SARGAS53

983 75 2
                                    

Hallo gais SARGAS balik lagi ni wkwk, ada yang kangen gak ni kira-kira?
Jangan lupa klik bintangnya yaw!!

Okd happy reading 😊

"Tapi ibu gak apa-apa kan?" tanya Sargas dengan nada khawatir.

Citra baru saja menceritakan semuanya kepada Sargas. Sebelumnya Sargas memang sedang pergi keluar untuk membeli nasi goreng karena perutnya yang tiba-tiba merasa lapar malam ini.

"Ibu gak apa-apa kok gas" jawab Citra dengan senyumannya.

"Apa ibu masih mencintai dia?" tanya Sargas setelah hening beberapa saat.

"Ibu selalu mencintai ayah kamu gas" jawab Citra jujur.

"Walaupun dia udah nyakitin perasaan ibu dan menikahi perempuan lain?" tanya Sargas lagi.

"Papa mu tidak sejahat itu gas, ibu yang dulu pergi meninggalkannya dan mengikhlaskan dia untuk menikahi perempuan itu"

"Tapi kan bu, dia tetap salah"

"Maafkan ibu gas..."

"Loh kenapa ibu minta maaf sama Agas? Ibu kan gak salah"

"Maaf karena selama ini ibu udah ngerahasiain ini semua dari kamu, maafin ibu karena udah buat kamu jauh bahkan gak mengenal siapa papa mu itu" jelas citra yang kini meneteskan air matanya.

"Bu, ibu gak perlu minta maaf sama Agas. Agas yakin apa yang ibu lakuin ini untuk kebaikan Agas juga kan? Bagi Agas hidup sama ibu aja udah cukup kok, Agas bahagia banget malah karena bisa punya ibu seperti ibu"

"Makasih ya gas, kamu emang anak ibu yang baik. Tapi kamu juga harus inget ya gas kalau pak Hendri itu papa kandung kamu, jadi bagaimanapun dia kamu tetap gak boleh membenci papa kandungmu sendiri" jelas citra yang membuat Sargas terdiam.

"Yaudah kalau gitu mending sekarang kamu istirahat gih, ibu juga mau istirahat" lanjut Citra yang kemudian pergi ke kamarnya dan meninggalkan Sargas yang masih duduk terdiam di ruang tamu.

*****

Seorang pria bertubuh jangkung dengan penampilan yang berantakan berjalan sambil menggenggam sebuket bunga ditangan kanannya. Pria itu berhenti di sebuah makam yang sudah cukup lama tak ia kunjungi. Ia menatap batu nisan dihadapannya itu sambil tersenyum getir, dadanya terasa sangat sesak bahkan ia merasa sulit untuk bernafas sekarang.

"Maa.. El kangen" ucap El dengan lirih, yap pria tersebut adalah El Nath.

El nath meletakkan bunga yang dibawanya sambil mengelus pelan batu nisan yang bertuliskan nama 'Tari'-ibunya.

"Maafin El ya mah karena selama ini El jarang jengukin mama disini, pasti mama kesepian banget ya?"

"El minta maaf ya ma karena selama ini El belum bisa jadi anak yang baik dan El juga belum bisa banggain mama" ucap El dengan suara seraknya.

Rasa bersalah selalu menghampiri dirinya ketika melihat makam ibunya yang sudah tiada, itulah sebabnya El jarang  berkunjung kesini. El merasa bahwa semua ini adalah salahnya karena kehadirannya ke dunia ini membuat ibunya harus kehilangan nyawanya.

"El udah tau semuanya ma. El udah tau kalo selama ini mama dan papa gak pernah saling mencintai dan El ini hanya seorang anak yang gak diinginkan kehadirannya. Ma, harusnya waktu itu mama bunuh aja El dan mama gak perlu ngorbanin nyawa mama buat ngelahirin El ke dunia yang kejam ini dan harusnya juga mama masih bisa hidup bahagia dengan orang yang mama cintai"

"Sekarang El bener-bener bingung harus apa ma, El gak tau harus berbuat apa. Papa masih mencintai wanita itu ma, papa udah ngecewain El. Mah, apa El salah kalo udah marah sama papa karena wanita itu? Apa El salah kalo gak setuju dengan keputusan papa yang mau kembali dengan wanita itu? Apa El egois kalau ngelarang papa untuk menemukan kebahagiaannya?" tanya El dengan air mata yang menetes di pipinya, ia benar-benar merasa hancur saat ini.

El mengusap pipinya yang basah dengan kasar, ia tidak mau terlihat lemah di depan ibunya karena biar bagaimanapun ia harus kuat dan harus bisa menghadapi ini semua.

"El pamit ya mah, makasih karena udah mau ngedengerin semua keluh kesah El. El janji kalau El bakal sering-sering berkunjung kesini supaya mama gak kesepian lagi" ucap El yang berusaha tersenyum, setidaknya ia merasa sedikit lega karena sudah meluapkan semua perasaannya.

"El sayang mama" ucap El terakhir kalinya sebelum pergi meninggalkan makam Tari-mamanya tersebut.

Setelah kejadian tadi malam, El langsung pergi ke rumah Yuan dan menginap disana. Ia bahkan mengganggu Yuan yang sudah tertidur malam itu, tapi Yuan tetap menyambut kehadiran El dengan baik karena Yuan tau pasti ada yang tidak beres dengan sahabatnya itu. Yuan juga tidak memaksa El untuk menceritakan masalahnya karena mungkin El belum siap menceritakan semuanya kepadanya.


SARGAS✓ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang