Jangan lupa vote-nya ya manteman :)
Suara bel pertanda istirahat pertama berbunyi nyaring hingga ke lantai empat, dan inilah yang selalu ditunggu-tunggu seluruh murid selain bel pulang sekolah.
Semua siswa-siswi internasional Star Highschool berhamburan keluar dari kelasnya. Kebanyakan dari mereka menuju ke kantin untuk mengisi perut tetapi ada juga yang memilih menetap di kelas untuk melakukan kegiatan masing-masing, entah itu bergosip ataupun menonton Drakor bersama-sama.
Felicya menyimpan buku pelajaran biologi yang digunakannya kedalam tas.Setelah itu dia berbalik menatap gladis dan juga Jihan bergantian.
"ke kantin?" tanya Felicya.
"Ke toilet dulu ya? gue udah kebelet banget nih" ujar gladis yang masih merapikan bukunya dengan terburu-buru.
"yaudah yuk"
Felicya dan Jihan bangun dari tempat duduknya lalu menghampiri Gladis yang sudah diambang pintu.
"cepetan Ca, Han"
"Sabar kenapasih" ucap Jihan sambil memasukan ponselnya kedalam saku.
Jihan menatap Felicya yang sedang menggunakan earphone di kedua telinganya.
"kenapa?" tanya Felicya yang merasa diperhatikan oleh Jihan.
"cantik"
Felicya menatap Jihan dengan kerutan yang begitu nampak di keningnya. ia bisa mendengar apa yang dikatakan Jihan karena volume lagunya tidak begitu besar.
senyuman langsung tercetak di bibir Felicya. "gak usah muji-muji gitu, gue tau kok kalo gue emang cantik"
Jihan menggeleng pelan, "maksud gue jepitan rambut yang lo pake cantik, warnanya biru. gue suka"
mendengar itu Felicya langsung membuang muka karena merasa malu.
"jahat banget sih, padahal gue udah ngefly" ucap Felicya dengan kesal sedangkan Jihan yang mendengarnya hanya terkekeh pelan.
tiba-tiba langkah Felicya terhenti ketika mencium wangi yang terasa sangat familiar, wangi yang masih sangat membekas di ingatannya dan wangi yang entah sejak kapan menjadi favoritnya.
Mata Felicya kini menangkap seorang pria yang berpostur tinggi dengan badan yang tegap tengah berjalan sendirian, dan sepertinya pria itu ingin pergi ke ruang musik.
Saat sedang asik memperhatikan pria itu, seseorang memegang pundak Felicya yang sontak membuatnya kaget.
"kenapa lo?"
Felicya berbalik lalu mengelus dadanya ketika mengetahui jika orang yang memegang pundaknya adalah Jihan, Jihan menatapnya dengan bingung.
"Eh enggak, Gladis kemana?" tanya Felicya mengalihkan pembicaraan sambil menengok ke kanan-kiri mencari keberadaan Gladis.
"Lo kelamaan, dia udah duluan ke toilet. lo tadi kenapa berhenti?" rupanya Jihan masih penasaran tentang hal itu.
"tadi ada semut lewat, jadi gue berhenti sebentar biar mereka bisa lewat dengan selamat" jawaban ngawur Felicya itu berhasil membuat Jihan menoyor kepala sahabatnya itu dengan gemas.
"gue makan juga lo lama-lama"
Felicya yang mendengar ucapan Jihan itu langsung terbelalak kaget.
"Lo kanibal Han?" ucap Felicya sambil menutup mulutnya mengunakan kedua telapak tangannya dengan syok.
Jihan yang melihat reaksi Felicya seperti itu langsung tertawa terbahak-bahak, sedangkan Felicya makin menatap Jihan dengan kebingungan.
"Lo lucu banget sih ca. yaudah yuk kita langsung ke kantin aja, tuh si Gladis udah selesai"
Akhirnya mereka bertiga pun menuju ke kantin sambil bercanda gurau.
"Kalian mau pesen apa?" tanya Gladis.
"Em gue pesen sendiri aja deh, soalnya abis ini gue mau ke ruang musik" ucap Felicya.
"Mau ngapain ke ruang musik?" tanya Jihan.
"Mau main piano, udah lama gue gak main jadinya kangen deh hehe" jawab Felicya sedikit berbohong.
"Oh, mau kita temenin gak ca?"
"Gausah deh, kalian makan aja disini" jawab Felicya yang dibalas dengan anggukan dari kedua sahabatnya.
Setelah membeli 2 bungkus roti dan juga minumannya, Felicya segera menuju ke ruang musik untuk menemui Sargas.
"Hai ka, nih gue bawain roti coklat sama air minum buat lo" sapa Felicya sambil menyerahkan roti dan air mineral yang sengaja dibelinya untuk Sargas dan juga untuk Felicya sendiri, sedangkan Sargas yang melihat itu hanya menaikkan sebelah alisnya sambil menatap Felicya dengan datar.
"Buat lo aja"
"Yah jangan gitu dong ka, anggap aja ini tanda terimakasih gue karena kemarin lo udah nganterin gue pulang. Terima ya ka yayaya" ucap Felicya sedikit memaksa.
"Thanks" ucap yang Sargas yang akhirnya menerima pemberian dari Felicya itu.
"Sama-sama"
"Lo ngapain disini?" tanya Sargas yang merasa heran karena tiba-tiba perempuan itu muncul dan memberinya makanan.
"Nemenin calon pac--, eh salah maksudnya mau minta diajarin main piano sama lo ka hehe"
"Tapi sayang nya gue gamau ngajarin lo"
"Loh kenapa?"
"Kalo lo mau belajar ya les piano lah" jawab Sargas sambil membuka plastik roti dari Felicya dan mulai memakannya, Felicya yang melihat itu tersenyum dan merasa senang karena Sargas mau memakan pemberiannya.
"Kalo ada kak Sargas kenapa harus les, buang-buang duit aja"
"Gabisa gue sibuk"
"Gue bisa tunggu sampe lo gak sibuk lagi kok ka"
"Gue sibuk terus"
"Ya gue bakal tunggu lo terus"
"Sampe lo bosen?"
"Gue gak akan bosen nungguin lo ka"
"Kenapa?"
"Ya karena gue--, ah udahlah pokoknya gue akan tunggu sampe lo mau ngajarin gue ka. Em yaudah deh gue balik ke kelas dulu ya ka, dadahh" ucap Felicya sambil tersenyum dan melambaikan tangannya.
Sargas yang melihat perilaku Felicya itu hanya terkekeh pelan ketika Felicya sudah mulai menjauh.
Kenapa cewe itu terlihat begitu menggemaskan dimatanya? Aih, lo mikir apa sih gas. Batin sargas dan ia pun memilih untuk pergi ke kelasnya karena sebentar lagi jam istirahat akan segera berakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
SARGAS✓ (Completed)
Teen Fiction[completed] Tentang seorang remaja laki-laki yang bernama SARGAS ARRAYAN G. Dia bukan cowok keren, apalagi terkenal. dia hanya seorang anak baru di sekolahnya yang kehidupannya penuh dengan teka-teki. Felicya Almeera Pratama atau yang kerap disapa...