PROLOG

1K 33 6
                                    

      Malam yang sangat sunyi, gemercik air hujan menemani malam minggu ini. Turunnya hujan membuat orang enggan keluar hanya untuk menikmati akhir pekan di penghujung bulan November.
 
    Gadis cantik itu terbaring lesu di atas tempat tidurnya dengan buku dan sebuah laptop di depannya. Meski waktu kian malam ia tetap terjaga dengan mulut yang seringkali menguap. Ia mengelana dan mengawasi setiap tulisan yang tertulis dalam bukunya dengan sesekali melihat foto-foto yang ada di laptopnya.
 
   Hujan mulai reda, malam pun semakin berjalan dengan cepatnya, seakan-akan ingin segera berganti tugas dengan matahari pagi. Gadis itu sudah terpejam dengan laptop yang masih menyala dan juga buku yang terbuka. Malam pun berlalu, gadis itu sudah berada di mimpi indahnya.

     Paginya, matahari kembali menampakkan dirinya setelah beristirahat dengan digantikan oleh bulan yang sabar menemani bumi dalam kegelapan. Sinar mentari dari celah-celah jendela berhasil membuat gadis itu terbangun dari tidurnya. Ia berjalan untuk mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja, dengan sesekali mengusap mata indahnya yang belum terbuka sempurna. Gadis cantik itu membuka tirai jendela dan membiarkan sinar mentari masuk begitu saja di kamarnya. Ia sangat suka berdiri di dekat jendela itu.

******

   Seorang lak-laki bertubuh tinggi besar tampak menggeret sebuah koper keluar dari bandara. Ia melepas kacamata hitamnya, melihat sekitarnya sejenak lalu bergegas masuk ke dalam mobil yang sudah menunggunya.

   Sudah beberapa tahun ini ia jarang pulang ke Indonesia. Terakhir, ia pulang satu tahun yang lalu untuk mengambil beberapa barangnya lalu kembali ke Barcelona.

Di perjalanan menuju rumahnya ia menggeser foto-foto seorang gadis cantik di ponselnya. Ia tersenyum sekilas, ia sangat rindu. Apa kabar dengannya?

"I miss you Rara."

AURORA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang