16. Basket

73 12 4
                                    

"Ra, lo kenapa?" Aurora mendongakkan kepala, ternyata Arga ada di depannya. Laki-laki itu terus menatapnya dengan tatapan menyelidik.

  Baru saja ia akan menjawab....

TET... TET... TET
(aggap saja itu bunyi bell)

"Yok masuk kelas!" Aurora lebih dulu naik tangga untuk menuju ke kelasnya, meninggalkan tiga cowok yang menatapnya bingung.

"It's okay lo lari dari gue," ucap Arga dalam hati.

"GILAAA RA!" baru saja Aurora duduk di bangkunya, Alya sudah menatapnya dengan serius. Tak lama setelah itu Arga, Arsya dan Marcell muncul dari balik pintu.

"Apa sih Al?" Aurora mulai mengeluarkan bukunya.

"Lo bareng Arga?" bisiknya pelan, malas dengan respons Arga nantinya jika dia mendengar. Cuma ini aja Alya mendapat lirikan tajam. Ngeri:v

"Iya. Al gue mau nanya sesuatu boleh?" kini
keduanya saling menatap.

"Wow sangat mengejutkan," sanggah Alya.

"Tanya apa? Sekalian gue juga mau cerita, ini berita besar," lanjutnya.

"Ya udah lo dulu aja." Aurora mempersilakan Alya.

"Aduh Ra, nanti aja pas istirahat, gurunya dah dateng tu." Alya mulai panik sekarang, bagaimana tidak? Dia tidak memanfaatkan waktu yang sedikit itu untuk belajar. Semoga beruntung ya Al.

  Saat guru masuk ruangan, kelas menjadi sepi. Dan tak lama kemudian guru itu langsung membagikan soal..

.......

"SEGER BENER!!" serunya, Alya menghirup udara segar di luar sebanyak-banyaknya.

"Lega gue!" serunya lagi, Aurora tak memerdulikanya, ia langsung berjalan. Berniat untuk ke kantin.

"Duduk situ yok! Masih kosong," ajak Alya dengan antusias ketika sampai di kantin.

Merekapun duduk di bangku yang ada di pinggir kanan. Malas jika memilih di tengah, lagian di pinggir pasti lebih adem.

"Lo duduk aja, gue yang pesen. Kaya biasa 'kan?" Aurora mengangguk, setelah itu Alya bangkit dan meninggalkan Aurora.

    Aurora memainkan ponselnya, ia langsung memakai earphone untuk mendengarkan lagu. Ia malas dengan suara berisik yang ada di seisi kantin.

  Arga yang baru saja sampai di kantin langsung mendapati Aurora yang duduk sendiri. Ia menyuruh Marcell dan Arsya untuk duduk di tempat biasa, pojok kanan kantin. Ia langsung duduk di depan Aurora tanpa Aurora sadari. Gadis itu terlalu fokus dengan ponselnya, tapi Arga tetap duduk di situ sambil menatapnya.

"Sejak kapan lo di sini?" Aurora yang baru saja melepas pandanganya dari ponsel terkejut melihat Arga yang sekarang ada di depanya.

"Sejak lo sibuk main hp, sejak lo nggak peduli keadaan sekitar, sejak lo-"

"Ha? Apa? Nggak denger." Aurora melepas earphone- nya.

"Bodo!" Ia malas untuk mengulang perkataannya lagi.

"Ya maap." Aurora sekarang mematikan ponselnya, menghargai orang yang sedang berbicara denganya.

"Ni pesanannya. Loh, sendiri lo Ga?" Alya baru saja datang dengan membawa nampan berisikan pesanan Aurora dan dirinya.

"Ada gue Al!" Aurora menunjuk dirinya.

"Gue tau, maksudnya tuh si Arga nggak sama Arsya Marcell Ra," jawab Alya dengan gemas, ia langsung duduk di samping Aurora.

"Gue kira." Aurora langsung menyeruput es teh miliknya.

"Eh Ra, jadi tanya?" tanya Alya sambil menyuapi mulutnya dengan bakso.

"Dih gue dikacangin. Gini nih kebiasaan banget, dasar cewek!" Arga hanya diam di tempat dengan menatap kedua cewek di depannya dengan malas.

