SARGAS8

1.6K 102 2
                                    

Bi Ijah melihat Felicya yang sedang berbaring di sofa sambil memeluk bantal dengan wajah yang ditekuk sembari memanyunkan bibirnya, bi Ijah pun menghampirinya sambil membawa segelas coklat panas kesukaan Felicya.

"Non cantik kenapa?"tanya bi Ijah sambil menggoda Felicya lalu mencolek hidung mancung milik Felicya.

"Ica gapapa kok bi, cuma lagi kesel aja sedikit hehe"

"Kalo non lagi punya masalah, non bisa cerita kok sama bibi. Bibi siap jadi pendengar curhatannya non Ica"

"Iya bi, tapi Ica beneran gapapa kok. Serius deh" ucap Felicya sambil menunjukan kedua jarinya yang sudah berbentuk 'V'.

"Yaudah atuh senyum non, jangan ditekuk mulu mukanya nanti cepet tua loh. Oh iya bibi udah buatin coklat panas kesukaannya non Ica loh, ayo non diminum dulu nanti keburu dingin jadi ga enak deh" ucap bi Ijah sambil memberikan segelas coklat panas buatannya kepada Felicya.

"Wahh makasih bi, pasti rasanya enak banget nih" ucap Felicya lalu ia menenggak coklat panas itu sampai tersisa setengahnya.

"Oh iya bi, ayah sama bunda kapan pulang? Ica udah kangen banget tau sama mereka" tanya Felicya.

"Katanya sih minggu ini non, non sabar aja ya. Mereka kan juga bekerja untuk non Ica" jawab bi Ijah sambil mengelus rambut Felicya dengan penuh kasih sayang.

"Iya bi, lagian Ica juga udah biasa kok ditinggal sama ayah bunda yang penting kan masih ada bibi disini yang selalu nemenin Ica. Yaudah deh bi, Ica ke kamar dulu ya mau bobo. Good night bi" ucap Felicya sambil tersenyum simpul. Tapi sebelum pergi ke kamarnya, Felicya menghabiskan coklat panas buatan bi Ijah terlebih dahulu.

*****

Dengan  seragam sekolah rapih yang sudah melekat ditubuhnya, Felicya sudah siap untuk berangkat ke sekolahnya. Pagi ini cuaca sedikit mendung dan sepertinya pagi ini akan turun hujan.

'kayaknya bakal ujan deh, gue bawa payung aja kali ya' ujar Felicya dalam hati. Felicya pun segera mengambil payung dan menuju ke halte dengan terburu-buru.

tes
tes..
tes..

Rintisan hujan mulai turun dan berubah menjadi deras, untung saja saat ini Felicya sudah berada di dalam angkot. Sesampainya di halte dekat sekolah Felicya pun keluar dari angkot dan segera menggunakan payungnya agar tidak kebasahan. Felicya melihat Sargas yang kini juga sedang berada di halte, Sargas terlihat sedang berdiri sambil sesekali membetulkan kacamata yang digunakannya dan sepertinya sargas tidak membawa payung untuk melindungi tubuhnya dari guyuran hujan.

"Mau bareng?" tawar Felicya yang kini sudah berada di sebelah Sargas. Sedangkan Sargas hanya meliriknya saja tanpa berniat merespon ucapan Felicya tersebut.

"Lima menit lagi masuk, lo beneran gak mau bareng pake payung gue aja?" ujar Felicya setelah melihat jam dipergelangan tangannya.

Bukannya menjawab ucapan Felicya, Sargas malah melongos begitu saja menembus hujan meninggalkan Felicya. Melihat Sargas yang nekat itu, Felicya pun segera menyusul sargas lalu membagi payung miliknya supaya mereka berdua tidak kehujanan.

"Ck, lo ngapain sih?" ucap Sargas ketika melihat Felicya yang kini tengah memayungi dirinya.

"Nanti seragam lo basah dan anggap aja ini sebagai ucapan terimakasih gue karena kemarin lo sempet bantuin gue"

"Gaperlu" balas Sargas dengan ketus.

Sargas mempercepat langkahnya untuk menghindari Felicya, namun Felicya tetap menyamai langkahnya. Karena berjalan terlalu cepat, Felicya hampir saja terjatuh karena menginjak tali sepatunya yang terlepas, untung saja Sargas masih sempat menahan tubuh mungil Felicya supaya gadis itu tidak terjatuh. Bola mata mereka berdua terkunci satu sama lain dan entah mengapa Felicya meresa jantungnya berdetak lebih cepat.

'ya ampun ternyata Sargas ganteng juga ya kalo diliat dari jarak sedeket ini, eh lo ucap ngomong apaan sih ca ngawur aja' ujar Felicya dalam hati.

"Lo berat" ucap Sargas dengan singkat tetapi langsung membuat Felicya naik darah. Felicya pun langsung menarik badannya yang semula ditahan oleh Sargas.

"Maksud lo gue gendut gitu?" tanya Felicya dengan sedikit emosi.

Lagi-lagi bukanya menjawab ucapan Felicya, Sargas malah membungkukan badannya dan mengikat kembali tali sepatu Felicya yang sebelumnya terlepas.

"Ck, lain kali hati-hati. Jangan ceroboh dan jangan nyusahin gue terus" ucap Sargas setelah selesai mengikat tali sepatu Felicya.

Felicya terkejut dengan apa yang dilakukan Sargas barusan terhadap dirinya. Ia merasa jantungnya sudah tidak karuan saat ini, dan sepertinya ada perasaan aneh yang muncul dalam dirinya.

Felicya akhirnya tersadar dan melihat Sargas yang kini sudah berada jauh didepannya, bahkan Sargas kini sudah memasuki area sekolahnya dengan baju yang sedikit basah karena terkena rintisan hujan yang sudah mulai mereda.

"Ih kok gue ditinggalin sih? Dasar cowok nyebelin" gerutu Felicya dengan kesal.

SARGAS✓ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang