SARGAS36

1K 80 0
                                    

Felicya masih terdiam di tempatnya, ia masih mencerna perkataan bundanya yang  telah menjelaskan semua kebenarannya kepada Felicya bahkan sekarang Felicya sudah mengetahui siapa orang yang hampir membunuhnya itu. Bukan Sargas yang memberitahu, tapi bundanya. Sebelumnya ayah dan bunda Felicya menyuruh Felicya untuk menceritakan semuanya dari awal dan Felicya pun menceritakannya sedetail mungkin. Setelah selesai, bundanya memberi tahu kebenaran yang sebenarnya kepada Felicya. Soni adalah ayah Sandra yang sempat bekerja sama dengan ayah Felicya, dan selama 3 bulan hal itu masih baik-baik saja. Tapi ketika memasuki bulan ke 4, Soni ketahuan korupsi sehingga terpaksa ayahnya Felicya menjebloskan Soni ke dalam penjara. Ayahnya Felicya tidak tau kalau ternyata Soni memiliki putri yang seumuran bahkan satu sekolah dengan Felicya karena Soni tidak pernah menceritakan tentang anaknya itu.

Felicya fikir Sandra selama ini membencinya hanya karena permasalahan El saja, tapi ternyata bukan hanya itu saja tetapi juga Sandra menyimpan dendam yang sangat besar kepada keluarganya.

Tadi bunda dan ayah Felicya datang dengan raut wajah yang sangat cemas bahkan bundanya sampai menangis ketika melihat kondisi Felicya yang sangat mengenaskan, bagaimana tidak mengenaskan? Tangan Felicya terluka cukup parah sehingga mengharuskan tangan Felicya diperban dan juga wajah Felicya yang terdapat banyak luka akibat cakaran Sandra serta beberapa luka lebam di kakinya . Bunda dan ayahnya juga meminta maaf karena perbuatan mereka Felicya harus menanggung semua ini.

"Ca jangan ngelamun gitu dong, nih bunda udah potongin buah apel buat kamu" ucap bunda Felicya yang membuyarkan Felicya dari lamunannya.

"Iya bun Ica gak ngelamun kok"

"Kalo gak ngelamun terus apa dong? Kamu masih kepikiran sama kejadian itu ya? Sekali lagi maafin bunda sama ayah ya sayang"

"Bun, ini semua tuh bukan salah bunda sama ayah kok.  Oiya ayah mana bun kok daritadi gak keliatan?"

"Ayah lagi ngurusin semuanya di kantor polisi Ca, kamu tenang aja yah" jelas bunda Felicya sambil menyuapi Felicya buah apel yang sudah dipotongnya menjadi kecil-kecil.

"Bun, Ica boleh minta satu permintaan gak sama ayah dan bunda?"

"Tentu boleh, emangnya kamu mau minta apa sama bunda dan ayah?"

"Tolong jangan jeblosin Sandra ke penjara ya bun"

"Loh tapikan dia udah nyelakain kamu Ca, dia udah ngelakuin perbuatan kriminal ke kamu" jelas bunda Felicya yang sedikit terkejut dengan permintaan putri semata wayangnya itu.

"Iya bun Ica tau, tapi kan dia ngelakuin itu semua ada sebabnya. Ayolah bun, emangnya bunda gak kasian sama Sandra? Dia kan juga masih harus ngelanjutin sekolahnya. Ica mohon bun"

"Yasudah nanti biar bunda omongin ini semua sama ayahmu ya sayang"

"Makasih bun, bunda emang yang terbaik deh pokoknya" Felicya tersenyum dan memeluk bundanya.

"Anak bunda ini hatinya sangat baik. Ohiya Ca, Sargas itu pacar kamu ya?" tanya bunda Felicya sambil tersenyum jahil.

"Huh? Bu-bukan bun"

"Oh ya? Bunda kira dia pacar kamu. Dia baik banget ya Ca, sopan lagi anaknya"

"Iya bun dia emang baik banget walaupun  agak ngeselin"

"Kamu tau gak? Dia sampe ninggalin motornya di depan rumah kosong itu loh demi bawa kamu kesini"

"Hah yang bener bun? Bunda tau darimana?"

"Tau dong apasih yang bunda gak tau"

"Ih bunda ceritain dong, Ica penasaran tau"

"Aduh kalo urusan itu mending kamu tanyain sendiri deh ke orangnya, ohiya tadi dia juga titip salam sama kamu dan dia minta maaf karena harus segera pulang" jelas bundanya, sedangkan Felicya hanya mengangguk dan menahan senyumannya ketika mendengar Sargas menitipkan salam untuknya.

