SARGAS7

1.7K 123 2
                                    

tak semua yang kita harapkan,akan menjadi sesuatu yang kita inginkan.
                   
                    -felicya almeera pratama


*****

Sargas berlari di lorong rumah sakit dengan tergesa-gesa, pasalnya saat dia ingin pulang tadi ada suster yang menelpon dirinya dan berkata bahwa saat ini ibunya sedang berada di rumah sakit.

Sargas melihat ibunya yang sedang terbaring lemah dengan infusan yang sudah terpasang rapi di tangannya.

"Bu" ucap sargas sambil menggenggam halus tangan ibunya.

Perlahan-lahan mata ibunya mengerjap.

"Agas, kamu udah pulang nak?" tanya Citra yang kini tersenyum.

"Ibu gapapa kan? Agas khawatir banget sama ibu" ucap Sargas sambil mencium tangan ibunya.

"Ibu ngga papa kok, Agas gausah khawatir ya"

"Ibu lain kali harus hati-hati, kalo butuh bantuan langsung hubungin Agas aja. Agas gak mau ibu kayak gini lagi, apalagi sampe ibu masuk rumah sakit gini. Agas merasa gak becus karena ga bisa jagain ibu"

"Iya nak, lain kali ibu bakal hati-hati. Ini semua bukan salah Agas kok, jadi Agas ga boleh ngomong seperti itu"

"Tapi bu, Agas gak mau ibu kenapa-kenapa, ibu satu-satunya orang yang Agas punya didunia ini. Agas ga suka ngeliat ibu sakit kaya gini"

"Nak, ini semua itu udah takdir. Lagian ibu juga udah baik-baik aja kan sekarang? Jadi sekarang superheronya ibu gak boleh sedih lagi" ujar sang ibu yang sambil mengelus rambut anak kesayangannya itu.

"Oh iya ibu udah makan belum? Agas beliin makanan ya buat ibu"

"Gausah nak tadi ibu udah makan bubur di sini, mendingan sekarang Agas pulang aja, Agas pasti cape kan abis pulang sekolah"

"Agas mau disini aja nemenin ibu, lagian Agas gak cape kok bu"

"Tapi Agas belum mandi, jadi ibu gak mau deket-deket Agas. Agas bau asem" ujar Citra sambil menutup hidungnya dan tertawa renyah, sedangkan Sargas hanya manyun karena tidak terima dibilang seperti itu.

"Agas masih wangi kok bu, lagian kalo Agas pulang nanti ibu siapa yang jagain?"

"Kan ada dokter sama suster di sini"

"Yaudah Agas pulang dulu ya bu, nanti Agas balik lagi. Assalamualaikum" pamit Sargas sambil mencium tangan ibu nya.

*****

"Yah abis" ucap Felicya yang kini melihat semua cemilannya di kulkas sudah tidak ada alias ludes.

"Bi, Ica ke minimarket dulu ya sebentar" pamit Felicya kepada bi Ijah.

"Mau bibi temenin gak non?" tanya bi Ijah yang baru saja selesai mencuci piring di dapur.

"Gausah bi, Ica cuma sebentar doang kok, mau beli cemilan"

"Ya sudah hati-hati ya non"

Felicya berjalan santai dengan kedua tangannya yang dimasukkan kedalam hoodie yang dikenakannya. Setelah sampai di minimarket, Felicya langsung mengambil beberapa snack kesukaannya, minuman kaleng, mi instan dan es krim favorit nya. Setelah selesai mengambil semua kebutuhannya, Felicya segara membayar dan langsung kembali menuju rumahnya. Namun di tengah perjalanan Felicya bertemu dengan seseorang yang sering membuat moodnya hancur akhir-akhir ini.

"Hai Ca" sapa El sambil tersenyum manis, "Lo habis belanja?" Lanjutnya.

"Menurut lo?"

"Sini biar gue aja yang bawain barang belanjaan lo" ucap El yang sudah ingin mengambil alih semua belanjaan Felicya ke tangannya.

"Ga perlu, gue bisa sendiri" tolak Felicya dengan nada yang dingin

"Ca please, gue cuma mau bantu lo"

"Lo ga denger? Gue ga butuh bantuan lo"

"Tapi gue selalu ingin ngebantu lo, Mana Ica yang dulu? Mana Ica yang selalu bersikap manja sama gue? Mana Ica yang selalu nurut sama perkataan gue? Mana Ica yang selalu bersikap manis didepan gue? Mana ca mana?"

"Dia udah mati" jawab Felicya dengan datar.

