32. Orang Ketiga

98 10 11
                                    


Terkadang, lebih banyak yang mendekat saat kita sudah menjalin hubungan (pacar).

🍋🍋🍋

Aurora dan Arga sampai di parkiran sekolah sore ini. Di parkiran masih terlihat ada beberapa anak yang baru saja latihan futsal dan basket sedang duduk di atas motor, entah punya mereka ataupun motor milik anak lain.

Arga duduk di atas motornya yang terparkir di samping motor Arsya dan Marcell. Dua sahabatnya itu juga masih bertengger di motornya dan belum berniat untuk pulang.

"Lo nungguin Arsya latihan basket Al?" tanya Arga.

"Jelas iya dong Ga, dari hari paling awal latihan basket malah." Marcell menyahut. Perkataannya itu membuat Alya yang berdiri di samping Aurora melirik Marcell.

"Yang ditanya siapa yang jawab siapa," sindir Arsya.

"Muka lo tegang banget Ar, mau nantang gelud siapa nih?" tanya Marcell jenaka.

Aurora yang tadinya ikut tertawa kecil merasa tak nyaman karena sekarang ia mendapat tatapan tak suka dari Arsya. Apakah Arsya akan memberi tahu hal itu pada Arga dan Marcell?

"Lo juga gue ladenin kalo mau," ucap Arsya membalas perkataan Marcell. "Kalo gak mau juga tetep gue ladenin."

"Buset dah, ngeri ngeri!"

"Salah lawan lo Cell," kekeh Arga. "Mending sama gue aja."

"Tambah ngeri dong bwambang!" kata Marcell. "Mending juga gue berguru aja sama kalian daripada jadi lawan."

"Oke lah bisa diatur," balas Arga.

Marcell duduk di motornya dengan kondisi miring dan kaki terbuka agak lebar sama seperti Arga. Sedangkan Arsya duduk dengan tangan menyangga dagunya di atas tangki motornya. Sekarang Marcell mengobrol dengan anak lain.

"Ra, kamu capek ya?" tanya Arga.

"Enggak. Cuma agak capek aja pas tadi lari ke lapangan futsal," jawabnya. Aurora jadi makin tak tenang, Arsya dari tadi selalu mengawasinya.

"Emang kamu tadi dari mana?"

"Aku tadi dari lap-"

"Gue sama Alya duluan ya," pamit Arsya pada anak-anak yang di parkiran. Mereka kompak mengiyakan.

"Ati-ati Ar!" ucap Arga.

"Jangan sampe nyasar ke rumah lo dulu Ar!!" teriak Marcell sambil tertawa.

"Jangan lupa!" teriaknya lagi.

"Pepet terosssss!!" ucap semuanya kompak.

Arsya tak menanggapinya lebih, ia tetap melajukan motornya. Jadilah Aurora cewek sendirian di sana.

Arga masih tertawa dengan anak-anak lainnya. Aurora jadi merasa tak nyaman berada di sekeliling cowok semua seperti ini. Ia memainkan jari-jari tanganya, Aurora menunggu Arga menyudahi acara candaan ini.

Aurora juga merasa was-was karena pertanyaan dari Arga yang belum sempat dijawabnya karena Arsya memotong perkataanya. Arga juga teralihkan perhatiannya karena bercanda dengan temannya.

"Ayo Ra," ucap Arga menyadarkan Aurora.

"I-iya Ga." Aurora naik ke motor Arga.

"Kita duluan," pamit Arga setelah memakai helm-nya.

AURORA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang