Citra, Sargas, Hendri dan juga El kini sudah duduk di ruang tamu dengan keadaan yang cukup canggung. Hanya ada keheningan diantara mereka sampai akhirnya El membuka suara.
"Saya dan Papa datang kesini untuk minta maaf"
"Iya Citra, kedatanganku dan El nath kesini untuk meminta maaf sekaligus ingin memperbaiki semuanya" ucap Hendri.
"Saya minta maaf atas kelakuan saya beberapa hari yang lalu karena sudah bersikap tidak sopan kepada anda" lanjut El sambil menatap kearah Citra walaupun sebenarnya ia merasa sangat canggung.
Citra kemudian tersenyum dan membalas menatap El, "saya sudah memaafkan kamu"
Ucapan Citra barusan membuat El nath mengembuskan napasnya lega, lalu kali ini ia beralih menatap Sargas.
"Gue juga mau minta maaf sama lo atas sikap gue yang keterlaluan, lo tenang aja mulai sekarang gue dan temen-temen gue gak akan ngeganggu lo lagi" ucap El kepada Sargas, tapi Sargas tidak berniat untuk membalasnya dan hanya tetap menatap lurus ke depan dengan wajah datarnya.
"Citra, apa masih ada kesempatan untuk memperbaiki hubungan kita? Aku benar-benar masih mencintai kamu bahkan selama ini tidak pernah ada orang yang bisa menggantikan kamu dihati ini" ucap Hendri sambil menatap Citra dengan tatapan teduhnya.
Citra terdiam. Sebenarnya ia juga masih sangat mencintai Hendri tapi ia tidak mau egois apalagi saat ini Sargas terlihat masih belum bisa menerima kehadiran Hendri.
"Sa-saya gak bisa mas"
"Kenapa? Apa ini semua karena dia?" Kali ini bukan Hendri yang menjawab ucapan Citra tetapi El nath, bahkan El berbicara sambil menatap tajam Sargas yang sedari tadi hanya diam saja.
"Lo harusnya bersyukur karena masih bisa ketemu sama papa kandung lo sendiri bukan malah cuma diem aja kayak gini" ucap El yang berhasil membuat Sargas kini membalasnya tatapannya.
"Lo gatau apa-apa" jawab Sargas dengan nada dinginnya.
"Iya gue emang gatau apa-apa tapi setidaknya lo harus ngehargain papa yang udah berniat baik dateng kesini. Lo tuh sadar gak sih kalo sikap lo yang kayak gini tuh kekanak-kanakan, lo bahkan gak mau natap papa yang sebenarnya sayang banget sama lo"
"Gue bahkan gak butuh sosok seorang papa" ucap Sargas yang membuat El merasa semakin geram.
"Lo tuh bener-bener ya--"
"El.." tegur Hendri agar El bisa menahan emosinya, sebenarnya Hendri merasa sangat sedih mendengar ucapan Sargas barusan tapi Sargas benar, ini semua kesalahannya.
"Biarin aja pah, dia gak bisa terus-terusan bersikap kayak gini sama papa. Dan buat lo, sebenernya tuh yang gak tau apa-apa itu lo. Lo gak tau kan gimana sedihnya papa waktu nyokap lo pergi ninggalin dia? Lo gak tau kan sebesar apa rasa cinta papa sama nyokap lo dan juga lo? Lo gak tau kan gimana sakitnya papa kehilangan orang paling dia sayangin?!!" ucap El sambil menunjuk Sargas beberapa kali, emosinya mulai naik karena Sargas terus-menerus bersikap acuh seolah tidak perduli.
"Cinta lo bilang? Dia bahkan udah bikin nyokap gue menanggung semuanya sendirian selama ini dan milih buat nikah sama nyokap lo" jawab Sargas yang tak kalah emosi.
"Cih, lo pikir selama ini cuma lo dan nyokap lo doang yang tersiksa? Kalo lo berpikir kayak gitu berati lo salah besar!!, Papah juga sama tersiksanya selama ini. Asal lo tau, selama ini papa itu gak pernah cinta sama nyokap gue. Karena apa? Ya karena di hati dia itu cuma ada ibu lo. Lo gak boleh egois bro, dengan lo bersikap egois kayak gini tanpa sadar lo udah nyakitin orang yang selama ini sayang banget sama lo. Emang lo gak mau ngeliat ibu lo bahagia dan keluarga lo utuh lagi?" ucap El yang membuat Sargas bungkam.
"Gue cuma pengen liat papa bahagia sama orang yang dicintai karena selama ini papa gak salah. Yang salah itu gue!!, Kalo aja waktu itu mama gak lagi ngandung gue pasti ini semua gak akan terjadi, pasti sekarang kalian semua bisa hidup bahagia sampe sekarang. Gue ini emang penghancur, gue udah ngehancurin kebahagiaan lo dan keluarga lo selama ini. Seharusnya waktu itu mama gugurin aja gue, gue ini gak berguna. Papa itu terpaksa nikahin nyokap gue bahkan selama ini mereka berdua gak pernah saling mencintai, mereka terpaksa menikah supaya gue bisa terlahir dengan punya seorang ayah. Jadi sekali lagi gue kasih tau ke lo kalo papa itu gak salah tapi gue yang salah. Kalo mau benci silahkan benci gue, jangan benci papa" lanjut El yang entah mengapa membuat Citra dan Hendri berkaca-kaca saat ini bahkan Citra sempat menetaskan air matanya walaupun langsung ia hapus dengan punggung tangannya.
