27. Makan Malam

79 7 4
                                    


   Arga menghentikan motornya di pinggir jalan, ia membuka helm-nya lalu mengambil ponsel di saku bajunya. Saat ini sudah malam dan Arga belum pulang dari tadi.

   Setelah tadi ia bermain dengan anak Drakez di sirkuit, ia langsung pergi ke rumah Marcell karena mereka ada janji. Dan dari pagi juga Arga mematikan ponselnya, menurutnya ini hari untuk teman-temannya, jadi dia tak memainkan ponselnya sedikit pun.

  Baru saja ponselnya ia hidupkan, banyak pesan-pesan dan panggilan tak terjawab dari mamanya.

Mama
Kamu belum pulang Ga?

Mama
Inget ya nanti malam kamu harus ikut
Tadi kamu udah bilang iya.

Arga
Ikut kemana?

Mama
Makan malam dengan teman papa

   Ck, Arga terkejut setelah membaca pesan itu, ia jadi menyesal karena tadi mengiyakan perkataan papanya. Tapi gimana lagi dong? Tadi Arga tak mendengarnya jelas.

"Ra?"  Arga sedang menelepon Aurora.
Bagaimana dengan acara jalan malam mereka berdua?

"Iya Ga."

"Gue mau ngomong."

"Gue juga mau ngomong."

"Lo aja dulu."

"Lo aja."

"Oke, gue duluan. Sebelumnya gue minta maaf Ra, malam ini gue ngga bisa ngajak lo jalan, ada urusan soalnya. Nggak pa-pa?"

"Nggak pa-pa Ga, gue juga mau ngomong kalo gue gak bisa jalan malam ini, gue diajak makan malam di luar bareng orang tua gue, katanya ada temennya juga."

"Untung deh, kita bisa jalan lain kali aja."

"Iya Ga, gue matiin ya, mau siap-siap dulu."

"Iya."

  Arga bernapas lega, untung saja Aurora juga ada urusan. Ia takut jika cewek itu akan marah padanya.

  Arga melirik jam tangan hitam di tangan kirinya, ia bisa telat jika tak langsung pulang sekarang. Arga pun memakai helm-nya kembali lalu melajukan motornya di atas rata-rata.

  Jadi satu hari ini dia pergi ke luar, tanpa pulang tentunya.

******

  Arga sampai di halaman rumahnya lima belas menit kemudian. Di depan rumahnya juga sudah ada satu mobil milik papanya.

"Kenapa kamu baru pulang? Papa sama Mama udah mau berangkat," kata Surya. Ia sudah mengenakan setelan jas senada dengan Maya, tangannya juga digandeng oleh Maya.

"Berangkat aja dulu, nanti Arga nyusul," jawab Arga lalu bergegas menaiki tangga.

  Sementara itu, Arga bisa melihat mobil papanya yang mulai keluar halaman rumah dari kamarnya yang ada di lantai dua.

  Arga bergegas mandi lalu memilih apa yang akan dikenakannya. Melihat tampilan orang tuanya tadi membuat Arga berpikir pasti ini acara yang terkesan sedikit formal. Memangnya siapa teman papanya, rekan kerja?

AURORA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang