OPERASI KERANA (KEAMANAN RAKYAT DAN NEGARA)

39 28 0
                                    

Aku berjalan memutar di lingkaran kecil menanti seseorang di seberang sana mengangkat panggilan dariku. “Halo?” Suara itu membuyarkan lamunanku yang semula mulai ragu akan ada yang menjawab panggilan ini. Aku mengenali suara itu. “Hai Bulan! Masih ingat dengan suaraku?” Aku berusaha berbicara se-normal mungkin seakan tidak ada yang terjadi selama tiga tahun terakhir.

“Ya Tuhan, Alam!? Dari mana saja kamu? Kamu tahu aku sampai sudah menyerah mencari tahu keberadaanmu!” Kata Bulan dengan nada sedikit marah dan sewot. Aku bisa memakluminya, bagaimana mungkin seorang sahabat yang telah menghilang hampir tiga tahun lamanya tiba tiba saja menelfonmu seperti tidak ada yang terjadi di jam satu pagi.

“Ya maafkan aku. Oh ya dua hari yang lalu aku bertemu Kak Bumi, dia bilang ada seseorang yang sangat merindukanku!” Aku berusaha menggoda Bulan untuk mengembalikan keakraban kami yang mungkin sudah lama pudar. “Oh ya? Memangnya siapa orang itu?” Jawab Bulan balas menggoda. Aku tersenyum tipis, ternyata kami masih bisa akrab setelah sekian lama.

“Akan aku beri petunjuk. Dia adalah seorang teman sejak SMA dan kamu sangat mengenalnya!” Ujarku dengan senyum yang merekah di wajah. “Oh maksudmu Faza?” Jawab Bulan sambil tertawa kecil, membuatku mati kutu tak bisa membalasnya. Kami membicarakan banyak hal di telefon, termasuk rencananya untuk melakukan reunian dengan yang lain. Aku hanya bisa mengiyakannya, tidak ingin membuatnya kecewa.

“Alam!?” Tiba tiba nada suara Bulan berubah, sepertinya ada sesuatu yang serius yang ingin dikatakannya. “Ada apa?” Jawabku. “Aku tahu banyak hal yang terjadi disana, meskipun aku tak mengerti tapi aku sudah mendengar semuanya dari Kak Bumi. Aku mohon padamu untuk menjaga Kak Bumi, tolong jaga dia, hanya dia keluargaku yang tersisa!” Suara Bulan mulai menghilang, sepertinya dia menahan tangis.

Aku menutup telefon dan memandang jauh ke ujung lautan yang gelap. Deburan ombak dan angin laut yang asin menerpa wajahku, seakan mengembalikan memori indah yang sudah lama aku lupakan bersama sahabat sahabatku semasa SMA. Sebuah janji yang berat telah aku buat. Rasanya seperti campur aduk antara senang sekali bisa mendengar suara Bulan dan kekhawatiranku jika tidak bia menepati janji. 

Meskipun kami tidak bisa bertemu secara langsung, aku rasa itu sudah cukup untukku. Aku berharap suatu saat, semua akan kembali seperti semula dan aku bisa berkumpul lagi dengan mereka meskipun hanya beberapa menit. Untuk melepas rindu dan bercerita tentang kehidupan masing masing.

Aku sedang berada diatas sebuah kapal angkut militer anti radar, salah satu alutsista rahasia yang dimiliki tentara nasional. Kami melaju dengan kecepatan tiga puluh knot menuju pesisir selatan Pulau Cendrawasih. Kontak senjata berat sudah terjadi sejak beberapa hari yang lalu.

Kami membiarkan pasukan pemberontak yang didukung oleh tentara bayaran Havoc untuk memenangkan setiap pertempuran. Tentara nasional terus ditarik mundur seakan-akan mereka tidak punya daya untuk melawan. Percaya atau tidak, strategi ini cukup efektif mengingat jumlah korban terbunuh dan terluka di sisi kami sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah korban di sisi musuh.

Strategi ini juga cukup efektif untuk mengulur waktu sampai persiapan penyerangan sesungguhnya selesai. Biarkan para pemberontak dan tentara bayaran itu merayakan kemenangan sementara mereka malam ini. Mereka tidak tahu apa yang sedang datang menuju arah mereka. Sebuah badai yang ganas dan mematikan akan menerjang. 

Jumlah anggota Detasemen Hantu memang sangat dirahasiakan, bahkan kami para agen sendiri tidak mengetahuinya secara pasti. Tetapi aku bisa memperkirakan jumlah agen lapanannya tidak lebih dari 1.200 orang saja. Dengan jumlah yang terbatas itu dikurangi dengan agen yang masih bertugas sebagai mata-mata di penjuru negeri dan beberapa negara lainnya, kami di dipecah menjadi beberapa grup yang akan melebur menjadi satu dan bergerak bersama pasukan khusus lainnya.

Danau Yang Menyimpan Kenangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang