24. Cantik

103 10 10
                                    

Siap dengan part panjang?
Part kali ini bakal panjang.
Siap ya...

******

  Siang ini Aurora bergegas pergi ke rumah Arga, Arga kemarin mengajaknya jalan hari ini.

"Kok lo yang ke sini?" Arga mengangkat satu alisnya, sekarang Aurora sudah di depannya.

"Ya nggak pa-pa."

"Yaudah, ayo." Aurora langsung mengekori Arga, mereka keluar dari rumah Arga.

"Mau kemana emang?" tanya Aurora setelah selesai memakai helm.

"Nih pegangin," suruh Arga, Aurora menerima gitar berwarna coklat terang. Ia mengernyitkan dahi, apa maksudnya?

"Kenapa bawa ginian?"

"Nggak usah banyak tanya, cepet naik!" Aurora yang mendengar perintah itu langsung naik ke motor Arga.

  Setelah Aurora naik, motor Arga melaju keluar gerbang rumahnya. Aurora masih bingung, mau kemana?

"Taman?"

Aurora mengedarkan pandangannya setelah mereka sampai, Arga baru melepas helm-nya. Tanpa menjawab, ia langsung menarik lengan Aurora untuk masuk ke taman.

"Duduk sini," perintah Arga. Keduanya kini duduk di rumput bersih dekat kolam. Tak jauh dari situ ada bangku taman berwarna putih, di tempat ini teduh karena banyak pohon.

"Taman? Iya jawabannya. Sini gitarnya." Arga mengambil gitarnya dari tangan Aurora, ia tersenyum ke arahnya.

"Taman itu nenangin pikiran Ra, sering-sering aja ke sini, jangan cuma ngurung diri di rumah." Aurora masih diam saja, ia sibuk menatap kolam.

"Kapan-kapan gue ajakin lo jogging di taman ini. Mau?"

"Iya mau," jawabnya cepat, ia tersenyum kecil.
"Lo kenapa bawa gitar segala Ga?"

"Pengen aja, nyanyi bareng mau?" Arga mulai memposisikan gitarnya.

"Mau," jawabnya. Aurora menggeser tubuhnya dan kini menghadap Arga.

🎵Cintamu senyaman mentari pagi

Seperti pelangi, slalu kunanti

Cintamu tak akan pernah terganti

Selamanya di hati

Aku bahagia, milikimu seutuhnya🎵

🎼Nyaman, Admesh Kamelang🎼

   Rambut Aurora yang terbawa angin kesana kemari membuat Arga terpana. Gadis di depannya saat ini memanglah cantik. Tanpa sadar Arga mengukir senyum tanpa Aurora ketahui.

  Arga melihat ada laki-laki seumuran dirinya yang berada tak jauh darinya duduk, ia memberi isyarat padanya untuk mendekat. Setelah orang itu mendekat, Arga menyodorkan kamera yang dibawanya pada orang itu. Secara tak langsung, Arga menyuruh orang tadi untuk mengambil gambar keduanya yang sedang bernyanyi. Tentu tanpa Aurora ketahui.

   Setelah keduanya selesai menyanyikan lagu itu, Arga kembali mengode kepada orang tadi untuk mengembalikan kameranya.

Setelah kamera itu kembali di tangannya, ia mengarahkannya pada Aurora dan memotretnya. Mulai dari Aurora yang bernyanyi sendiri, Aurora yang rambutnya terbawa angin hingga menutupi wajahnya, Aurora tertawa, Aurora yang tersenyum, Aurora yang tiba-tiba menoleh padanya hingga rambutnya terkibas, dan masih banyak lagi. Ia tersenyum senang setelah melihat hasil jepretannya.

AURORA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang