Maaf mas, dilarang menerbangkan drone di sekitar bangunan!” Salah satu satpam berkata padaku dengan sopan. Aku tersenyum padanya dan meminta maaf “Maaf pak, saya tidak tahu. Saya sedang melakukan penelitian tentang kemacetan ibu kota melalui pantauan udara. Kebetulan saya mahasiswa jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota.” Ujarku tersenyum sambil mengendalikan droneku agar mendarat dengan aman.
Aku segera kembali ke rumah kosku yang berjarak lumayan jauh. Aku segera merebahkan badan sejenak kemudian bangkit lagi untuk mengambil handuk dan mandi. Suhu luar ruangan di ibu kota benar benar sangat panas, ditambah banyaknya pembakaran dari kendaraan bermotor membuat seakan kulit terpanggang hidup hidup dibawah terik matahari.
Setelah selesai mandi, aku segera beranjak duduk ke meja belajarku. Aku melepas kamera yang terpasang di drone dan menghubungkannya dengan laptop. Aku mengambil beberapa foto yang cukup penting untuk keberlangsungan misi ini.
Bangunan itu, berada di pusat perkantoran di ibukota, jalanan yang sangat ramai dan padat. Menjulang setinggi 230 m dan terdiri dari 40 lantai, berdiri diatas tanah seluas sekitar 200 m persegi. Memang tak nampak mencolok dari luar. Gedung ini menjalankan aktivitas seperti biasanya, orang orang keluar masuk dengan urusan masih masing. Memutar roda perekonomian.
Terlihat sama seperti gedung gedung lainnya, yang membuatnya berbeda adalah tanah beserta bangunannya dimiliki perusahaan atas nama Orman Pangkualam. Disinilah dia mengontrol kerajaan bisnisnya yang mulai meraksasa, dari yang legal sampai yang ilegal.
Misiku sederhana. Membawa kematian untuknya dan juga mengumpulkan intel tentang organisasi yang dia ikuti dan mengirim pesan, seolah olah ada yang mengincarnya yang akan membuat anggota organisasinya bertindak, paling tidak mereka akan lebih waspada. Akan lebih mudah bagi kami untuk menidentifikasi anggota anggota lainnya.
Aku mengamati setiap foto yang aku ambil. Sepertinya orang ini memiliki sesuatu yang dia rahasiakan, terbukti dia memasang lapisan penutup kaca agar tidak bisa dilihat dari luar. Tapi dia hanya memasangnya untuk lantai tiga puluh keatas dan sisanya hanya menggunakan kaca biasa yang jika dilihat dari sudut yang sesuai, akan terlihat ruangan yang ditutupinya.
Aku meneliti kembali foto foto lantai dua puluh sembilan kebawah, mencari apakah ada sesuatu yang mencurigakan. Satu jam aku berusaha menidentifikasi tetapi tetap tidak menemukan apapun, hanya perkantoran biasa dengan meja meja dan komputer terpasang di atasnya.
Sepertinya aku harus menyusup masuk ke dalam gedung itu untuk melihat apa yang di sembunyikan Orman di lantai tiga puluh.
Sepertinya pengamatan hari ini sudah cukup, aku rasa tidak ada yang bisa aku temukan lagi dari foto foto ini. Aku hanya bisa berbaring menatap lampu kamar yang bersinar itu, bayangan di kepalaku dipenuhi rangkaian rencana yang belum matang untuk masuk ke dalam gedung. Aku memang masih belum berpengalaman dalam hal seperti ini.
Aku belum pernah menyamar menjadi orang lain dan masuk ke dalam sebuah benteng tanpa membawa senjata apapun. Ini sesuatu yang baru dan juga sesuatu yang cukup menantang.
Ada sebuah ide melintas begitu saja di kepalaku.
Aku pernah membaca sebuah buku yang mengatakan bahwa sesunggunya saat berada di tempat yang asing, orang orang tidak akan pernah memperhatikanmu kecuali kau dengan sengaja mencari perhatian. Aku rasa aku bisa melakukan ini, aku tinggal masuk saja dan berpura bura aku sudah biasa. Tapi tetap saja aku butuh dasar yang kuat jika saja ada yang bertanya.Keesokan harinya, aku melangkah dengan percaya diri menuju pintu utama melalui banyak orang. Aku rasa, buku yang aku baca mengatakan yang sebenarnya. Terbukti kedua satpamnya tidak peduli dengan siapapun yang melewati pintu kaca otomatis setinggi 3 meter ini.
Aku berjalan menuju lift bersama beberapa rombongan pekerja lainnya. Aku berusaha bertingkah se natural mungkin dan aku rasa, orang orang ini juga tidak terlalu peduli dengan orang lain di sekitarnya. Mereka lebih terpaku kepada smartphone mereka masing masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Danau Yang Menyimpan Kenangan
ActionKetika seseorang telah menempuh perjalanan yang sangat panjang, melelahkan, dan menyakitkan. Orang itu akan mulai mempertanyakan apa arti dari kehidupan ini, apa gunanya dia berjuang sampai sejauh ini dan apa yang dia perjuangkan benar benar sebandi...