"Ca gue mohon, kasih gue satu kesempatan lagi. Gue janji ga bakal bikin lo kecewa lagi, gue janji Ca" ucap El sambil menggenggam tangan Felicya.

"Terserah lo mau ngomong apa El,yang pasti gue udah ga ada perasaan apa-apa lagi sama lo. Dan terakhir, jangan pernah ganggu kehidupan gue lagi" ujar Felicya sambil melepaskan tangan nya dari genggaman El dan langsung pergi meninggalkan El.

"Ca tapi gue belum selesai ngomong" ujar El sambil menarik tangan Ica.

"Lepasin El, gue mau pulang" ucap Felicya sambil menarik tangannya tapi El tetap tidak mau melepaskan nya.

"Gue ga bakal lepasin lo sebelum lo mau ngasih gue kesempatan lagi Ca" ucap El sambil memohon.

Felicya terus berusaha melepaskan genggaman tangan El ditangannya, ia bingung sekaligus takut saat ini. Felicya melihat seorang cowok dengan wajah yang sangat familiar dimatanya, Felicya pun mempunyai ide supaya El mau menjauhinya. Dengan sekuat tenaga, akhirnya Felicya bisa melepaskan tangannya. Felicya pun segera berlari menghampiri cowok yang barusan dilihatnya.

"Sargas" panggil Felicya dengan sedikit berteriak, yap cowok itu adalah Sargas.

Sargas yang merasa dipanggil itupun akhirnya menghentikan langkahnya dan berbalik badan untuk melihat siapa yang memanggilnya itu. Sedangkan disisi lain El ikut mengejar Felicya yang menghampiri Sargas.

"Ngapain si lo nyamperin si cupu ini, urusan kita belum selesai Ca" ucap El yang kini ingin menarik tangan Felicya kembali, tapi kali ini Felicya berhasil lolos dengan cara berlindung dibelakang tubuh Sargas.

"El, mulai sekarang lo gausah ngejar-ngejar gue lagi karena gue udah pacar baru yang jauh lebih baik dari lo" ujar Felicya yang masih berada di belakang tubuh Sargas.

"Gak mungkin, lagian siapa yang bisa gantiin posisi gue dihati lo?" Tanya El sambil melipat kedua tangannya.

"Dia, dia yang udah gantiin posisi lo dihati gue" ucap Felicya sambil menunjuk dan menggenggam lengan Sargas dengan erat, sedangkan Sargas kini merasa tidak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan perempuan disebelahnya itu.

"HHAHAHAHA, mana mungkin si cupu ini bisa gantiin posisi gue dihati lo? Lo gak pantes sama dia Ca" ujar El sambil tertawa meledek.

"Terserah lo mau percaya apa engga, pokoknya gue minta mulai sekarang lo jauhin gue dan jangan pernah ngerusak hubungan gue. Oh iya satu lagi, cowok gue ini bukan cowok cupu karena dia lebih keren dan pastinya lebih baik dari lo" jawab Felicya dengan menekankan kalimat terakhirnya, lalu ia menarik tangan sargas untuk menjauh dan pergi dari hadapan El.

"Sialan, awas aja lo cupu" ucap El sambil memukul pohon besar yang berada disampingnya.

Kini Felicya dan Sargas sudah berada di taman yang cukup jauh dari tempat sebelumnya.

"Lepasin" ucap Sargas karena merasa tak nyaman dengan posisinya yang terlalu dekat dengan Felicya. Felicya pun tersadar dan langsung menjauhkan tangannya yang sedari tadi melingkar dilengan sargas.

"Ma-maaf, maaf kalo barusan gue bersikap lancang sama lo dengan ngaku-ngaku jadi pacar lo" ujar Felicya sambil menunduk.

"Lain kali jangan libatkan gue dipermasalahan lo"

"Maaf dan makasih karena udah nyelamatin gue dari cowok ga jelas tadi" ucap Felicya sambil tersenyum manis. Sepuluh detik, duapuluh detik, tiga puluh detik, satu menit, dua menit, tiga menit, Felicya masih menunggu jawaban dari cowok dihadapannya itu tapi nihil, Sargas berlalu begitu saja tanpa menjawab ucapan Felicya.

'Huuh dasar nyebelin, dasar manusia kulkas' gerutu Felicya dalam hati.

Diperjalanan pulang menuju rumah nya, Felicya tidak henti-hentinya menggerutu tidak jelas sambil menghentakkan kakinya karena masih merasa kesal dengan sikap Sargas yang selalu saja mengabaikan perkataannya.

SARGAS✓ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang