"Ck, kenapa gamau nyala sih" Sargas berdecak kesal karena motor butut kesayangannya tidak mau menyala sedari tadi."Loh kok belum berangkat nak?" Tanya Citra ketika melihat anaknya yang masih berada di depan rumah.
"Motor Agas gak mau nyala bu daritadi" jawab Sargas
"Tapi ini udah siang nak, mendingan kamu naik angkot aja. Nanti siang baru kamu bawa motornya ke bengkel."
"Tapi bu...."
"Kamu kan murid baru Gas, masa udah telat aja sih nak"
"Yaudah Agas berangkat naik angkot aja, assalamualaikum bu" ucap Sargas sambil mencium tangan ibunya.
"Waalaikumsalam"
*****
Sekarang Sargas sudah berada di dalam angkot, sedari tadi ia hanya menatap ke arah luar sambil sesekali membetulkan kacamatanya yang turun."Loh, lo yang kemarin itu kan?" ucap seorang perempuan yang baru saja duduk disebelahnya. Yap, perempuan itu adalah Felicya.
"Lo ngomong sama gue?" tanya Sargas sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Yaiyalah lo pikir gue ngomong sama siapa? Sama abang angkot ini?" ujar Felicya dengan kesal, sedangkan Sargas hanya mengangkat bahunya dengan acuh.
"Oh nama lo ternyata Sargas" ucap Felicya setelah membaca nama yang tercantum di seragam sekolah yang sedang dikenakan Sargas.
"Lo belajar main piano dimana sih, kok bisa sebagus itu?" Tanya Felicya sambil menatap Sargas yang sedari tadi hanya mengacuhkannya.
"Kenapa emangnya?" tanya Sargas tanpa menoleh ke arah Felicya.
"Gue suka banget main piano dan gue pengen banget bisa main piano sebagus permainan lo kemarin, tapi sayangnya gue gak se-jago lo hehe" ucap Felicya dengan jujur, sedangkan Sargas kembali menutup mulutnya dengan rapat karena ia bingung harus merespon seperti apa pada gadis disebelahnya itu.
*****
Felicya berlari dengan tergesa-gesa menuju kelasnya sambil sesekali mengelap keringat yang sudah mengucur diwajahnya."Fiuhh, untung gak telat" ucap Felicya setelah sampai di kelasnya.
"Icaaaa" teriak Gladis ketika Felicya baru saja duduk dan menaruh tasnya.
"Kok lo tumben kesiangan Ca?" tanya Jihan.
"Iya gue bangun kesiangan tadi terus juga tadi gue agak lama nungguin angkot yang lewat"
"Lagian lo kenapa naik angkot atau taxi terus sih Ca? Kan lo bisa minta kendaraan pribadi sama nyokap bokap lo" tanya Gladis sambil menyodorkan botol minum miliknya kepada Felicya karena ia tau temannya ini sedang kehausan setelah lari-larian tadi.
"Gue lebih suka naik angkutan umum daripada kendaraan pribadi" jawab Felicya setelah menghabiskan setengah botol minuman milik Gladis.
"Itu mata lo kenapa sembab kaya gitu? Lo abis nangis ya?" tanya Jihan sambil menatap Felicya.
"Enggak kok, ini tuh barusan mata gue abis kelilipan terus gue kucek-kucek deh jadinya gini hehe" jawab Felicya berbohong.
"Tapi kok sampe sembab dua duanya gitu sih Ca" tanya Gladis tak percaya.
"Em itu-..." Ucapan Felicya terpotong karena guru dikelasnya sudah datang dan mereka pun kembali duduk di bangkunya masing-masing.
*****
Waktu yang ditunggu-tunggu semua murid telah tiba. Mereka berdondong-bondong pergi menuju ke kantin dengan antusias untuk mengisi perutnya.
Sargas membawa nampannya yang berisi satu porsi nasi goreng beserta es teh manis yang dipesannya. Saat ini kantin sangat ramai sampai dan semua meja pun sudah terisi penuh oleh gerombolan siswa yang sedang makan atau sekedar bergosip, tapi Sargas melihat satu masih ada satu meja kosong yang berada dipojokan. Sargas pun duduk disana dan mulai menikmati makanannya dengan lahap. Namun baru beberapa saat ia makan dimeja itu semua siswa menatapnya sambil berbisik-bisik
"Loh itu cowok cupu ngapain duduk disitu? Emangnya dia gatau apa kalo meja itu ga boleh ada yang nempatin kecuali El nath and the geng" ucap salah satu siswa yang berada tidak jauh darinya."Kayaknya sih dia murid baru jadinya gatau peraturan disini" jawab salah satu temannya.
"Wah kayaknya bakal ada pertunjukan gratis nih hahaha"
Brakkk
Tiba-tiba seseorang datang dan langsung mengebrak meja dihadapan Sargas dengan cukup keras sehingga membuat semua siswa yang berada di kantin menatap kearahnya.
"HEH! Ngapain lo duduk sini? Berani beraninya ya lo nempatin tempat gue" ucap El Nath sambil menatap Sargas dengan ganas.
"Heh lo tuli ya?" lanjut El karena tidak mendapatkan respon dari Sargas sedangkan Sargas masih tetap menutup mulutnya dengan rapat.
"Ini tempat umum, semua orang bebas duduk dimana aja" jawab Sargas setelah selesai menghabiskan makanannya.
"Oh berani ya lo ngelawan gue, lo ngga tau siapa gue?"
Bukannya menjawab, Sargas malah melongos pergi meninggalkan El dengan wajah tak berdosanya.
"Udah sabar namanya juga anak baru" ucap Mikko sambil menepuk pundak El.
"Cih, anak baru udah sok sokan mau ngelawan gue"
"Kayaknya dia senior kita deh" lanjut Mikko setelah membenarkan tali sepatunya yang sebelumnya sempat terlepas.
"Mau senior kek, mau junior kek, gue sama sekali gak takut sama dia. Tampilan cupu kek itu aja mah gampang" ucap El dengan angkuhnya.
"Ck, kalian masih lama ga sih dramanya? Gue udah laper nih. Kasian dede bayi yang ada di perut gue udah ngerengek minta dikasih makan" ucap Akio sambil mengelus perutnya dengan muka melas.
KAMU SEDANG MEMBACA
SARGAS✓ (Completed)
Fiksi Remaja[completed] Tentang seorang remaja laki-laki yang bernama SARGAS ARRAYAN G. Dia bukan cowok keren, apalagi terkenal. dia hanya seorang anak baru di sekolahnya yang kehidupannya penuh dengan teka-teki. Felicya Almeera Pratama atau yang kerap disapa...