MISTERI MASA LALU KALIA

33 28 0
                                    

Kalia menatap keluar cendela, langit biru membentang luas, sayap kiri pesawat terlihat kokoh membelah angin, terlihat mesin jet pesawat seperti berderu, mengeluarkan udara panas akibat percampuran antara udara dan bahan bakar sehingga dapat memberikan dorongan ke depan untuk pesawat.

Kalia membanyangkan bagaimana kerasnya suara mesin jet itu, pasti akan membuat telinga mengalami gangguan pendengaran, tapi mengingat kabin pesawat kedap suara dan pesawat melaju lebih cepat daripada kecepatan suara, harusnya hal seperti itu tidak perlu dikhawatirkan.

Penerbangan berlangsung sekitar 12 jam tanpa transit dimanapun dan sudah 10 jam sejak pesawat take off, jadi tinggal dua jam lagi sampai. Perbedaan zona waktu antara negara tempatnya berkuliah dan negara tujuannya adalah tujuh jam, yang berarti Kalia akan tiba saat bulan akan menggantikan matahari.

Peringatan untuk memasang sabuk pengaman dan menegakan sandaran kursi telah disampaikan oleh pramugari yang berarti pesawat akan segera landing. Pesawat mendarat dengan mulus di jalur landasan yang basah, sepertinya hujan baru saja turun, di benua utara, bulan ini adalah waktunya salju untuk turun, tapi di daerah katulistiwa, saat ini adalah musim hujan.

Kalia sudah sering berpergian, dia tidak akan bermasalah dengan visa dan pasport. Kalia mengambil koper lalu beranjak keluar untuk mencari taksi. Cukup aneh, disini banyak orang yang menawarkan jasa taksi sesaat setelah kita keluar dari pintu kedatangan. Kalia memesan sebuah taksi bandara. Tujuan pertama Kalia adalah sebuah masjid terbesar di Seuramo Mekkah, sebuah masjid yang bahkan tidak hancur saat tsunami memporak porandakan provinsi ini beberapa tahun yang lalu.

30 menit kemudian, taksi tiba di tempat tujuan. Sangat ramai, baru saja dilaksanakan ibadah sholat magrib. Kalia segera masuk dan melaksanakan kewajibannya. Selesai beribadah, dia segera membuka buku catatan kecil tempat dia merangkum segala informasi yang ia perlukan.

Dasar informasi yang dia dapat sangat terbatas. Maka dari itu dia perlu orang yang memiliki data tentang semua penduduk dan segala seluk beluk provinsi ini dan dia tahu siapa itu. Polisi. Tapi sebelum itu, dia mampir di sebuah kedai makan yang menyajikan bola bola daging dengan kuah kaldu. Tampaknya sangat enak, apalagi saat rintik hujan mulai turun dan udara dingin seperti saat ini.

Kalia menuju kantor polisi terdekat. Menemui badan informasi dan menjelaskan maksud kedatangannya. Sebelum mendapat informasi yang dia inginkan, ia harus melewati beberapa pertanyaan yang sifatnya menginterogasi. Akhirnya mau tidak mau, Kalia harus menceritakan latar belakang pencariannya.

Afida Hawa binti Rusydi. Itulah nama yang masih dia ingat sampai sekarang. Itulah nama ibunya. Polisi sedang memperoses data. Kalia menyadari satu hal penting lagi. Dalam budaya arab, nama orang tua laki laki selalu terdapat dalam nama anaknya. Untuk anak laki laki diberi ‘bin’ sesudah nama pokoknya dan sebelum nama ayahnya. Dan untuk anak perempuan ditambahkan ‘binti’. Hal ini membuat ia sadar bahwa di dalam nama ibunya, terdapat nama kakeknya, Rusydi.

Beberapa menit menunggu, Kalia akhirnya dipanggil ke bagian informasi lagi. Data yang dimiliki polisi menjelaskan bahwa Afida meninggalkan negara ini sekitar 23 tahun yang lalu dengan transportasi udara menuju negara pizza. Kalia mengerti bahwa langkah selanjutnya adalah menanyakan dimana keberadaan kakek neneknya. Satu satunya yang bisa menjelaskan alasan ibunya meninggalkan tanah airnya adalah mereka. Polisi memberikan alamat kakek nenek
Kalia setelah beberapa menit mengolah dan memilah data. Kalia berterimakasih dan beranjak keluar, lalu mencari taksi.

Kalia beranjak turun, lalu membayar ongkos taksi. Memandang kedepan, terlihat rumah besar dengan gaya arsitektur tradisional yang kental sekali, ditambah taman depan yang dihiasi berbagai tanaman yang membuat tampak rindang rumah itu.

Kalia mendekat ke pagar, memasukan kepalanya ke sela sela pagar sambil mengucap salam. Hal itu ia ulangi hingga sekitar sepuluh kali. Kalia mulai menyadari bahwa tidak ada seorangpun dirumah itu. Beberapa remaja putri menghampirinya, Kalia segera bertanya apa sang pemilik rumah berada ditempat. Untung saja salah satu dari pemudi itu fasih berbahasa inggris.

Danau Yang Menyimpan Kenangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang