

"Makasih ka" ujar Felicya sambil tersenyum menatap Sargas.

"Hm"

"Ohiya makasih juga ka udah nolongin gue sampe bawa gue kesini, kalo gak ada lo mungkin gue udah--"

"Gak usah dibahas, mending sekarang lo tidur aja istirahat biar cepet sembuh" ucap Sargas yang langsung memotong ucapan Felicya.

SARGAS✓ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang