50. Bukan Akhir

55 9 0
                                    

      "Kisah kita belum berakhir sampai di sini, aku masih ingin menorehkan history bersama mu."

-----------------------------

      Sudah satu minggu lamanya kelas 12 di SMAN 10 Bandung menjalankan ujian mereka. Tinggal selangkah lagi mereka akan meninggalkan sekolah itu. Tepat hari ini juga hari terakhir mereka menjawab semua soal ujian. Sebentar lagi mereka akan bernapas lega.

"Akhirnya selesai juga." Arsya menghirup udara luar yang sangat segar. Ia berada di depan kelas bersama Alya dan Marcell.

"Tinggal tunggu hasil aja kita." Alya tersenyum kecil ketika dirangkul oleh Arsya.

"Gue pasrah aja lah sama hasil, mau bagus mau jelek gue terima," timbrung Marcell.

"Berdoa aja semoga hasilnya bagus," sahut Arga yang baru saja keluar kelas bersama Aurora di sampingnya.

Arsya tersenyum geli melihat Arga dan Aurora yang terlihat sedang membahas soal tadi yang mereka kerjakan.

"Kita bahas aja di bawah, atau ke kantin dulu." Aurora memasukkan bukunya ke dalam tas.

"Yaudah ayo." Arga menarik tangan Aurora begitu saja, mengajaknya turun ke bawah.

      Marcell menoleh cengo, tanpa sepatah kata apapun dua sejoli itu meninggalkan dirinya? Ia melipat tangannya di depan dada.

"Dih langsung pergi aja mereka," gumam Marcell.

"Kira-kira siapa yang dapet peringkat satu diantara mereka ya?" Arsya bertanya-tanya.

Marcell menoleh, ia juga memiliki pertanyaan sama seperti Arsya. "Arga atau Aurora? Atau malah dua-duanya ya?"

"Kalo orang lain?" Alya menyahut.

Kedua cowok itu berpikir lagi, "Nggak mungkin, lagian cuma mereka doang yang saingan berat."

"Yaudah lah kita lihat aja hasilnya nanti, sekarang mending ke kantin kita makan," ajak Alya.

"Yok lah, gue juga udah laper gara-gara tadi garap soal." Marcell berjalan lebih dahulu.

"Lo mah tiap-tiap waktu laper," sanggah Arsya dari belakang.

"Mana ada!!!"

*****

"Duduk di sini aja, Ra." Arga sudah terlebih dahulu duduk di kursi taman.

Aurora ikut duduk, dia meletakkan minumannya di kursi itu. "Jadi nggak sabar pengen lihat hasilnya."

Arga menoleh sekilas, "Kenapa gitu?"

"Ya nggak pa-pa."

"Nggak sabar pengen tau siapa yang menang ya?" tebak Arga.

"Itu juga termasuk." Aurora terkekeh kecil.

"Kalo aku yang menang gimana ya?" gumam Aurora.

"Gimana apanya?" tanya Arga cepat.

"Ya gimana cara nentuin pemenangnya, kalo aku yang menang 'kan skor satu sama." Aurora menoleh.

"Yang kemarin nggak usah dipikirin, penentuan pemenangnya siapa yang dapet peringkat satu di ujian ini aja," ucap Arga.

Aurora mengangguk mengerti, "Yaudah iya aku setuju."

"Ga?" panggil Aurora.

"Hmm." Arga tak mengangkat pandang sedikit pun.

"Aku boleh minta permintaan nggak kalo aku yang menang?" tanya Aurora hati-hati.

AURORA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang