Bel pulang sekolah pun berbunyi nyaring di seantero sekolah. Felicya keluar kelas dengan raut yang masih kesal dengan kejadian tadi pagi.
"Udah sih ca maafin aja, Allah aja maha pemberi maaf masa hamba nya engga" ucap Jihan.
"Tuh denger kata ughtea Jihan" sambung Gladis.
"Tapi dia udah bilang secara gak langsung kalo gue itu gendut" gerutu Felicya sambil memanyunkan bibirnya.
"Lo gak gendut kok ca, cuma gemesin aja" jelas Jihan dengan santai.
"Liat nih pipi lo udah kaya bakpao tapi imut ca" ucap Gladis sambil menunjukkan cermin dihadapan Felicya, Felicya sontak kaget ketika melihat pipi nya yang memang chubby itu.
"Ih kok kalian ngeselin sih, pokoknya mulai sekarang gue harus diet" ucap Felicya sambil memegangi kedua pipinya.
Kedua sahabat Felicya hanya menahan tawa ketika mendengar Felicya ingin diet padahal badan Felicya itu tidak gendut atau bahkan bisa dikatakan pas, hanya saja pipi Felicya memang sedikit chubby sehingga membuat orang yang melihatnya akan merasa gemas terhadapnya.
"Halah gak usah sok sokan diet deh ca, paling juga baru diet sehari lo udah nyerah apalagi lo kan makannya segentong" ucap Gladis yang dibalas dengan tatapan sinis dari Felicya.
"Gue gamau tau pokoknya lo berdua harus bantuin gue supaya bisa diet" ucap Felicya.
"Yaelah ca, lagian ngapain si lo dengerin omongan tuh cowok. Lagian ya ca badan lo itu gak gendut kok jadi ngapain diet diet segala" jelas Jihan.
"Pokoknya gue harus tetep diet. Awas aja kalo gue ketemu sama tuh cowok, bakal habis gue bejek-bejek ampe jadi perkedel" ucap Felicya sambil mengepalkan kedua tangannya dengan kesal.
"Yakin?" tanya Jihan.
"Yakin lah" jawab Felicya dengan penuh semangat.
Tiba-tiba Felicya melihat Sargas yang sedang berjalan di lapangan dan ia pun langsung mendekati nya sedangkan Jihan dan Gladis hanya mengikuti Felicya dari belakang.
Saat Felicya sudah berada didepan sargas dia merasa gugup tapi dia berusaha agar tidak kelihatan gugup. Felicya berkecak pinggang dihadapan Sargas sambil menunjukan raut kesalnya, Sargas yang menyadari kedatangan Felicya langsung menoleh dengan malas.
"Kirain gue dia bercanda" bisik Jihan ke kepada Gladis.
"Maksud lo ap--"
Baru saja Felicya ingin memarahi Sargas tetapi ponsel Sargas malah berbunyi dan membuat ucapan Felicya menjadi terpotong. Sargas pun berjalan menjauh untuk mengangkat ponselnya dan meninggalkan Felicya tanpa permisi.
"Ih bener-bener itu orang gue lagi ngomong malah di tinggalin" gerutu Felicya dengan wajah merah padam menahan kekesalannya.
"Udah marah-marah nya ca?" tanya Jihan yang kini menatap Felicya.
"Belom lah, lo gak liat kalo barusan dia main pergi gitu aja?" jawab Felicya kesal.
"Dia cowok yang waktu itu lo ceritain buka sih? Yang jago nyanyi sambil main piano itu?" Tanya Gladis
"Hm" jawab Felicya singkat sambil menganggukkan kepalanya.
"Ya ampun gue kira cowok yang lo ceritain itu keren plus ganteng gitu eh ternyata dugaan gue salah besar"
"Maksudnya?"
"Em gue bukannya mau ngatain atau gimana ya cuma menurut gue penampilan tuh cowok beda banget sama yang lain." Jelas Gladis.
"Gue juga sempet mikir gitu, tapi dia tetep keren kok menurut gue. Eh ngapain gue jadi muji tuh cowok kan gue lagi kesel sama dia, yaudah yuk kita langsung balik aja" ajak Felicya yang dibalas anggukan oleh kedua sahabatnya.
Mereka bertiga berjalan menuju mobil Jihan, ya hari ini mereka sudah berjanji pulang sekolah akan bermain di rumah Jihan.
*****
Setelah merasa cukup jauh dari gadis itu, Sargas pun langsung mengangkat telepon yang ternyata dari ibunya.
"Assalamualaikum gas" ucap Citra dari sebrang sana.
"Waalaikumsalam kenapa bu?"
"Gas hari ini ibu sudah boleh pulang, kamu bisa jemput ibu di rumah sakit kan sekarang?"
"Bisa bu, yaudah sekarang Agas langsung kerumah sakit ya bu"
"Yasudah, hati-hati ya nak"
Sargaspun langsung segera pergi kerumah sakit untuk menjemput ibunya.
Sesampainya di rumah sakit, Sargas langsung menuju ke kamar rawat ibunya. Dia berjalan dengan sedikit terburu-buru karena takut ibunya terlalu lama menunggu kedatangannya.
"Ibu beneran udah boleh pulang?" Tanya Sargas memastikan.
"Iya nak, ibu juga udah sehat kok" jawab Citra sambil tersenyum.
"Agas mau nemuin dokternya dulu ya bu, mau tanya-tanya sebentar sekalian mau nebus obat"
"Gausah gas, kasian dokternya lagi sibuk ngurusin pasien yang lain"
"Tapi bu Agas kan belum sempet nanya ibu sakit apa kemarin"
"Gausah nak, kata dokter ibu cuma kecapekan aja dan harus lebih banyak istirahat. Yasudah yuk kita langsung pulang aja"
"Tapi ibu beneran gak apa-apa kan?" Tanya sargas yang masih khawatir
"Iya nak, ibu gapapa. Ibu udah sehat kok"
"Yaudah tapi sebelum kita pulang, Agas mau tebus obat ibu dulu"
"Ibu udah tebus obatnya barusan, jadi kita bisa langsung pulang"
"Ibu tebus obatnya sendiri?"
"Iya, tadi ibu bosen jadi yaudah ibu keluar tebus obat sekalian cari udara seger" jawab Citra sambil memasukan pakaiannya kedalam tas yang sargas bawa.
Sargas merasa sedikit curiga dengan ibunya, tapi ia tidak menghiraukannya dan hanya menganggukan kepalanya.
*****
Jangan lupa tinggalkan jejak ya!
Caranya gampang banget, kalian tinggal tekan tanda bintang yang ada di bawah sebelah kiri kalian aja loh.
Btw kalo mau komen juga boleh kokk:)
KAMU SEDANG MEMBACA
SARGAS✓ (Completed)
Teen Fiction[completed] Tentang seorang remaja laki-laki yang bernama SARGAS ARRAYAN G. Dia bukan cowok keren, apalagi terkenal. dia hanya seorang anak baru di sekolahnya yang kehidupannya penuh dengan teka-teki. Felicya Almeera Pratama atau yang kerap disapa...