"GA! SINI WOY! PESENAN LO DAH DATENG!" teriak Marcell sambil melambaikan tangan. Karenanya banyak orang yang menoleh, ia berteriak keras.

"Dih malu-maluin! Untung temen," gerutu Arga dalam hatinya, ia beranjak pergi dari situ menuju bangkunya, dimana ada Arsya dan Marcell di situ.

"Al lo mau bilang apa?" tanya Aurora, ia membenarkan rambutnya yang mengganggu.

"Malah gantian nanya lo."

"Nggak jadi Ra, lupa gue." tawanya pelan.

"Dasar pikun!"

"Lo aja gih, cepet!"

"Gue mau tanya Al," ucap Aurora. Alya mulai fokus.

"Di sini ada yang namanya Farel?" mendengar itu, Alya langsung tersedak.

"Minum dulu Al," ucap Aurora, dia memberikan segelas minuman milik Alya kepada si pemilik.

"Maaf maaf." Alya menaruh gelas itu setelah meminumnya.

"Kok nanya dia? Lo belum tau?" Aurora menggeleng pelan.

"Kepo aja gue."

"Pas banget sumpah, panjang umur dia. Tuh Ra orangnya." Alya menunjuk cowok itu dengan dagunya, tepat pada cowok yang baru masuk ke kantin dengan satu cowok lagi di sampingnya.

"Itu tuh yang namanya Farel." Aurora langsung mengangguk, sama seperti orang yang tadi ia temui di kelas 12 Ips.

"Cowok yang di sampingnya itu namanya Pandu, dia temen deketnya," ucap Alya kemudian.

"Lanjut Al," pintanya, ia masih penasaran. Sama kek author.

Alya menelan baksonya, "Farel kelas 12 Ips 1, sama kaya Pandu. Dan yang lo harus tau Ra." Alya menggantungkan perkataanya.

"Apa Al?" Alya menatap Aurora lekat-lekat, membuat yang ditatap menelan ludahnya dengan susah payah.

"Dia itu ketos!" Aurora langsung tersedak, sangat mengejutkan.

"Kenapa Ra?"

"Nggak, lanjutin Al!" Alya langsung mengangguk.

"Masa jabatannya habis beberapa bulan lagi. Dan ini juga berhubungan sama Arga lagi Ra."

"Hah Arga lagi? Musuh?"

"Mereka dulu sahabatan baik banget, bahkan ni ya, dulu yang jadi ketos periode ini bukan Farel, tapi Arga. Farel tu wakilnya Arga. Tapi baru aja berjalan dua bulan, Arga mengundurkan diri dan Farel yang akhirnya gantiin posisi Arga. Mau tau apa sebabnya?" Aurora langsung menggangguk cepat.

"Banyak rumor yang beredar, kalo Farel yang sering merintah-merintah yang lain, dia egois gitu, sering ngejelek-jelekin Arga. Dan yang lebih parah dan puncak banget, mereka adu mulut dan hampir aja baku hantam, Farel bilang kalo Arga nggak pantes ada di posisi itu. Ya jelas Arga marah lah ya Ra, dia jadi ketos juga bukan keinginan dia," jelas Alya panjang lebar.

Aurora mengangguk paham. Ternyata banyak juga orang yang terlibat dengan Arga. Cowok itu memiliki musuh serta teman yang sama banyaknya.

"Sayang banget ya Al sampe ngundurin diri."

"Ya gue sih setuju aja sama keputusan Arga, daripada dia gak dihargai begitu mending ngalah aja," balas Alya.

"Dan ini yang lo harus tau banget pake banget banget. Arga tuh capten futsal di sekolah ini dan Farel capten tim basket."

"Sama-sama famous dan diperlakukan berbeda sama anak lain," tambah Alya.

"Basket?" Aurora terdiam, seperti ada sesuatu dengan basket. Tapi apa?

........

Digantung lagi eaaaa, kaya jemuran.
Tapi nggak papa deh, author seneng kalo kalian penasaran, ehe.

Ada apa dengan basket?

Part ini pendek juga, nggak sampe seribu kata:(

Udah siap tau siapa dia? Tunggu part selanjutnya!

Jangan lupa vote and comment biar nggak author gantung lagi.

#Magelang, 7 Mei 2020

AURORA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang