46. Something Different

48 6 0
                                    

      Arga terduduk bosan di kursi rapuh itu. Tangan kirinya menopang dagu, sementara yang kanan berada dia atas pahanya dengan jari telunjuk yang mengetuk-ngetuk lutut. Pandangan Arga yang awalnya mengarah ke bawah kini berpaling lurus ke depan, bersamaan dengan itu ia mengambil ponselnya yang ia taruh di saku celana.

Arga
Kelas udah selesai?

Akang Marcell
Udah, baru aja
Lo kemana aja? Nggak sekolah?
Apa lo bolos? Bolos kok nggak ajak gue

Arga
Aurora masih di kelas?

Akang Marcell
Etdah bocah! Gue nanya tuh dijawab dulu

Arga
Nanti gue jawab

Akang Marcell
Terserah lo, ini Aurora ada di kelas
Mau lo apain? Mau lo ajak bolos? Mending jangan deh Ga

Arga
Oke gue ke sana

     Arga mematikan ponselnya dan dengan cepat berdiri. Ia bergegas turun ke lantai dua menuju kelasnya. Ya, sejak kejadian tadi pagi ia berdiam diri di rooftop. Sebenarnya Arga ingin segera pulang tadi, tapi mengingat ada sesuatu yang harus dibicarakan dengan Aurora, ia mengurungkan niat itu.

"Ra, cowok lo tuh." Marcell menunjuk Arga dengan dagunya.

Aurora yang tadinya sedang berbicara dengan anak lain langsung menoleh ke arah Arga yang berdiri bersandar dengan tangan bersedekap di pintu kelas yang terbuka. Aurora dengan segera menghampiri Arga.

"Ada apa Ga? Kok kamu nggak ikut pelajaran dari tadi pagi?" ucap Aurora terlebih dahulu.

"Ada yang mau aku omongin ke kamu, tapi nggak di sini. Bisa?"

Aurora mengerutkan dahinya, "Bisa."

"Ikut aku." Arga menarik tangan Aurora, membawa cewek itu pergi dari sana menuju arah taman.

Aurora rasa ada yang dengan Arga, pacarnya itu terlihat serius, lebih serius dari biasanya. Memangnya ada apa?

"Duduk dulu," ucap Arga singkat.

Setelah keduanya duduk di kursi taman yang teduh, Arga masih terdiam dengan pandangan lurus ke depan. Kenapa suasana jadi secanggung ini? Aurora jadi merasa tak nyaman.

"Arga kenapa sih?"  Aurora melirik Arga sekilas.

"Kamu mau ngomong apa?" Aurora membuka pembicaraan.

Arga menoleh, menatap mata Aurora. Namun detik kemudian ia membuang pandang. "Aku di skors."

Mata Aurora membulat sempurna, "Skors? Kenapa bisa? Kamu salah apa?"

"Pihak kepolisian beri tau Pak Eko kalau aku terlibat dalam bentrokan malam itu." Arga berucap malas.

"Kenapa jadi gini sih?!" ucap Aurora frustasi.

"Di skors berapa hari?" Aurora menggeser badannya mendekat ke Arga.

"Satu minggu."

"Untungnya aku nggak kena DO kaya Daniel." Arga menaruh kaki kirinya di paha kanan.

"Daniel? Dia kena DO? Kenapa?" Aurora terlihat bingung.

AURORA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang