39. Masih Hidup

45 7 0
                                    

PERHATIAN PERHATIAN📣📣

PART INI BAKAL......

AH SUDAH LAH KALIAN BACA SAJA

INI HANYA SEKEDAR PENGANTAR

HAPPY READING!!!!

📎📎📎📎

Aurora duduk dengan santai di dalam mobil dengan pandangan mengarah pada luar kaca mobil. Ia masih setia memeluk boneka kucing yang dinamai Elchi itu. Karena jalan macet, Arga memilih jalan lain yang memakan waktu lebih lama. Tapi tak apalah, yang penting mereka bisa pulang dengan selamat, semoga.

"Sepi banget ya Ga di sini," ucap Aurora mencairkan suasana.

Yang Aurora lihat sedari tadi hanyalah pepohonan dan beberapa rumah penduduk yang dapat dihitung berapa jumlahnya. Ini jalan umum bukan? Bahkan pencahayaan di jalan pun terbatas, hanya ada beberapa lampu saja.

"Kamu takut?" Arga menoleh untuk memastikan jika Aurora baik-baik saja.

Ini sudah hampir pukul setengah sepuluh malam. Bagaimana mungkin Aurora tak takut dengan kondisi jalan yang seperti ini. Imajinasinya tentang hal-hal yang aneh mulai memenuhi pikirannya.

"Nggak kok, kan ada kamu." Aurora tersenyum, senyum yang membuat hati Arga tenang. Entah kenapa juga perasaannya jadi tak karuan sekarang.

"Eh Ga, ada apa ya itu? Kok banyak motor?"

Arga mengikuti arah pandang Aurora. Memang benar, tak jauh di depan sana terdapat banyak motor terparkir sembarangan menutupi jalan, ada apa ini?

Perlahan Arga memelankan laju mobilnya lalu mencoba mengamati orang-orang yang ada di depan sana. Astaga! Arga baru sadar akan sesuatu. Entah sengaja atau kebetulan kenapa Arga melewati jalan ini?!

Ini kan dekat dengan.... Ahhh, Arga jadi tak bisa berpikir jernih karena sialnya ia mengenali orang-orang yang ada di depan sana. Bagaimana caranya ia mengatakan ini kepada Aurora yang makin dibuat penasaran?

"Ra, kamu tunggu di sini. Jangan keluar mobil! Kamu bisa janji kan?" Arga menatapnya serius.

Arga memang selalu serius selama ini, tapi Aurora baru melihat Arga yang seserius ini. Pancaran mata Arga seolah-olah mengatakan jika ia sedang sangat khawatir dan tak ingin Aurora kenapa-napa.

Aurora masih bingung di tempatnya, sebenarnya ada apa ini? Kini mobil memang benar-benar berhenti di pinggir jalan.

"Aku percaya kamu. Jangan bikin aku kecewa." Arga keluar dari mobil dengan terburu-buru.

"Kamu mau kemana Ga? Ada apa?" Aurora terus bertanya tapi Arga tak menjawab. Hal ini membuatnya makin frustrasi.

Aurora masih dapat melihat Arga yang berjalan ke belakang dan mengambil sesuatu di bagasi. Dengan cepat Arga menyembunyikan benda yang diambilnya ke balik jaket lalu berjalan menuju keramaian yang Aurora maksud tadi dengan langkah hati-hati namun pasti.

"Kenapa Arga harus nyamperin orang-orang itu?"

Aurora memeluk boneka kucingnya erat dengan rasa takut yang menguasainya. Ia masih terus melihat ke depan, terus berharap semoga semuanya baik-baik saja.

"Gue harus ngapain?" Aurora menggigit bibir bawahnya dengan gelisah.

"Oke Aurora, berpikir positif. Arga pasti balik lagi, semua bakal baik-baik aja." Aurora menenangkan dirinya.

Satu dua menit ia bisa tenang dan mengontrol dirinya. Namun teringat akan Arga yang notabenya mata-mata membuat pikirannya sangat tak karuan. Jangan bilang kalau..... Aurora berharap itu semua tak terjadi, jangan sampai itu terjadi!

AURORA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang