SARGAS38

1K 86 1
                                    

Budayakan klik ⭐ dulu ya sebelum membaca:)

Sargas dan Dino segera memasukkan alat tulisnya ketika mendengar bel pulang berbunyi. Hari ini Sargas tidak fokus mendengarkan materi yang diajarkan Bu Sinta, entahlah perasaannya menjadi tidak nyaman setelah percakapannya dengan Dino tadi.

Sargas dan Dino keluar dari kelasnya dan menuju keparkiran bersama-sama. Sebenarnya Sargas lebih suka sendiri, tetapi Dino terus mengikuti langkahnya.

"Gas, gue boleh minta bantuan lo gak?" tanya Dino ketika mereka sampai diparkiran.

"Apa?"

"Bantuin gue supaya bisa deket sama Ica ya gas, lo kan kayaknya deket sama dia"

Sargas terdiam, lagi-lagi Dino membahas tentang Felicya yang membuat perasaan aneh itu kembali menghampirinya. Ada perasaan tidak terima di dalam hatinya ketika mendengar permintaan yang baru saja Dino lontarkan, tapi kenapa? Ayolah bahkan Sargas sendiri tidak mengerti akan perasaan itu.

"KA SARGAS" teriak Felicya yang memecahkan lamunan Sargas.

Felicya melambaikan tangannya dan berlari kecil menghampiri Sargas.

"Hai kak Sargas" sapa Felicya sambil tersenyum manis ke arah Sargas.

Felicya terlihat sedikit berbeda karena hari ini ia mencepol rambutnya dengan asal-asalan dan menyisakan beberapa helai rambut sehingga membuatnya terlihat lebih manis.

"Hai Ca" sapa Dino yang kini menunjukkan senyum ramahnya kepadanya Felicya.

"Eh hai kak Dino"

"Tangan lo kenapa Ca kok diperban gitu? Terus juga muka lo kok banyak bekas luka? Lo gapapa kan?" tanya Dino dengan nada khawatir.

"Gapapa kok kak, kemarin cuma kecelakaan kecil aja hehe"

"Beneran? Pantesan aja udah dari 2 hari gue gak liat lo"

"Hehe. ohiya ka Sargas gue pulang sama lo ya, boleh kan?" tanya Felicya yang kini menatap Sargas dengan tatapan memohon.

"Pulang sama gue aja yuk Ca" ajak Dino yang langsung dibalas gelengan oleh Felicya.

"Eh gausah kak, gue pulang sama ka Sargas aja. Maaf ya--"

"Gabisa gue sibuk"

"Yaahhh, tapi ka--"

"Lo pulang sama Dino aja"

"Gue duluan" ucap Sargas yang langsung menaiki motornya lalu pergi meninggalkan Felicya dan juga Dino.

"Ayo Ca. Lo tenang aja gue pasti bakal anter lo dengan selamat kok sampe tujuan"

"Em yaudah deh ka ayo"

Felicya menaiki motor Dino dengan wajah muramnya. Pikirannya masih tertuju kepada Sargas yang bersikap acuh terhadapnya, padahal Felicya sangat berharap bisa diantar pulang dengan pria itu. Felicya sangat merindukan Sargas sampai-sampai dia selalu membujuk bundanya agar diizinkan bersekolah hari ini dan itu semua karena ia ingin bertemu dengan pria itu tapi sekarang pria itu malah bersikap acuh bahkan meninggalkannya.

"Ca udah sampai" ucap Dino ketika mereka berdua sudah berada didepan rumah milik Felicya.

"Eh udah sampai ya kak, maaf ya hehe" ucap Felicya yang baru sadar kalau sekarang ia sudah sampai dirumahnya, Felicya pun segera turun dari motor Dino.

Sedari tadi Felicya sibuk dengan lamunannya. Felicya juga hanya membalas seadanya ketika Dino bertanya arah jalan kerumahnya. Walaupun begitu Dino tetap merasa sangat senang karena bisa mengantar Felicya pulang dan ini semua juga berkat temannya, Sargas.

"Iya gapapa"

"Makasih ya ka udah nganterin gue pulang, maaf udah ngerepotin"

"Ga ngerepotin sama sekali kok Ca, malah gue seneng bisa anter lo pulang. Oh iya gue juga mau ngingetin, abis ini lo langsung istirahat ya jangan sampe kecapean, gue tau lo belum sepenuhnya sembuh" ucap Dino sambil mengelus pelan rambut Felicya.

Felicya tersenyum kikuk, ia merasa sedikit aneh dengan sikap Dino saat ini. Mengapa Dino jadi perhatian seperti ini kepada dirinya? Ah sudahlah Felicya tidak mau memikirkan hal itu sekarang.

"I-iya kak makasih"

"Yaudah gue pamit ya, lo masuk gih sana"

"Iya kak hati-hati"

****


Dilain tempat, El nath dan teman-temannya masih berada di sekolah atau lebih tepatnya di rooftop sekolahnya.

"Eh guys gue punya tebak-tebakan nih" ucap Akio sambil menatap ketiga sahabat itu dengan wajah sok misteriusnya. "Profesi profesi apa yang keren?"

"Dokter" tebak Mikko.

"Salah"

"Arsitek" tebak El yang masih asyik dengan ponselnya.

"Salah juga"

"Tentara" Kali ini Yuan ikut menebak tetapi langsung dibalas gelengan kepala oleh Akio.

"No, masih salah"

Mikko, El, dan juga Yuan menatap Akio dengan tatapan bertanya karena semua tebakan mereka salah.

"Nyerah ni lo pada?"

"Iya apaan emang jawaban nya?" tanya Mikko penasaran.

"Jawabannya adalah kuli"

"Kuli?" ujar El, Mikko dan Yuan secara bersamaan dengan wajah bingungnya.

"Iya soalnya dia C-O-O-L-Y, hahaha masa gitu aja pada gatau sih lo pada"

"Terserah apa kata lo aja deh" ujar El yang mulai merasa kesal.

"Besok-besok lo kalo mau main tebak-tebakan sama tembok aja deh gausah sama kita, kesel gue jadinya" ujar Mikko dengan raut wajah kesal.

"Yaelah gitu aja baper, payah lo pada" ujar Akio yang langsung mendapati tatapan tajam dari ketiganya.

SARGAS✓ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang