"Lo kok tumben banget sih kak ngajakin gue kesini" ucap Felicya kepada Sargas.
Saat ini mereka berdua sudah berada di sebuah restoran yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah Felicya. Tadi tepat pukul 7 malam Sargas menjemputnya dan membawanya kemari dan kini mereka sudah duduk di bagian rooftop restoran yang entah kenapa hanya ada ia dan Sargas saja padahal biasanya bagian rooftop ini sangat ramai karena banyak pengunjung yang lebih suka menempati daerah ini sebab bisa melihat pemandangan jalan pada malam hari.
"Gw mau cerita" ucap Sargas yang membuat Felicya kini menatapnya.
"Mau cerita soal apa kak?"
"Soal keluarga gue"
Felicya mengernyit bingung, kenapa Sargas tiba-tiba ingin menceritakan soal keluarganya? Apa ia sedang ada masalah?
"Emangnya keluarga kaka kenapa? Apa kaka lagi ada masalah?"
"Engga, justru masalahnya udah selesai. Tapi gak tau kenapa gue pengen cerita tentang masalah yang udah selesai ini ke lo, gue pengen lo juga tau tentang kehidupan gue"
"Maksud ka Sargas?" tanya Felicya bingung.
"Gue sama El nath ternyata bersaudara, kita satu bokap" jelas Sargas yang tentu saja membuat Felicya begitu terkejut.
"El? Tap-tapi gimana bisa kak?"
"Gue juga gak nyangka. Awalnya gue kira gue ini gak punya ayah karena sedari kecil gue cuma hidup sama ibu tanpa sosok seorang ayah. Tapi beberapa waktu lalu ada keajaiban yang mempertemukan ibu dan pak Hendri, awalnya gue emang udah kenal sama pak Hendri karena dia pernah nolongin gue buat bayar biaya operasi ibu dan gue juga sempet kerja di kedai kopi milik dia buat ngelunasin uang yang pernah dia kasih pinjam ke gue itu"
"Te-terus gimana kak?"
"Disitu mereka berdua sama-sama kaget dan ibu sampe syok banget, bahkan ibu sampe ngusir dari toko rotinya. Gue yang ngerti apa-apa cuma bisa bingung sampe akhirnya ibu nyeritain semuanya sama gue kalo ternyata pak Hendri itu ayah gue. Waktu itu pak Hendri juga keliatan kaget banget pas gue bilang kalo ibu itu adalah ibu gue karena selama gue kenal dia, dia gak pernah ketemu langsung sama ibu"
"Kalo dia bokap lo, kenapa pak Hendri gak muncul dan nemuin lo kak selama ini?"
"Karena ada kesalahpahaman yang mengharuskan ibu pergi ninggalin papa supaya papa bisa nikah sama nyokap El demi nurutin permintaan nenek, padahal waktu itu ibu gue lagi mengandung gue dalam usia 8 bulan. Gue awalnya marah dan gak bisa nerima semuanya karena menurut gue papa udah bikin ibu susah karena harus ngerawat gue sendiri dan lebih memilih perempuan lain, gue juga ngerasa gak butuh sosok papah lagi karena bagi gue hidup sama ibu aja udah cukup"
"Terus kak?" tanya Felicya penasaran.
"Ternyata gue salah, gue udah egois saat itu. El udah buat gue sadar kalo ternyata selama ini papah masih sangat mencintai ibu. Papa masih tetap mencintai ibu dan juga gue walaupun dia gak tau dimana keberadaan gue. Dia juga nyadarin gue kalo ibu dan papa masih saling mencintai dan mereka pantas bahagia"
"Jadi sekarang lo udah berdamai dengan semuanya kak?"
"Iya karena semuanya berhak untuk bahagia dan gue juga harus bisa memaafkan kejadian yang udah berlalu"
"Lo hebat kak, gue bahkan gak nyangka kalo lo punya masalah serumit ini dan lo bisa ngelewatin itu semua" ucap Felicya sambil menunjukan senyum manisnya yang entah mengapa bisa membuat Sargas ingin tersenyum juga.
"Btw lo cantik malem ini" ucap Sargas yang langsung membuat pipi Felicya terasa panas.
Malam ini Felicya memang terlihat sangat cantik dengan balutan dress berwarna biru muda selutut dengan tambahan renda putih dibagian bahu sampai dadanya yang terlihat begitu pas ditubuhnya. Apalagi rambutnya ia cepol asal dan sengaja ia sisakan anak rambutnya yang dibiarkan berjatuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SARGAS✓ (Completed)
Ficção Adolescente[completed] Tentang seorang remaja laki-laki yang bernama SARGAS ARRAYAN G. Dia bukan cowok keren, apalagi terkenal. dia hanya seorang anak baru di sekolahnya yang kehidupannya penuh dengan teka-teki. Felicya Almeera Pratama atau yang kerap disapa...