14. Pulang

92 14 14
                                    

"Udah biasa gue diginiin. Nggak pa-pa. I'm oke!"


Sore ini mereka berkumpul kembali, niatnya mau ke rumah sakit. Kali ini mereka berkumpul di rumah Arsya, karena akan membawa mobil. Sementara Marcell harus mengendarai motornya sendirian. Nebeng dong sampe perempatan.

"Urusanya udah selese kan Ga?" tanya Marcell yang datang lebih dulu.

"Udah, lo sendirian aja?" Arga menengok ke belakang Marcell, ternyata dia sendiri.

"Yang lain di belakang, guenya aja yang cepet dateng," ucapnya percaya diri.

"Ga!" terdengar suara laki-laki yang datang dari balik pintu.

"Ada apa Dim?"

"Gue udah urus motor lo, besok anak-anak anter ke rumah lo," ucapnya lagi sembari mendekat. Terdapat dua orang yang mendampinginya di belakang.

"Wah makasih ya Dim, jadi repotin nih gue," ucapnya senang.

"Sante aja Ga," ucapnya sambil tersenyum. Sementara Marcell, dari tadi ia hanya diam seperti tak dianggap keberadaanya di situ.

"Kabarnya Dion gimana Dim? Dari mereka nggak bikin ulah lagi kan?" tanyanya.

"Gue nggak tau pasti si Ga, tapi katanya lebih parah dari lo," jawab Dimas sambil menyisingkan lengan jaketnya.

"Lo pulang sama siapa? Gue bawa mobil sekarang, kalo lo mau gue bisa anterin," tawarnya yang membuat Marcell kesal.

"Nggak Dim, nanti repotin lo," jawabnya.

"Mau nginep di sin-"

"Woy Ga!" Sapanya, Arsya datang dengan dua cewek di belakangnya. Dimas mengerti sekarang, ia menatap balik Arsya yang menatapnya.

"Baru dateng aja lo." Arga langsung ber tos ala cowok dengan Arsya.

"Gue ambil mobil dulu bentar," jawabnya.

"Ga, mereka siapa?" Aurora tak bisa mengalihkan pandangannya dengan tiga orang yang memakai pakaian serba hitam, yang tak lain adalah Dimas dan dua orang lain.

"Oh in-"

"Ga, kita pamit dulu, barusan Rio chat gue. Cepet sembuh lo!" Dimas menepuk bahu Arga kemudian ia beranjak pergi.

"Iya bang, thanks."

"Ekhemmm, jadi pulang nggak nih? Diem-diem bae!" Marcell berdehem dengan muka kesal.

"Yok gue bantu Ga." Arsya membantunya untuk turun.

"Nggak pake kursi roda aja?" tanya Aurora.

"Nggak, berasa lemah banget gue," jawabnya keras kepala.

"Lo aja jalan masih kek gini," ucap Arsya yang memapah Arga untuk berjalan.

"Ogah gue, bodo amat lo mau bilang apa!"

"Serah lo deh." Marcell membantu memapah Arga dari sisi kanan.

......

"Ra, tolong bukain mobil!" Suruh Arsya kepada Aurora.

"Pelan njir, kaki gue!" Arga meringis kesakitan.

"Dah cepet pada masuk!" Suruh Arsya kemudian.

"Nasib deh gue naik motor sendiri," keluh Marcell yang membuat mereka tertawa.

"Kasian," ucap Arsya sambil tertawa.
"Lo temenin gih!" Suruh Arsya pada Alya.

"Iya tuh Al, besok gue traktir deh," ucap Marcell senang.

AURORA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang