MISI BADAI LAUT

43 28 0
                                    

(Tiga bulan kemudian) Aku mempelajari kembali biodata seorang jendral bintang satu, nama ini tidak asing lagi. Jenderal Ginanjar, orang yang memerintahkan pasukan baret merah yang dipimpin Kak Bumi untuk menangkapku sebelumnya.

Karirnya terbilang bagus, bahkan cemerlang, dia mendapat banyak penghargaan karena berhasil memimpin beberapa operasi penting. Sayang sekali kami harus mengakhiri seorang pemimpin yang cemerlang seperti ini.

Aku mengingat ingat kembali kata Kapten Hassan setelah brefing utama selesai. “30 ton narkoba yang dikirim dengan kapal itu adalah milik seseorang bernama El Padre, bandar narkoba besar di amerika latin. Rumor mengatakan El Padre memiliki hubungan dengan Edwin Berbatov. Mereka seperti teman masa kecil yang kini menjadi partner bisnis. Mereka saling membagi peta kekuasaan, jika Edwin menguasai asia timur, selatan dan tenggara, El Padre memiliki wilayah bisnis di benua amerika.”

“Dan kejanggalan mulai terjadi, jika El Padre dengan Edwin memiliki perjanjian wilayah bisnis, kenapa El Padre berani mengirim barangnya ke Kawasan asia. Inilah yang akan kita manfaatkan, jika benar mereka sekarang terlibat suatu konflik, kita akan ada disana untuk mengambil keuntungan. Jadi misi ini jangan sampai gagal, kumpulkan intel sebanyak mungkin!” Aku mencerna kata kata kapten Hassan, berusaha untuk memandang dari sisi yang lain, aku merasa ada yang aneh dengan misi ini.    

“Aku ingin bertanya sesuatu, kenapa orang tua ini ada di sebuah kapal barang pengangkut 30 ton lebih narkoba yang menuju ke negeri sakura?” Nizar mengungkapkan kejanggalan di kepalanya pada kami. Kali ini aku dan Kalia satu tim dengan Zanu, Bagas dan Natasha.

Zanu adalah mantan pasukan khusus dari kepolisian dan setelah bertugas cukup lama di pasukan itu, dia mulai beralih sebagai semacam detektif. Keahliannya dalam pemecahan masalah yang rumit dan kemuampuan taktis yang bagus adalah alasan dia direkrut.

Bagas adalah mantan pasukan pengawal presiden. Jika kebanyakan orang melihat pasukan pengawal presiden adalah orang-orang yang selalu bersama presiden dan menjaga presiden kemanapun dan dimanapu presiden bertugas. Ya Bagas memang seorang yang seperti itu, kecuali tidak ada orang yang menyadari dia ada disana, bahkan oleh persiden sendiri. Orang orang seperti Bagas adalah hantu yang menjaga presiden dari balik bayangan.

Natasha atau biasa kami memanggilnya Sasa adalah salah satu dari anggota wanita detasemen ini bersama Kalia dan lainnya. Sasa bukanlah agen lapangan, dia lebih sering duduk dibelakang super komputer mengolah data intel, tapi kemampuan taktisnya tidak kalah dengan agen lapangan dan yang paling penting, dia tidak secerewet Kalia.

“Mungkin dia sedang menumpang untuk bertemu rekan pemberontaknya di negeri sakura.” Zanu menjawab seadanya. “Kudengar anaknya menjadi salah satu korban pengeboman di salah satu hotel di ibu kota 2003 silam.” Kalia menambahkan “Yah, ada rumor jika terror itu telah diketahui oleh beberapa petinggi polisi dan militer, tapi tidak ada tindak pencegahan apapun. Dengan kata lain, ada beberapa pihak yang memiliki kepentingan dibalik aksi terror tersebut.” Sasa juga menambahkan.

Setelah kami menerima misi, kami terus mencari informasi tentang target seperti bisnis kotor yang dia jalani dan apa yang dia dapat dari Havoc. Ginanjar berpindah tempat secara acak setiap lima sampai enam jam sekali, hal ini menandakan bahwa selain dia meiliki agenda kegiatan yang padat, dia juga memiliki banyak musuh yang mengincarnya.

Beberapa hari yang lalu, kami mendapat kabar bahwa Ginanjar sedang berada di salah satu negara penghasil narkoba terbesar di dunia yang ada di amerika latin. Ketika kami ingin melakukan pengejaran, kami mendapat pembaharuan kabar, yaitu Ginanjar dan tujuh ajudan setianya menumpang sebuah kapal kargo yang mengangkut puluhan ton narkoba untuk dipasarkan di kawasan asia dan sekarang sedang berlayar dengan kecepatan 24 knot menuju negeri sakura.

Danau Yang Menyimpan Kenangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang