48. Night Changes

40 8 0
                                    

      Aurora keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambut panjangnya yang masih basah. Ia berjalan menuju depan cermin, ia menyisir rambutnya sambil berkaca.

Drtttt drtttt

Aurora menoleh ke arah meja belajar, tampaknya ponselnya berbunyi. Selesai dengan kegiatan menyisir, Aurora segera mengambil ponselnya. Ia mengernyitkan dahi, ada nomor tak dikenal yang mengirim pesan.

085*********
Hay Ra, apa kabar? Nggak lupa sama gue kan?
Beberapa hari lagi gue pulang ke indo
Jangan lupa sambut gue

"Pulang ke Indo?"

"Siapa?" Aurora mulai berpikir, ia mengingat-ingat apakah ada seseorang yang ia kenal tinggal di luar negeri.

"Gue bales nggak ya?" Aurora memainkan ponselnya, ia berjalan menuju balkon.

"Lagian dia siapa sih? Tinggal dimana emang?"

"Gue tunggu aja deh."

*****

"Lo kenapa Ra?" Alya duduk di samping Aurora yang terlihat memandangi ponselnya.

Memang setelah kejadian beberapa hari yang lalu, Alya dan Aurora kini sudah bersahabat baik lagi. Keduanya sudah saling meminta maaf dan memaafkan.

"Beberapa menit lagi kelas mulai loh Ra, ke kelas yuk," ajak Alya, namun Aurora masih diam.

"Raaaaa." Alya menyenggol lengan Aurora.

Melihat pandangan Aurora yang masih tak lepas dari ponselnya, ia jadi semakin kesal. "Denger gue ngomong nggak sih, Ra?"

Aurora menoleh tak bersemangat, melihat Aurora yang seperti itu membuat Alya cengo. Sahabatnya ini ada masalah apa?

"Lo baik-baik aja, Ra?" tanya Alya hati-hati.

Aurora mengangguk lesu, "Ayo ke kelas."

"Emm, oke." Alya mengangguk, mereka berdua keluar dari perpustakaan dan berjalan menuju kelas.

Sesampainya mereka di kelas, Aurora langsung duduk dan menelungkupkan kepalanya di atas meja. Tampaknya sudah tiga hari ini Aurora tak bersemangat sekolah. Alya, Arsya, dan Marcell pun sudah mencoba mengajak Aurora bicara, namun Aurora selalu menjawab sesingkat mungkin.

"Kenapa tuh Aurora?" tanya Marcell pada Alya.

"Kayanya galau deh," balas Alya.

"Oh gue tau nih, pasti karna Arga gak ada 'kan?" ucap Marcell sedikit heboh.

Arsya menghela napas lelah, "Bisa nggak kecilin suara lo?"

"Ye maap." Marcell memanyunkan bibirnya.

"Emmm, btw nih ya. Selama di skors Arga kemana ya?" pikir Marcell.

"Gue nggak yakin sih kalo tu anak betah di rumah aja," ucap Arsya sambil mengangguk.

"Nah eta, gue setuju apa kata lo." Marcell mengangguk semangat.

"Kalian tau Arga dimana?" tiba-tiba Aurora berbalik badan, pergerakan cepat itu membuat Marcell, Arsya, dan Alya terkejut.

Marcell berdehem lalu duduk dengan normal, "Jawab jujur atau nggak nih?"

Arsya menyikut perut Marcell, "Emang lo tau? Nggak 'kan?"

"Lo sekarang tambah kasar sama gue ya Ar." Marcell menoleh dengan kesal sambil mengelus perutnya yang terasa sedikit sakit.

"Ya lo tau itu," balas Arsya.

"Gini ya Ra, gue nggak tau pacar lo dimana. Lagian setelah kita ketemu di rumahnya Alya waktu itu, kita nggak ketemu lagi sama Arga," ucap Marcell.

AURORA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang