Haihaiii semuaaa!!! Gimana nih kabarnya? Semoga selalu baik ya!! Btw udah bosen atau masih betah nih dirumah aja? Gapapa ya gais sabar dulu kalo mau main ataupun kumpul sama temen kan ini semua juga demi kebaikan kita, inget kan kata pepatah 'lebih baik mencegah daripada mengobati' nah jadi tetap ikutin aturan yang berlaku yaa!!🤗😉
Jangan lupa vote, komen juga boleh kok hehe:))
*****
Felicya melempar ponselnya sambil memasang wajah yang cemberut, hari ini adalah hari ulang tahunnya tapi kedua sahabatnya malah tidak bisa dihubungi dan bahkan mereka tidak memberikan ucapan selamat kepada Felicya.
"Huh, apa mereka lupa kalo hari ini tuh hari ulang tahun gue?" tanya Felicya kepada dirinya sendiri.
Biasanya Jihan dan Gladis akan menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat kepadanya, tapi kali ini tidak. Felicya sudah puluhan kali mencoba menghubungi mereka tapi hasilnya nihil, mereka tetap tidak bisa dihubungi bahkan sampai menjelang sore seperti ini dan chat Felicya pun belum dibaca sama sekali.
Sebenarnya tadi pagi kedua orangtuanya Felicya sudah memberikan kejutan kecil untuknya bahkan mereka juga memberikan kado spesial yang tentu saja membuat Felicya begitu senang, tapi Felicya masih merasa ada yang kurang karena dihari spesialnya saat ini kedua sahabatnya malah menghilang.
"Ck, padahal biasanya mereka paling heboh buat minta traktiran sama gue"
Tiba-tiba ponsel Felicya berbunyi menandakan ada sebuah panggilan masuk, Felicya pun langsung mengambilnya dengan cepat dan ternyata yang menghubunginya adalah Sargas.
"Ha-halo kak" sapa Felicya setelah mengangkat panggilan tersebut.
"Hallo, lo lagi sibuk gak?" tanya Sargas dari sebrang sana.
"Engga kok, emangnya kenapa kak?"
"Gapapa"
"Yakin gak ada apa-apa? tumben banget telfon gue"
"Emangnya gaboleh?"
"Ya boleh sih, boleh banget malah"
"Yaudah"
"Kaka kenapasih? Lagi gabut ya?" tanya Felicya yang merasa aneh dengan sikap Sargas.
"Engga"
"Terus?"
"Gue mau ngajak lo jalan malem ini, bisa?" tanya Sargas yang kini membuat kedua bola mata Felicya membulat sempurna, Felicya benar-benar terkejut.
"Hah? E-eh, iya bisa kok kak"
"Oke, jam tujuh nanti gue jemput" ucap Sargas yang setelah itu langsung mematikan sambungan teleponnya.
"YAAMPUN DEMI APA KAK SARGAS NGAJAKIN GUE JALAN MALEM INI?? HUAAA BUNDA ICA SENENG BANGETT!!!" teriak Felicya yang kini menutupi wajahnya yang sudah berwarna merah merona dengan bantal, Sargas benar-benar membuat moodnya kembali membaik.
*****
"Gimana hubungan lo sama Ica?" tanya El yang kini tengah duduk berdua bersama Sargas, saat ini ia sedang mampir ke toko kue milik Citra.
"Gak gimana-gimana" jawab Sargas seadanya.
"Bukannya kalian pacaran?" tanya El, pasalnya ia ingat waktu itu Felicya pernah mengakui kalau Sargas ini cowoknya.
"Itu cuma salah paham"
"Salah paham gimana? Jelas-jelas lo berdua emang deket banget selama ini dan gue perhatiin kalian juga keliatan sama-sama suka kan?" ucap El yang membuat Sargas terdiam.
Sebenarnya Sargas memang punya perasaan lebih kepada Felicya tapi Sargas masih bingung dan ia juga masih belum berani untuk mengungkapkannya kepada Felicya, ia memang benar-benar payah.
"Atau jangan-jangan lo masih belum nembak dia juga sampe sekarang?" lanjut El yang lagi-lagi membuat Sargas terdiam, Sargas tidak bisa menjawabnya.
"Ya ampun bang, lo keterlaluan banget sih. Kasian kali masa Ica lo gantungin terus kayak gitu, saran gue nih ya mendingan lo cepet-cepet deh nyatain perasaan lo itu soalnya setau gue disekolah kita itu banyak cowok yang ngincer dia, emangnya lo mau keduluan sama mereka?" ucap El yang membuat Sargas sontak menggelengkan kepalanya.
El memang sudah mengganti panggilannya ke Sargas semenjak kejadian hari itu, ia harus tetap sopan karena biar bagaimanapun Sargas adalah kakaknya. Hubungan keluarga mereka juga terbilang cukup baik, apalagi sekarang mereka sudah terlihat akrab dan tidak canggung lagi.
"Nah makanya buruan deh lo nyatain perasaan lo itu" lanjut El.
"Gue gak tau gimana caranya"
"Ck gampang itu mah, lo tinggal bilang aja apa yang selama ini lo rasain ke dia"
"Lo kira segampang itu?"
"Ya engga juga sih, tapi kalo kelamaan malah bahaya bang apalagi lo tau kan kalo dia itu cantik"
Sargas langsung menatap El tidak suka, entah kenapa ia merasa tidak suka ketika mendengar El memuji Felicya seperti itu.
"Lo masih suka sama dia?" tanya Sargas yang menjadi penasaran.
"Hahaha, lo gak tau ya bang kalo gue ini udah punya cewe sekarang? Gue udah punya Almeta jadi untuk apa gue nyimpen perasaan lagi buat perempuan yang udah bukan milik gue. Lo tenang aja gue udah seratus persen move on kok dari ica dan gue juga udah ngeikhlasin dia buat lo" jelas El yang membuat perasaan Sargas menjadi lega.
"Bagus kalo gitu"
"Ah iya gue punya ide" ucap El yang kemudian menjelaskan sebuah rencana kepada Sargas.
"Apa lo yakin kalo dia bakal suka?" tanya Sargas setelah El selesai menjelaskan semuanya.
"Yakin lah, lo tenang aja nanti biar gue kabarin yang lain biar bisa bantuin lo"
"Oke gue percayain ini semua sama lo"
"Tenang aja nanti biar gue gue yang atur semuanya"
Sargas mengangguk, ia berharap kalau kali ini ia bisa membuat Felicya tersenyum senang sekaligus merasa bahagia.
"Tapi lo harus janji kalo lo gaboleh ngecewain dia apalagi sampe nyakitin dia, Ica itu cewek baik-baik" lanjut yang kini menatap Sargas dengan tatapan serius.
"Pasti"
KAMU SEDANG MEMBACA
SARGAS✓ (Completed)
Teen Fiction[completed] Tentang seorang remaja laki-laki yang bernama SARGAS ARRAYAN G. Dia bukan cowok keren, apalagi terkenal. dia hanya seorang anak baru di sekolahnya yang kehidupannya penuh dengan teka-teki. Felicya Almeera Pratama atau yang kerap disapa...