EKSTRA PART dan PENGUMUMAN

73 8 0
                                    

Karena part acak, kalian baca bagian ini tetap terakhir ya. Usahakan walau part acak, kalian baca tetap urut.

Usahakan juga sebelum baca part ini masih inget sama part awal/part 1 biar kalian nggak bingung

*****

"Kamu bawa oleh-oleh apa dari Barcelona buat aku?" tanya Aurora ketika mereka keluar mobil.

Arga menggandeng tangan Aurora, "Ada, tapi masih di rumah."

"Kamu pulang kapan emang? Aku jadi nggak jemput kamu."

Arga menatap Aurora, cewek itu masih sama saja seperti dulu. Hampir tak ada yang berubah ketika Aurora sudah menjadi bagian dari hidup Arga. Arga mengusap rambut Aurora, ia tersenyum melihat gadis itu menatapnya heran.

"Aku sampe rumah tadi pagi, supir aku yang jemput. Ayo masuk." Arga mengajaknya ke dalam rumah, padahal tuan rumahnya Aurora tapi Arga seolah sudah menjadi bagian dari keluarga itu.

"Wihhh lo balik-balik dari Barcelona mukanya lebih kek orang sana ya sekarang." Randy terkekeh kecil lalu bersalaman dengan Arga. Tadi pagi saat Aurora dan Arga mau pergi ke taman Randy memang sedang tak berada di rumah.

"Emang orang sana 'kan gue." Arga ikut terkekeh.

"Duduk dulu Ga," ajak Randy.

    Arga menurut, ia pun duduk bersama Randy di ruang tamu. Memang sepi, Wijaya tiap harinya memang lebih sering menghabiskan waktu di kantor. Wulan pun sekarang masih berada di dapur untuk mempersiapkan makan malam.

"Aku mandi dulu ya." setelah menaruh minuman di meja Aurora melenggang ke kamarnya.

"Gimana Ga tinggal di Barcelona lagi?" Randy membuka pembicaraan.

Arga yang tadinya sedang menggulung lengan bajunya ke atas mengangkat pandang, "Ya gitu, sama aja kaya dulu."

Randy mengangguk-angguk, "Di sana ada cewek cantik nggak?" tanya Randy agak berbisik.

Kaget mendengar pertanyaan itu Arga menatap Randy yang sepertinya ingin tau, ia akhirnya tertawa juga. "Di sana banyak yang cakep, mantep lah pokoknya Bang."

"Beneran lo?"

"Iya bener lah, lo mau cari cewek sana?" Arga menatap Randy penuh curiga.

"Niatnya gitu, ya kali adek gue udah punya pendamping gue masih aja ngejomblo. Kelihatan banget nggak lakunya." Randy menaruh kaki kanannya di atas paha kiri.

Arga terkekeh, "Makanya kalo mau dapet cewek tuh ya cari, nggak nunggu dikejar cewek dulu baru lo ladenin. Lo deketin dulu lah."

Randy berdecak kesal karena merasa digurui oleh Arga, tapi ya benar juga sih apa kata Arga. "Gue milih-milih juga kali."

"Milih-milih boleh aja, tapi coba aja lo deketin dulu cewek-cewek yang menarik di mata lo. Siapa tau nyaman, tapi ya jangan jadi fakboy," ucap Arga memberi wejangan pada Randy.

Randy tampaknya memikirkan apa kata Arga, ia mengangguk-angguk kecil. Tapi detik kemudian dia mengangkat pandang.

"Oh iya Ga, masalah yang itu lo udah selesain?" tanya Randy kemudian.

"Udah semua, sekarang gue mau fokus ke Aurora." Arga menyeruput kopinya yang masih sedikit panas.

"Bagus kalo gitu, lo bisa fokus ke adek gue. Semoga nggak ada halangan lagi ya setelah ini," ucap Randy yang langsung diangguki oleh Arga.

"Gue ijin mau pulang dulu deh Bang, mau istirahat." Arga bangkit dari duduknya.

Randy ikut berdiri, "Nggak mau makan bareng dulu sama kita?"

AURORA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang