Felicya memandang papan tulis putih yang penuh dengan angka-angka sampai membuat kepalanya terasa pusing, bukan pusing karena sakit tapi karena ia merasa tidak paham dengan apa yang sedang diterangkan oleh gurunya. Felicya melihat ke arah Jihan yang tengah sibuk membaca novel yang ditutupi oleh buku pelajarannya agar tidak ketahuan sang guru, sedangkan gladis tengah sibuk mencoret-coret bukunya karena merasa bosan.
Saat sedang melihat kearah jendela, kebetulan ia melihat Sargas yang sedang lewat didepan kelasnya, Felicya pun tersenyum simpul ketika sebuah ide muncul di kepalanya.
"Bu maaf saya mau izin ke toilet, boleh?" Izin Felicya yang langsung mendapat anggukan kecil dari gurunya.
Felicya beranjak meninggalkan kelas sambil memegangi perutnya. Ia menatap kedua sahabatnya itu dengan senyuman penuh kebahagiaan, dan segera meninggalkan kelas.
"Eh itu si Ica kok ketoilet sendiri sih, gak ngajak ngajak" ucap Gladis yang melihat Felicya keluar dari kelasnya.
"Mungkin dia kebelet" jawab Jihan sedikit berbisik.
"Tapi kayaknya ga mungkin deh, masa dia kebelet tapi senyum-senyum ga jelas gitu, apa dia cuma pura-pura doang ya biar bisa keluar kelas. Huh bener-bener si Ica, dia gatau apa kalo gue juga pengen ikut keluar" ujar Gladis sambil mengerucutkan bibirnya.
*****
"Hai kak" sapa Felicya ketika melihat Sargas yang baru saja keluar dari toilet.
"Ngapain lo disini?"
"Eh anu kak, gue barusan abis dari toilet juga terus pas mau lewat eh ngeliat kaka yauda deh gue samperin hehe" jelas Felicya, padahal sedari tadi Felicya sengaja menunggu Sargas.
"Oh"
"Em btw gimana keadaan--"
"Ooh jadi sekarang lo sama dia ca? Yaampun semenjak putus sama El kayaknya selera lo makin rendah aja yah hahaha" ucap Sandra yang tiba-tiba datang dan memotong ucapan Felicya.
Sandra menatap Sargas dari atas sampai bawah dengan tangan yang ia lipat didada sambil menunjukan ekspresi yang meremehkan. Kali ini Sandra sendiri, tidak bersama antek-anteknya.
"Ngapain lo disini?" tanya Felicya dengan kesal karena tidak suka melihat tatapan Sandra kepada Sargas.
"Harusnya gue yang nanya lo berdua ngapain disini? Eh tapi kayaknya kalian berdua lagi sibuk pacaran ya, duh maaf ya gue jadi ganggu deh" ujar Sandra dengan nada yang dibuat-buat.
"Maksud lo apa ngomong kayak gitu? Lo kalo punya masalah sama gue gausah bawa-bawa kak Sargas deh"
"Oh jadi namanya Sargas, selera lo kampungan banget ya ternyata atau jangan-jangan selama ini lo pacaran sama El nath cuma karena mau manfaatin dia doang?"
"Jaga ucapan lo, gue gak pernah sekalipun manfaatin El dan jangan pernah bahas dia lagi dihadapan gue. Lagian gue punya masalah apa sih sama lo sampe lo terus-terusan gangguin hidup gue huh?"
"Lo masih nanya masalah lo sama gue itu apa? Lo jelas-jelas udah bikin gue ditolak sama El dan gara-gara lo juga impian gue buat dapetin El jadi gagal" jawab Sandra dengan nada yang sedikit meninggi.
"Oh jadi masalah El? Harus berapa kali sih gue bilang sama lo kalo gue sama El udah gak ada hubungan apa-apa, apa itu masih kurang jelas?"
"Gue tau, tapi El masih ngejar-ngejar lo kan? Dasar cewe murahan, sana sini nempel"
"Bentar, kan yang selama ini ngejar-ngejar El itu lo. Jadi siapa yang sebenarnya murahan disini? Yaudah yuk kak kita pergi aja dari sini" ucap Felicya dengan tajam sambil menarik tangan El agar menjauh dari tempat itu, Felicya tentu saja tidak terima dibilang seperti itu oleh Sandra dan untungnya ia bisa menahan emosinya dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
SARGAS✓ (Completed)
Teen Fiction[completed] Tentang seorang remaja laki-laki yang bernama SARGAS ARRAYAN G. Dia bukan cowok keren, apalagi terkenal. dia hanya seorang anak baru di sekolahnya yang kehidupannya penuh dengan teka-teki. Felicya Almeera Pratama atau yang kerap disapa...