12. Kenapa

80 10 0
                                    

"Aku tak bisa menjawab semua pertanyaanmu sekarang. Suatu saat nanti entah itu kapan,  aku kan pastikan kau tau semua tentang diriku."

    Malam itu semua sudah berkumpul sesuai dengan waktu yang disepakati. Arga telah mempersiapkan dirinya. Semua saling menyemangati,  dia terlalu yakin bila ini akan baik-baik saja. Setelah keduanya siap, seorang cewek berpakaian minim berdiri di tengah dengan mengangkat sapu tangan.

"Semuanya siap?" Keduanya menyalakan mesin motornya hingga terdengar suara bising.

"3, 2, 1 mulai!" Cewek tadi melemparkan sapu tangan ke atas,  keduanya melajukan motornya dan mulai bersaing di atas aspal.

  Awalnya semua baik-baik saja karena Arga memimpin di depan. Namun musuhnya yang bernama Dion itu mulai beraksi. Di jalan yang sepi ia menyalip motor Arga dan membelok ke kanan mendadak.  Arga yang tak bisa menghindar lagi menabrak motor Dion yang ada di depanya. Dion terdorong cukup jauh, hingga akhirnya keduanya jatuh. Dion terpental jauh dari motornya sedangkan Arga jatuh dengan kaki yang tertindih motornya. Saat jatuh, helm Arga terlepas,  kepalanya membentur aspal lumayan keras. Ingatanya kembali pada peristiwa indah dan buruk di masa lalu yang pernah ia alami. Semua tampak seperti bayangan,  hingga semua tiba-tiba menjadi gelap,  setelah itu ia tak tau apa lagi yang terjadi setelahnya.

"Argaa!" Teriak teman-teman Arga.

"Dionn!" Teriak teman-teman Dion.

  Mereka segera membantu keduanya. Vano langsung menelfon ambulance untuk membawa Arga ke rumah sakit.

"Gimana ni darahnya keluar banyak lagi," ucap salah satu temanya. Untung ambulance datang cepat,  mereka langsung membawa Arga ke rumah sakit dengan ditemani Vano dan 2 orang lain.

Sesampainya di rumah sakit Vano langsung mengambil ponsel Arga di saku karena tadi ponsel itu terjatuh saat kecelakaan terjadi. Ia menelfon teman Arga walau dirinya tak tau siapa nama temanya.

"Ga? Tumben lo nelfon gue,"

"Ke rumah sakit sekarang,  Arga kecelakaan."

"Hah?! Ini siapa?"

Tut... Tut

"Gimana? Udah sadar?" Tanya Vano.

"Belom," jawabnya.

"Gue hubungin anak-anak dulu, lo sama Vero tungguin Arga sampe temenya dateng. Kalo gue nggak balik lagi, lo pada ngumpul di markas!" Perintahnya lalu ia bergegas pergi.

Tak lama kemudian Marcell dan Arsya sampai di tempat dengan nafas yang memburu.

"Kalian temenya Arga?" Tanya Vero.

"Iya,  kalian siapa?" Tanya Arsya balik dengan tatapan menyelidik.

"Gimana kondisinya dok?" Tanya Vero kemudian untuk menghindari berbagai macam pertanyaan dari Arsya ataupun Marcell.

"Dia belum sadar,  dia mengalami cedera di kaki,  bagian kepala yang terbentur hanya pendarahan ringan tidak begitu berbahaya. Selebihnya hanya luka ringan di bagian tubuh lain. Pasien akan segera dipindah ke ruang rawat."

AURORA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang