30. Hati-Hati

153 7 8
                                    

 WARNING! ⚠️
PART BAKAL PANJANG
DAH GITU AJA
TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA
HAPPY READING! 📣


📎📎📎

   Motor hitam milik Arga memasuki area sekolah. Kedatangannya bersama Aurora membuat heboh saentero sekolah, pasalnya kabar tentang hubungan mereka sudah menyebar luas. Banyak yang patah hati mendengar kabar ini, apalagi anak cewek.

    Arga dan Aurora berjalan santai di koridor, Aurora disuruhnya memakai earphone karena Arga tak mau Aurora mendengar ocehan-ocehan tak bermutu dari orang-orang di sekitarnya. Arga juga sadar Aurora pasti tak nyaman dengan situasi seperti ini, ia masih belum terbiasa. Bahkan mereka tambah heboh karena Arga menggandeng tangan Aurora.

"BARU JUGA AWAL TAHUN, UDAH SAKIT HATI AJA GUE."

"COCOK SIH MEREKA."

"PAGI-PAGI UDAH LIAT KEUWUAN ORANG PACARAN AJA GUE."

"OTW CARI PACAR KALO GINI CARANYA MAH."

"GUE KALAH START NJER!"

"KU MENANGIS."

"HATIKU SAKIT, MATAKU SAKIT, ARGGGGHH SAKIT SEMUA JIWA RAGA GUE!"

"DIH UDAH NGGAK AVAILABLE LAGI DOI GUE!"

"CARI YANG LAIN YO!"

"ASSALAMUALAIKUM AKHI!"

"NGGAK SEKALIAN TUH MEREKA BIKIN VIDEO ALAKYU ALAKYU BIAR TAMBAH WOW!"

"BODO AH, SEBELUM JANUR KUNING MELENGKUNG, MASIH BISA DITIKUNG MAS!"

   Arga merasa sebal dengan ocehan-ocehan tak bermutu itu, rasanya Arga ingin menyumpal mulut mereka semua dengan kain. Tapi Arga masih bisa untuk menonaktifkan pendengaranya walau hanya sebentar.

  Saat Arga dan Aurora sampai di lorong kelas Ips yang letaknya dekat dengan lapangan, makin banyak yang memerhatikan mereka. Daniel yang tadinya duduk di bawah pohon tak jauh dari lapangan bersama temannya pun langsung berdiri melihat kedatangan mereka. Kabar Arga dan Aurora telah berpacaran bukanlah kabar yang baik baginya.

"Gue kalah start." Daniel berucap lirih.

   Tak jauh dari situ juga ada Farel yang sedang berbincang dengan adik kelasnya di depan ruang osis. Tugasnya sebagai ketua osis sudah selesai, sebelum liburan dua minggu yang lalu sudah diadakan acara lepas terima jabatan. Jadi identitasnya sekarang hanyalah mantan ketua osis. Farel hanya melihat sebentar Arga dan Aurora dari sana. Ada rasa kecewa di dalam hati kecilnya.

  Selepas Arga dan Aurora sampai di lantai dua, Arsya, Marcell dan Alya lewat di lorong itu tak lama setelahnya. Mereka juga cepat-cepat ke kelas karena tak nyaman dengan keadaan yang ramai seperti ini.

"Pantesan dari masuk gerbang sampe masuk kelas rame, ini penyebabnya," ucap Marcell saat baru saja duduk di kursinya.

"Gila banget emang," tambah Marcell melirik Arga.

"Biasa aja." Arga berucap sambil melepas satu earphone yang dipakai Aurora lalu memakainya.

"Menurut lo!" balas Marcell kesal.

"Dih nggak ngomong dulu." Aurora membalikkan  badan dan melihat Arga yang tengah asik mendengarkan lagu sambil memainkan ponselnya.

"Arga 'kan selalu tenar," ucap Arsya.

"Ramuan biar tenar gimana Ga?" tanya Marcell ingin tahu.

"Ga banyak bacot." Arsya, Aurora dan Alya tertawa mendengar perkataan Arga yang membuat Marcell memajukan bibirnya.

AURORA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang