38. Bahagia Bersamamu

54 8 12
                                    

"Aku ingin menjadi laki-laki yang selalu bisa buat kamu bahagia."

---------------------------------------

"Kamu kenapa bilang gitu, Ga?" tanya Aurora.

"Karna kita pernah seneng bareng, susah bareng, aku mau kamu selalu ingat kenangan kita di Indonesia." Arga tersenyum lalu memakan nasi bungkusnya.

Aurora merasa ada yang aneh dari perkataan Arga, kenapa membawa nama negara ini pula? Memangnya Arga akan kemana? Ia masih memperhatikan gerak-gerik Arga.

"Ga-"

"Ayo dimakan, biar cepet bahas soal yang kamu bilang susah." belum sempat Aurora meneruskan perkataannya, Arga sudah memotongnya, ia tahu arah mana pembicaraan Aurora selanjutnya.

Aurora berhenti memperhatikan Arga, ia juga harus rela mengubur rasa penasarannya. Selanjutnya, Aurora memakan nasi bungkus itu.

"Soal yang kamu maksud ini?" Arga sudah selesai makan. Ia menunjuk bukunya.

Aurora mengangguk cepat, "Iya yang itu."

Arga terlihat memahami soal itu beberapa saat, sedangkan Aurora masih memperhatikannya dalam diam. "Nggak rumit banget padahal yang ini." Arga akhirnya bersuara.

"Tapi aku masih bingung kenapa jadinya kaya gini, yang kamu ajarin kemarin itu kan pake cara cepat." Aurora menunjuk bagian yang menurutnya susah. Ia membuang bungkus nasi tadi di tempat sampah tak jauh dari sana.

"Berarti kamu kemarin belum paham sama yang udah aku ajarin?" Arga sangat lihai menggarap soal itu dengan cepat.

"Belum." Aurora tertawa kecil, ia sedikit malu.

"Kenapa kamu ga bilang? Kalo belum paham bilang aja, jangan malu. Aku ini pacar kamu." Arga kini menatap Aurora, ia sudah selesai mengerjakan tiga soal itu dengan cepat.

"Ini aku udah garap tiga buat contoh, kamu perhatiin dulu, kalo masih belum paham tanya ke aku." Arga memberikan buku itu ke Aurora.

     Arga ini salah satu cowok yang tulisannya rapi, dia juga cepat dalam mengerjakan soal. Guru-guru di SMANTEN sebenarnya suka dengan Arga yang pintar, tapi sifat nakal Arga tetap saja menjadi nomor satu di mata mereka. Lagipula Arga tetaplah Arga, ia akan melakukan apa yang ia ingin lakukan walaupun itu melanggar peraturan yang ada.

"Kok ini jawabannya panjang Ga?" Aurora terlihat masih bingung.

"Sengaja aku jawab pake cara asli yang diajarin sama guru, panjang kan? Makanya kemarin aku ajarin pake cara yang cepet," ucap Arga dengan santai.

"Benar-benar rumit." Aurora masih berkutat pada bukunya, sedikit sulit untuknya mempelajari pelajaran ini.

"Nggak usah ngeluh." Arga memgambil bukunya lalu mengerjakan tugas yang belum Aurora kerjakan.

    Mereka pun akhirnya sibuk dengan sendirinya. Arga yang sudah selesai mengerjakan tugasnya dan tugas milik Aurora kini menatap langit yang mulai berwarna kebiruan. Ia jadi terpikirkan banyak hal jika sedang melamun seperti ini. Arga juga sering terpikirkan seperti apa hubungannya dengan Aurora kedepannya jika hal itu terjadi.

AURORA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang