Felicya baru saja turun dari motor Sargas ketika mereka sudah sampai di depan rumah Felicya lalu kemudian Felicya menyerahkan helm yang dipakainya kepada Sargas sambil tersenyum manis, tapi senyuman itu langsung pudar ketika melihat seorang gadis seusianya yang kini berjalan mendekat kearah mereka berdua.
Raut wajah Felicya langsung berubah, senyum manisnya tergantikan dengan raut khawatir dan juga takut yang terlihat jelas dari bola matanya ketika orang tersebut sudah berada di hadapan mereka. Sargas yang melihat Felicya seperti itupun langsung meraih tangan Felicya dan menggenggamnya seolah berkata bahwa ia akan melindunginya sekaligus memberi kekuatan, awalnya Felicya sempat merasa kaget dengan perlakuan Sargas itu tapi kemudian ia merasakan ada sebuah kehangatan yang menjalar sekaligus kenyamanan yang membuat perasaan khawatir serta rasa takutnya menjadi berkurang.
"Sa-sandra, mau apa lo kesini?" tanya Felicya yang memberanikan diri untuk bertanya. Dia adalah Sandra, orang yang sempat hampir membunuhnya beberapa waktu yang lalu.
"Gue dateng kesini bukan buat ngeganggu lo lagi kok, gue kesini cuma mau minta maaf secara langsung sama lo" ucap Sandra yang membuat Felicya maupun Sargas merasa terkejut.
"Ma-maksud lo?"
"Gue tau gue salah bahkan kesalahan yang gue perbuat kemarin itu gak bisa lo maafin, tapi sekarang gue sadar kalo gue ini bener-bener bodoh udah ngelakuin hal kejam itu sama lo. Harusnya kemarin itu lo penjarain aja gue, gue ini udah keterlaluan. Gue bener-bener minta maaf sama lo ca walaupun gue tau kalo gue ini gak pantes dapetin maaf dari lo" jelas Sandra yang kini sudah meneteskan air matanya.
"Sandra gue udah maafin lo kok" ucap Felicya sambil menepuk pelan pundak Sandra, Felicya memang masih trauma dengan kejadian yang menimpanya beberapa waktu yang lalu tapi Felicya bisa mengerti dan memahami kondisi Sandra karena bagaimanapun ia tidak ingin menyimpan dendam kepada siapapun dan ia juga sudah ikhlas memafkan Sandra.
Sandra terperangah ketika mendengar penuturan Felicya barusan, ia benar-benar tidak menyangka kalau Felicya mau memaafkannya. Seharusnya ia mendapatkan hukuman yang setimpal bukan hanya dikeluarkan dari sekolahnya saja tapi ia bisa dipenjara tapi Felicya tidak mau melakukan itu karena masih memikirkan masa depannya, Felicya benar-benar gadis berhati baik.
"Lo bener-bener orang baik Ca, gue jadi semakin merasa bersalah karena sempet nyelakain orang baik yang bahkan gak bersalah kayak lo, gue bener-bener bodoh"
"Gue seneng kalo akhirnya lo sadar, tapi lo harus janji ya kalo lo gak boleh ngelakuin hal yang sama ke orang lain, cukup gue aja"
"Pasti Ca, gue janji. Gue gak akan ngulangin kesalahan yang sama dan gue juga akan berusaha untuk jadi orang yang lebih baik lagi. Makasih banget ya Ca karena lo udah mau maafin gue, sekali lagi gue minta maaf dan gue juga sekalian mau pamit sama kalian"
"Loh emangnya lo mau kemana?"
"Gue mau pergi dari sini, gue mau pindah ke luar negeri buat memulai kehidupan yang baru yang pastinya lebih baik dari sebelumnya sekaligus mencari kebahagiaan disana, gue juga gak mau ngeganggu hidup lo lagi"
"Tapi apa harus sampe pindah ke luar negeri? Gue gak keberatan kok kalo lo masih tetep disini justru gue malah seneng, kita kan bisa berteman"
"Gak Ca, gue gak pantes buat jadi temen lo. Gue ini terlalu berdosa, gue juga mau memulai kehidupan yang baru disana. Ohiya gue juga mau minta maaf sama lo karena gue juga pernah salah dengan perkataan gue yang gak sepantasnya ke lo waktu itu, maafin gue ya" ucap Sandra yang kini beralih menatap Sargas yang sedari tadi hanya diam.
"Hm, gue udah maafin lo" jawab Sargas seadanya.
"Makasih, makasih banget karena kalian berdua udah maafin gue. Kalian emang orang baik gak kayak gue, btw gue seneng liat kalian barengan kayak gini. kalian emang cocok, long last ya"
Felicya yang mendengar perkataan Sandra langsung tersenyum canggung dan menjadi salah tingkah, entah mengapa Felicya meng-aminkan ucapan Sandra barusan.