*****

"YA AMPUN ICAAA" teriak Gladis ketika memasuki kamar inap Felicya, "Lo gapapa kan Ca? Lo kenapa bisa kayak gini sih? Siapa yang udah bikin lo sampe kayak gini Ca? Siapa Ca siapa? Biar nanti gue jambak rambutnya sampe mampus. Berani-beraninya dia nyelakain sahabat gue sampe kayak gini"

Felicya memutar bola matanya dengan malas ketika mendengar ocehan Gladis yang sangat panjang itu, sebenarnya Felicya sudah melarang kedua sahabatnya itu untuk datang kesini karena ia tidak mau membuat kedua sahabatnya khawatir. Tapi sekarang kedua sahabatnya itu kini sudah berada dihadapannya dengan seragam sekolah yang masih melekat ditubuhnya dan Felicya pastikan kedua sahabatnya ini baru saja pulang sekolah dan langsung pergi kesini.

"Kan gue udah bilang kalian gak usah repot-repot kesini"

"Tapi Ca kita berdua ini khawatir banget sama lo" jawab Gladis dengan nada sedikit kesal karena disaat seperti ini Felicya malah melarang keduanya untuk menjenguk Felicya, sedangkan Jihan hanya mengangguk-angguk saja sambil menaruh beberapa buah serta makanan yang dibelinya bersama Gladis sebelum pergi kesini.

"Gue gak apa-apa kok"

"Gak apa-apa gimana? Muka lo penuh luka kayak gitu terus tangan lo juga sampe diperban dan lo masih bilang gak apa-apa?" ucap Gladis dengan nada kesal sekaligus khawatir.

"Sekarang coba lo ceritain ke kita gimana kejadiannya sampe lo bisa kayak gini" ucap Jihan yang meminta Felicya untuk menceritakan semuanya.

Felicya menghela nafasnya pelan dan akhirnya mulai menceritakan semua kejadian yang menimpa dirinya, dia juga menceritakan tentang Sandra yang ternyata mempunyai dendam besar kepada keluarganya serta Sargas yang telah menolongnya.

"Jadi semua ini ulah si Sandra cabe itu Ca? Gila sih jahat banget tuh orang" ucap Gladis yang kini mulai mengeluarkan sumpah serapahnya untuk Sandra.

"Tapi dia udah dilaporin ke pihak berwajib kan Ca?" tanya Jihan penasaran.

"Udah tapi gue ngelarang ayah dan bunda gue buat masukin dia ke penjara"

"Loh gabisa gitu dong Ca, dia itu udah nyelakain lo bahkan hampir ngebunuh lo jadi dia harus menerima hukumannya dong dan dia juga pantes nerima itu semua" Gladis kini semakin marah karena tidak habis pikir dengan jalan pikiran Felicya yang malah melarang kedua orangtuanya untuk menjebloskan Sandra ke tempat yang seharusnya.

"Udahlah Dis, lagian dia juga kan masih harus sekolah kayak kita. Gue gak mau ngerusak masa depan dia lagian tadi bunda juga udah ngasih tau gue kalo mereka udah minta pihak sekolah buat ngeluarin Sandra jadi kalian gak usah khawatir lagi" jelas Felicya.

"Huh bagus deh kalo gitu jadi gak ada lagi si cabe yang ngegangguin lo"

"Btw gimana perasaan lo waktu ditolongin ka Sargas?" tanya Jihan yang membuat Felicya sedikit salah tingkah.

"Biasa aja" jawab Felicya berbohong.

"Halah paling juga aslinya lo seneng banget kan ditolongin sama ka Sargas lo itu? Duh makin baper aja ni pasti" ucap Gladis yang meledek Felicya.

"Maafin kita Ca, harusnya kita ada disaat lo butuh bantuan" ucap Jihan sambil menggenggam tangan Felicya.

"Iya Ca, maafin kita ya. Gue bener-bener merasa ga berguna jadi sahabat lo" Gladis kini juga ikut menggenggam tangan Felicya.

"Ini semua bukan salah kalian kok jadi stop merasa bersalah kayak gitu. Punya sahabat kaya kalian aja gue udah bersyukur banget, thanks banget ya udah mau jadi sahabat gue selama ini" ucap Felicya dengan tulus lalu setelah itu mereka pun berpelukan. Felicya sangat bersyukur dan juga bertimakasih kepada Tuhan karena telah memberinya sahabat yang sangat sayang dan juga peduli kepadanya.

SARGAS✓ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang