Gadis kecil itu berdiri sambil memandangi salju yang sedang turun. Dia mengangkat tangannya, berusaha meraih butiran salju. Wajahnya bulat menggemaskan, masih sangat polos tapi terlihat sangat ceria. Berbeda dengan lingkungan sekitar, terlihat sangat menyedihkan. Bangunan sekitar telah hancur akibat hantaman mortar dan bom, sementara bangunan bangunan yang masih berdiri tampak sangat rapuh dan dipenuhi bekas hataman peluru.
Kota ini adalah saksi bisu perang yang disebabkan oleh keegoisan tiga etnis yang hanya memikirkan diri sendiri. Sudah satu tahun sejak perang berakhir tapi sisa luka dari peperangan masih sangat terasa.
Gadis itu berlarian kesana kemari, berputar pada pola lingkaran mencoba meraih salju berjatuhan lembut. Masih dengan kegiatan yang sama, dia tertawa riang memenuhi seluruh jalanan yang sangat sepi itu. Sangat ironis bukan? Jalanan yang dulunya sebagai jalan utama ini telah menjadi jalan hantu, tidak ada satu mobil pun yang melintas, yang ada hanyalah pecahan beton, selongsong peluru yang berhamburan juga tembok dari tumpukan karung pasir.
Seekor burung merpati hinggap di dahan pohon yang sudah mati tak jauh dari tempatnya berada. Kalia kecil mencoba mendekatinya, berjalan mengendap endap, semoga saja burung itu tak takut padanya dan ingin menjadi temannya, mengingat kota ini sudah ditinggalkan penghuninya.
Burung merpati itu terbang, menyadari bahwa ada yang sedang mengintipnya dibalik tembok beton yang setengah hancur. Kalia berlari mengejarnya, berteriak memanggil burung merpati itu, mencoba memberitahu bahwa dia hanya ingin bermain dan tidak ingin menyakiti siapapun.
Burung merpati itu terbang lebih tinggi dan semakin tinggi hingga hilang dibalik bangunan yang masih berdiri. Kalia berhenti, napasnya tersenggal. Dia menatap arah langit dimana burung itu menghilang. Matanya mulai berlinang, dia mungkin sedang menerka kenapa semua orang menghilang, kenapa semua burung juga hilang dan mungkin yang paling ingin ia ketahui, dimana kedua orang tuanya.
Kota ini memang masih memiliki penghuni yang menetap di beberapa bangunan yang masih kokoh di sudut sudut kota, tapi sangat sulit untuk berbicara dengan mereka. Sepertinya perang bukan hanya mengubah negara, tapi juga mengubah manusianya.
Kalia kecil terduduk lesu, memeluk lututnya dan mulai menangis. Kenapa dunia mengacuhkannya, kenapa tidak ada yang memperdulikannya. Dimana ayah dan ibu. Suara tapak kaki berjalan diatas salju terdengar. Kalia mengangkat kepalanya, tampak seperti orang dewasa namun tak terlihat jelas karena biasan sinar matahari.
“Adik kecil tidak apa?” Suara lembut itu memanggil, Kalia coba lebih mendongakkan kepalanya. Seorang wanita muda. “Apa yang adik lakukan disini sendirian? Ayah dan mamamu dimana?” Wanita muda itu bertanya kembali, kali ini Kalia berdiri menatap mukanya. “Aku tak tahu dimana ayah dan ibu, aku juga tidak tahu dimana semua orang, apa kakak bisa membantuku mencari ayah dan ibuku?” Kalia kecil bertanya polos, tidak mengetahui kejadian tragis yang dialami orang tuanya. Sepertinya wanita muda itu menyadari keadaan Kalia, dia memutuskan untuk membawa Kalia bersamanya, menganggapnya sebagai adik sendiri.
“Adik kecil namanya siapa?” Tanya wanita muda tadi. Mereka berjalan menyusuri jalanan sepi dengan bergandengan tangan “Kalia kak.” Jawabnya dengan senyum menggemaskan. Wanita muda itu balas tersenyum. Mereka menuju salah satu apartemen yang masih terlihat kokoh, megajaknya menaiki tangga. Lantai 3, kamar nomor 36, mereka masuk ke dalam.
Interiornya masih utuh, terlihat bagus, cocok untuk musim dingin. “Kalia sudah makan?” Tanya wanita muda itu. Kalia hanya menggeleng, dia memang belum makan, susah sekali menemukan makanan akhir akhir ini. Biasanya ibu yang memasakan makanan untuknya. Wanita muda itu membuatkan pancake dengan tuangan madu murni diatasnya. Kalia langsung menyantapnya dengan lahap, terlihat sekali kalau dia memang kelaparan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Danau Yang Menyimpan Kenangan
ActionKetika seseorang telah menempuh perjalanan yang sangat panjang, melelahkan, dan menyakitkan. Orang itu akan mulai mempertanyakan apa arti dari kehidupan ini, apa gunanya dia berjuang sampai sejauh ini dan apa yang dia perjuangkan benar benar sebandi...