El terdiam sebentar untuk memberi jeda, lalu kemudian kembali melanjutkan ucapannya.
"Waktu gue tau kalo gue ini bukan anak papa, dunia gue langsung terasa hancur saat itu juga apalagi ternyata gue ini anak dari pria yang gak bertanggung jawab. Gue juga sempet marah besar waktu mergokin papa yang dateng kesini dan memohon supaya mereka bisa bersatu lagi sama nyokap lo. Gue bener-bener marah sama papa bahkan malem itu gue gak pulang karena ngerasa kecewa. Disitu gue mikir kalo papa itu egois, dia gak mentingin perasaan gue dan malah milih kembali sama nyokap lo itu, tapi ternyata gue salah. Gue baru sadar kalo yang egois itu gue, gue gak pernah bisa ngertiin posisi papa. Selama ini gue gak mau dengerin ucapan papa, gue selalu bersikap semau gue dan gue juga gak pernah mau tau gimana beban yang papa simpen sendiri selama ini. Harusnya gue bisa ngertiin papa karena selama ini papa udah ngelakuin banyak hal demi gue bahkan papa juga udah sayang banget sama gue walaupun gue ini bukan anak kandungnya. Disitu gue sadar kalo gue bener-bener bersalah sama papa, maka dari itu sekarang gue mau nebus semua kesalahan gue dengan mempersatukan lagi papa dengan orang yang sangat dia cintai, gue cuma mau liat papa selalu bahagia" ucap El dengan diakhiri setetes air mata yang memaksa turun dari matanya.
El melirik papanya yang kini tengah menatap dirinya dengan tatapan sendu, Hendri benar-benar merasa tersentuh dengan semua ucapan El barusan.
Sargas benar-benar merasa hatinya tersentil kuat dengan semua perkataan yang El ucapkan barusan. Ia baru sadar kalo selama ini ia juga sudah egois, seharusnya ia bisa memaafkan Hendri karena ini semua bukan sepenuhnya kesalahan Hendri. Hatinya tercekat, ia bahkan hanya mementingkan dirinya sendiri tanpa memikirkan perasaan ibunya. Tapi sekarang akhirnya ia sadar, ia tidak mau bersikap egois lagi karena ia tidak ingin membuat siapapun tersakiti disini, ia ingin hidup bahagia.
"Maafin Sargas pah.." ucap Sargas pada akhirnya.
Baik Hendri maupun Citra merasa begitu terkejut mendengar ucapan Sargas itu. Tanpa berpikir panjang akhirnya Hendri bangkit dari duduknya dan menghampiri Sargas lalu memeluknya dengan sangat erat.
"Maafin papah nak" ucap Hendri dengan terisak, ia merasa benar-benar senang saat ini.
"Sargas udah maafin papah. kita bisa jadi keluarga yang utuh lagi kan pa?"
"Pasti, pasti nak"
Kini keadaan di ruang tamu diisi dengan suara isakan tangis dari mereka semua, bukan tangis kesedihan melainkan tangisan bahagia. Akhirnya setelah 17 tahun lamanya mereka bisa bersatu kembali, kini mereka akan menjadi keluarga yang bahagia.
El nath tersenyum sambil mengelap ujung matanya. Ia merasa lega sekaligus ikut bahagia dengan ini semua, ia juga berjanji akan berusaha menjadi anak yang lebih baik untuk papanya.
*****
HUAAA AKHIRNYA MEREKA BERSATU KEMBALI GAESS🤧🤧
TERHARU BANGET LIAT SIKAP EL YANG DEWASA KAYAK GITU😭🤧 POKOKNYA DIPART INI EL YANG PALING DEBES LAH😭😘😍♥️
BTW MAKASIH BANYAK YAKK BUAT KALIAN SEMUA YANG MASIH SETIA BACA SARGAS SAMPE SEKARANG INI🙏🙏 JUJUR SENENG BANGET SIH KARENA TERNYATA MASIH ADA YANG MAU DUKUNG CERITA SARGAS INI 🤧🤧 SEKALI LAGI TENGKYU YA WANKAWAN, KALIAN TERDEBES JUGA LAH POKOKNYA ♥️🙏🤧🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
SARGAS✓ (Completed)
Teen Fiction[completed] Tentang seorang remaja laki-laki yang bernama SARGAS ARRAYAN G. Dia bukan cowok keren, apalagi terkenal. dia hanya seorang anak baru di sekolahnya yang kehidupannya penuh dengan teka-teki. Felicya Almeera Pratama atau yang kerap disapa...