"Kalo gitu gue pamit ya" lanjut Sandra yang entah mengapa membuat Felicya merasa sedih dan kemudian langsung memeluk Sandra.
"Lo hati-hati ya disana, gue yakin lo pasti bisa dapetin kebahagiaan lo disana" ucap Felicya yang membuat Sandra semakin mengeratkan pelukannya.
Sargas hanya memperlihatkan mereka berdua sambil tersenyum samar, terkadang kita memang harus memaafkan seseorang walaupun ia sudah membuat kesalahan yang begitu besar kepada kita karena semua orang pasti pernah berbuat salah dan ia pantas untuk memperbaiki semuanya dengan kita memberikan kesempatan kedua kepada mereka.
*****
Jihan tengah duduk di kursi penonton sendirian sambil menatap lurus kearah lapangan yang masih diisi oleh beberapa orang. Sekarang ini waktunya para anggota tim basket untuk beristirahat, ada sebagian anggota yang pergi ke kantin untuk sekedar membeli minuman, ada yang pergi ke toilet, dan ada juga yang masih terus memainkan bola basketnya karena merasa kurang puas.Menjelang turnamen yang akan dilaksanakan tiga hari lagi, para anggota tim basket harus semakin giat untuk berlatih bahkan belakangan ini mereka bisa berlatih sampai malam.
Dari kejauhan Jihan melihat seorang pria yang sempat mengantarnya beberapa hari yang lalu, dia adalah Yuan. Yuan berjalan mendekat kearah Jihan dengan wajah dinginnya, ia terlihat semakin tampan dengan keringat bercucuran yang kini menghiasi wajahnya.
"Nih" ucap Yuan sambil menyodorkan sebotol air mineral kepada Jihan.
Jihan hanya melirik sekilas pada minuman yang disodorkan Yuan lalu kembali menatap lurus ke lapangan lagi, hal itu tentu membuat Yuan menghela nafasnya lalu kemudian duduk disamping Jihan. Gadis disampingnya ini ternyata lebih jutek dari kelihatannya, pantas saja tidak ada seorangpun yang berani mendekatinya -pikir Yuan.
"Ambil, lo haus kan?" tanya Yuan yang kembali menyodorkan air mineral yang dibawanya kepada Jihan.
Jihan menghela napasnya pelan lalu kemudian mengambil air mineral yang disodorkan Yuan.
"Thanks, lain kali lo gak perlu repot-repot" ucap Jihan yang membuat Yuan menaikan sebelah alisnya, kalo perempuan lain pasti sudah menjerit senang dikasih minuman seperti ini oleh Yuan tapi Jihan malah bersikap sebaliknya.
Baru kali ini Yuan menemukan gadis seperti Jihan. Biasanya gadis diluar sana akan berlaku sok baik dan sok manis kepada lawan jenisnya agar menarik perhatiannya apalagi jika ia tampan, tapi Jihan ini berbeda. Jihan justru memperlihatkan sifatnya yang jutek dan juga galak kepada siapapun, ia bersikap apa adanya dan tidak dibuat-buat.
"Lo lebih jutek dari keliatannya ternyata" ucap Yuan yang membuat Jihan kini menatapnya.
"Kenapa lo ga suka?" tanya Jihan dengan nada sinisnya.
"Suka kok" ucap Yuan yang membuat Jihan kini membulatkan kedua bola matanya tidak percaya, apa benar yang dihadapannya ini adalah Yuan?
"Hah?" ucap Jihan yang terdengar kaget, tapi kemudian kembali dengan ekspresi juteknya karena Yuan sendiri barusan berkata dengan wajah dinginnya.
"Sebentar lagi turnamen, gue harap lo bisa mempersiapkan semuanya dengan baik dan matang. Jaga kesehatan lo dan usahain jangan banyak pikiran, gue yakin lo pasti bisa ngasih yang terbaik buat sekolah kita" ucap Yuan yang mengalihkan pembicaraan lalu setelah itu Yuan bangkit dan melangkah menjauh untuk kembali ke lapangan.
Jihan terperangah mendengar ucapan Yuan barusan, bukan hanya karena perkataan Yuan tetapi juga karena ini pertama kalinya Jihan mendengar Yuan yang berbicara sepanjang itu. Jihan menatap punggung Yuan yang kini mulai menjauh, ternyata Yuan tidak sedingin dan sedatar yang ia pikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
SARGAS✓ (Completed)
Fiksi Remaja[completed] Tentang seorang remaja laki-laki yang bernama SARGAS ARRAYAN G. Dia bukan cowok keren, apalagi terkenal. dia hanya seorang anak baru di sekolahnya yang kehidupannya penuh dengan teka-teki. Felicya Almeera Pratama atau yang kerap disapa...